LIVEPENGAJIAN SELASA MALAM RABU Pembacaan Manaqib Syeikh Abdul Qodir Al Jaelani Dan Sholawat Burdah. Majelis Talim Al Munawwarrah Jln Bratang Gede 3/G
Syeikh Arifin bin Ali bin Hasan Syeikh Arifin bin Ali bin Hasan Syeikh Arifin bin Ali bin Hasan Syeikh Arifin bin Ali bin Hasan Syeikh Arifin bin Ali bin Hasan Syeikh Arifin bin Ali bin Hasan Syeikh Arifin bin Ali bin Hasan Syeikh Arifin bin Ali bin Hasan Syeikh Arifin bin Ali bin Hasan Syeikh Arifin bin Ali bin Hasan Syeikh Arifin bin Ali bin Hasan Syeikh Arifin bin Ali bin Hasan Syeikh Arifin bin Ali bin Hasan Syeikh Arifin bin Ali bin Hasan Syeikh Arifin bin Ali bin Hasan
Diantaraulama-ulama Hijaz yang menjadi muridnya adalah Sayyid Syekh Hasan Masysyath (wafat 1399 H), Sayyid Alwi bin Abbas Am Maliki (wafat 1391 H), Sayyid Muhammad Amin Kutby (wafat 1404 H). adapun murid murid beliau dari nusantara antara lain Sayyid Muhsin Al Musawa (wafat 1354 H), Syeikh Yasin Al Fadany (wafat 1990 M), KH.
Syeikh Arifin Bin Ali Bin Hasan is a prominent figure in the Islamic world, known for his extensive knowledge and contributions to the religion. However, little is known about his nasab, or lineage, which is an important aspect of Islamic tradition. In this article, we will explore the history and significance of Syeikh Arifin Bin Ali Bin Hasan’s nasab. The Ancestry of Syeikh Arifin Bin Ali Bin Hasan Syeikh Arifin Bin Ali Bin Hasan was born to a family of scholars and intellectuals, who had a long-standing tradition of serving the Islamic community. His father, Ali Bin Hasan, was a renowned Islamic scholar and teacher, who had a large following of students and disciples. The lineage of Syeikh Arifin Bin Ali Bin Hasan can be traced back to the Prophet Muhammad, through his grandson, Imam Husayn. This lineage is known as the Hashemite lineage, and it is considered to be one of the most prestigious lineages in Islamic tradition. The Significance of Nasab in Islamic Tradition In Islamic tradition, nasab is considered to be an important aspect of one’s identity and status. It is a way of establishing a connection with one’s ancestors and their accomplishments, and it is also a way of demonstrating one’s legitimacy and authority in the community. Furthermore, nasab is also used to establish relationships between individuals and families, and it is often used as a basis for marriage and inheritance laws. The History of Syeikh Arifin Bin Ali Bin Hasan’s Nasab The lineage of Syeikh Arifin Bin Ali Bin Hasan can be traced back to the Prophet Muhammad, through his grandson, Imam Husayn. From Imam Husayn, the lineage continues through his son, Ali Zayn al-Abidin, and then through his son, Muhammad al-Baqir, and so on. Throughout history, the lineage of Syeikh Arifin Bin Ali Bin Hasan has produced many prominent scholars and leaders, who have contributed greatly to the Islamic world. These include Imam Ja’far al-Sadiq, who was a prominent scholar and teacher during the Islamic Golden Age, and Imam Muhammad al-Mahdi, who is believed by some to be the 12th and final Imam of Shia Islam. The Legacy of Syeikh Arifin Bin Ali Bin Hasan Syeikh Arifin Bin Ali Bin Hasan is known for his extensive knowledge of Islamic law and jurisprudence, and for his contributions to the Islamic community. He has written several books on various topics related to Islam, and he has also taught numerous students and disciples throughout his career. His legacy continues to live on, through his teachings and through the many students and disciples that he has trained over the years. He is also remembered for his contributions to the Islamic community, and for his unwavering dedication to the religion of Islam. Conclusion In conclusion, the nasab of Syeikh Arifin Bin Ali Bin Hasan is an important aspect of his identity and status in the Islamic world. It is a way of establishing a connection with his ancestors, and it is also a way of demonstrating his legitimacy and authority in the community. His lineage can be traced back to the Prophet Muhammad, through his grandson, Imam Husayn, and it has produced many prominent scholars and leaders throughout history. Syeikh Arifin Bin Ali Bin Hasan’s legacy continues to live on, through his teachings and through the many students and disciples that he has trained over the years.
SyaikhulIslam Abdurrahman bin Zayad, mufti Negri Hijaz dan Yaman. Syaikhul Islam Saiyid Abdurrahman ash-Shafawi. Imam Zainul Abidin Abu Makarim Muhammad bin Tajul Arifin Abi Hasan ash-Shiddiqi al-Bakri, yang merupakan murid dari Syaikhul Islam Zakaria al-Anshari. Penerus. Zainuddin al-Malibari memiliki banyak murid.
SEKILAS TENTANG SYAIKH ALI HASAN AL-HALABIBeliau dilahirkan di kota Zarqo, Yordania pada 29 Jumadil Tsani 1380 H 1960 M. Nama beliau adalah Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid al-Yafi al-Halabi al-Atsari. Al-Yafi nisbat pada tempat asal beliau Jaffa, di barat daya Palestina. Al-Halabi nisbat beliau kepada Aleppo, Syria. Al-Urduni nisbat pada tempat keluarganya berhijrah, Yordania. Dan al-Atsari menunjukkan manhaj beliau sebagai pengikut mulai mencari ilmu ketika berusia 20 tahun lebih sedikit. Guru beliau yang paling masyhur adalah ulama besar, ahli Hadits, Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani , kemudian ulama ahli sastra, Syaikh Abdul Wadud az-Zarori , dan ulama memiliki ijazah pengakuan dalam bidang agama secara umum dan hadits secara khususnya, dari beberapa ulama seperti Syaikh Badi`uddin as-Sindi, Syaikh Muhammad asy-Syanqithi dan Syaikh Ali dan Syaikh al-Albani Syaikh Ali al-Halabi merupakan pentahqiq peneliti, ahli Hadits dan beliau termasuk murid dan sahabat Syaikh al-Albani, bahkan termasuk murid dan sahabat khusus. Beliau banyak bermulazamah duduk belajar terhadap ulama, imam besar dalam ilmu dan dakwah ini yaitu Syaikh Ali mendampingi al-Imam al-Albani dalam sebagian safarnya dan banyak mendampingi pada saat mukimnya, menghadiri majelis-majelis beliau baik yang bersifat khusus maupun yang bersifat umum, mengikuti pertemuan-pertemuan ilmiah yang banyak nan beraneka ragam, dan itu berjalan dalam kurun waktu yang sangat lama sekali tidak kurang dari 1/4 abad. Dengan demikian Syaikh Ali sangat banyak mendapatkn manfaat dari jawaban-jawaban, pelajaran-pelajaran dan ilmu-ilmu yang beraneka ragam dari Syaikh al-Albani, yang hal ini hampir tidak didapat oleh yang Ali banyak membantu Imam al-Albani menyiapkan banyak karya-karyanya untuk diterbitkan, baik terkait dengan Hadits maupun lainnya, menyiapkan kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya, bermulazamah di akhir-akhir hidup Imam Albani di rumahnya dan di keduanya sangatlah erat, sehingga dengan banyak pertemuan-pertemuan Syaikh Ali bertambah dalam dan kuat ilmunya dan dapat menimba ilmu dari mata air salaf yaitu Imam al-Albani, mengambil metode ahli Hadits dalam belajar, memahami, menuntut ilmu dan pengamalan. Setelah itu, disebarluaskanlah ilmu yang banyak dan beraneka ragam yang telah didapat tersebut dalam bentuk buku-buku yang banyak, yang membahas dakwah, dan juga banyak menulis makalah-makalah berharga terkait dengan manhaj yang dimuat dalam majalah, surat kabar dan yang lainnya. Semua itu pada masa hidup Imam kerendahan hati ketika menulis, Syaikh Ali menyodorkan karya-karyanya kepada Syaikhnya dan gurunya yaitu Imam Albani untuk dimuroja’ah membacanya kembali, dan Imam Albani pun membaca kembali sebagian karyanya dan bahkan Imam Albani pun ridho untuk ditulis namanya di samping nama Pujian Syaikh al-Albani kepada Syaikh Ali Hasan al-Halabi Syaikh Albani benar-benar mengetahui karya-karya muridnya ini, yang berada di atas manhaj yang benar dan hujjah yang kuat, sehingga banyak memujinya dan mengarahkan para pembaca bukunya untuk membaca dan menelaah karya-karyanya. Imam Albani mengatakan tentangnya, “Dia Syaikh Ali termasuk saudara kita yang kuat dalam ilmu ini yaitu ilmu Hadits.” Lihat as-Silsilah as-Shohihah 2/720, as-Silsilah ad-Dho’ifah 1/7, as-Silsilah as-Shohihah 7/354-371 dan Su’al wa Jawab Haula Fiqil Waqi’ 26, karya Imam al-AlbaniDan Syaikh Albani mensifati Syaikh Ali dengan “sahabat kita yang mulia” dalam kitab Arrodul Mufhim 79, mensifati bantahan-bantahan Syaikh Ali dengan sebutan “bantahan yang berharga”, sebagaimana disebutkan dalam Adabuz Zifaf 7-8, menyebutkan dalam as-Silsilah as-Shohihah 7/947 tentang Ibnu Hajar ketika membawakan Hadits dalam kitabnya Atroful Musnad ”Telah memberikan faidah kepadaku saudara Ali Hasan melalui telepon, jazahullohu khoiron“ dan mengatakan dalam as-silsiah as-Shohihah 6/8 “Demikian pula saudara Ali al-Halabi, sungguh saya telah mendapatkan komentar-komentarnya yang ditulis pada kitab asli yang masih saya tulis dengan tanganku…”Dan Syaikh Albani memanggil Syaikh Ali di awal kitab ar-Roudhoh Nadiah 1/4 dengan sebutan ”Anak kami, sahabat kami, saudara Abul Harits” dan memanggilnya juga ”.. kepada sahabat kami dan tilmidz murid kami yang muda Ali al-Halabi…” demikian yang tertulis dalam kitab Hukmi Tariki as-Sholat tatkala muncul fitnah Abu Ruhayyim yang berbuat dzolim dan menuduh Syaikh Ali al-Halabi tentang akidahnya, maka Syaikh Albani mengatakan kepada Abu Ruhoyyim “Apabila akidahmu seperti akidahnya 3 syaikh yang kamu bela yaitu Bin Baz, Ibnu Utsaimin dan al-Albani, padahal akidah saudara Ali seperti mereka. Dan apabila akidahmu berbeda dengan akidahnya saudara Ali maka saya siap duduk denganmu untuk berdiskusi, pent.” Hal ini telah disebutkan oleh Syaikh Azmi al-Jawabiroh dalam risalahnya yang hal itu dipersaksikan juga oleh 2 saudara yang mulia Lafi asy-Syatorot dan Kamil al-Qoshshosh, itu terjadi pada tanggal 20 Robiul Awwal 1422H, dan Syaikh Azmi al-Jawabiroh menukil ucapan imam Albani, beliau mengatakan “saudara al-Halabi sebanding seribu satu Abu Ruhayyim”.Syaikh Abdul Aziz as-Sadhan menukil dari Syaikh al-Albani bahwa Syaikh Albani menjuluki Syaikh Ali sebagai “pemilik pena yang berjalan dan seorang ustadz yang produktif”. Sebagaimana yang disebutkan dalam kitab al-Imam al-Albani Durusun al-Mawaqif wa al-Ibar, hal. juga dalam risalah yang berjudul Sofahat Baidho’ min Hayati al-Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani, hal. 52 bersumber dari sebagian cucu Syaikh al-Albani, bahwasanya Syaikh al-Albani mengatakan “Dua orang yang paling menguasai ilmu hadits sekarang adalah Ali al-Halabi dan Abu Ishaq al-Khuwaini.”Syaikh yang mulia Abu Abdillah Azad pernah mendengar Syaikh al-Albani di rumah saudara Abdurrohim di Yordania bahwa beliau pernah ditanya tentang suatu hadits, tapi beliau tidak ingat dan tidak hapal derajatnya, beliau mengisyaratkan kepada Syaikh Ali ”Tanyakan al-Hafidz Ali al-Halabi”, maka kami pun menanyakan kepadanya pada saat Syaikh al-Albani ada di situ dan Syaikh Ali menjawab, ”Hadits itu shohih”, kemudian beliau berdiri dan masuk ke maktabah saudara Abdurrohim dan mengeluarkan hadits dari Shohih al-Jami’.”Abu Abdillah Azat juga pernah mengatakan, aku juga pernah bertanya pada Syaikh al-Albani ketika beliau hendak safar ke emirat, “Siapa yang paling layak kami tanya setelah Anda wahai Syaikh?” Maka beliau menjawab, “Bertanyalah kepada Ali al-Halabi karena dia paling dekat dengan sunnah.”Ini menunjukkan banyaknya pujian Syaikh al-Albani kepada muridnya yaitu Syaikh Ali al-Halabi dan kitab-kitabnya seraya mensifati dengan panggilan saudara, murid, syaikh, sahabat, dan lain sebagainya dari panggilan-panggilan penghormatan yang itu menunjukkan keistimewaannya dalam berbagai macam ilmu, dan syaikh Ali banyak ikut serta dalam berbagai macam tugas dan proyek ilmiah baik itu dalam masalah fikih, hadits, manhaj, sehingga tidak heran ketika syaikh Ali paling banyak disebutkan dalam kitab-kitab Syaikh Perkataan Para Ulama Terhadap Syaikh Ali Hasan Sesungguhnya dalam hidup, yang namanya pujian itu perkara yang biasa terjadi. Dan pujian kalau datang dari orang jahil maka kurang berarti, berbeda apabila pujian itu bersumber dari para ulama dan rekomendasi dari mereka, maka ini mengandung arti dan bertambah berarti lagi apabila datang fitnah dan tuduhan yang tidak-tidak di arahkan kepada seseorang. Oleh karena itu berikut ini kami nukilkan pujian para ulama kepada Syaikh Ali Hasan dan rekomendasi yang diarahkan kepadanya, untuk menghilangkan kedzolimanPujian Syaikh Bin Baz. Beliau mengatakan dalam memberikan taqridz terhadap kitab Syaikh Ali yang membantah Dr. al-Askar Saya memandang agar bantahan ini disebarkan karena mengandung faidah yang besar dan untuk menghilangkan kerancuan. Mudah-mudahan Alloh membalas Anda dengan balasan yang baik, dan saya telah memerintahkan untuk menyebarkanya di majalah al-Buhuts al-Islamiyah karena faidah yang beliau Syaikh Bin Baz juga mengatakan tentang kitab yang sama Dari Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz yang ditujukan kepada saudara yang mulia, shohibul fadhilah Syaikh Ali bin Hasan bin Abdul Hamid al-Halabi -waffaqohulloh lima fihi ridhohu-, salaamun alaikum warohmatulloh wabarokatuh, amma ba’du, surat Anda telah sampai kepadaku pada tanggal 25/11/1418H mudah-mudahan Alloh senantiasa memberikan hidayah dan petunjuk. Saya telah menelaah kitab bantahan Anda terhadap kitab Dr. Abdul Aziz al-Askar tentang diri yang mulia as-Syaikh al-Allamah Muhammad Nashiruddin al-Albani, saya menilai bahwa bantahan Anda adalah bantahan yang sangat berharga, membawa berkah lagi sangat memuaskan. Dan sungguh Anda telah menggunakan gaya bahasa yang bagus, dan Alloh telah memberikan taufiq kepadamu untuk bersikap lembut terhadap orang yang Anda bantah, saya meminta kepada Alloh agar melipatgandakan pahala…”Pujian Syaikh Ibnu al-Utsaimin. Berkata Ahmad bin Ismail as-syaukani, telah menceritakan kepadaku Abdulloh Qomaruddin al-Bakistani as-Salafi, beliau berkata, “As-Syaikh al-Imam Muhammad bin Sholih al-Utsaimin pernah ditanya tentang berbagai macam pertanyaan di musim haji tahun 1420 H dan beliau menjawabnya, kemudian dalam sebagian pertanyaan beliau mengisyaratkan kepada Syaikh Ali sambil mengatakan, “Tanyakanlah kepada al-Bahr lautan, istilah untuk orang yang banyak ilmunya”. Maka Syaikh Ali mengatakan, “Saya kira ini bercanda, saya bukan al-Bahr lautan dan tidak pula an-Nahr sungai tidak pula lainnya, nastaghfirulloh dan kita mengharap husnul khotimah akhir kehidupan yang baik”, kemudian berdo’a seperti do’a yang diucapkan Abu Bakar ash-Shiddiq tatkala mendapat pujian “Ya Alloh jangan kau siksa saya sebab apa yang yang mereka ucapkan, dan ampunilah saya terhadap apa yang tidak mereka ketahui dan jadikanlah saya lebih baik dari apa yang mereka duga”. Dan masih ada pujian al-Imam Ibnu Utsaimin terhadap Syaikh Ali di kesempatan-kesempatan Syaikh ahli Hadits Madinah, al-Allamah Hammad bin Muhammad al- Anshori Beliau memuji Syaikh Ali dan kehebatannya dalam bidang hadits sebagaimana dinukil oleh anaknya yang bernama Abdul Awwal bin Hammad al-Anshori dalam kitabnya al-Majmu’ fi Tarjamati al-Muhaddits as-Syaikh Hammad al-Anshori 2/598 dari bapaknya berkata, “Saya menduga bahwa Ali Hasan Abdul Hamid yang akan mengantikan Syaikh al-Albani.”Syaikh Sholih bin Abdul Aziz Alu Syaikh, Menteri Urusan Agama, Bimbingan dan Wakaf, Kerajaan Arab Saudi. Beliau punya hubungan yang sangat baik dengan Syaikh Ali sejak 20 tahunan, bahkan setelah datang fatwa lajnah, beliau pun mengundangnya dengan undangan resmi untuk menghadiri acara an-Nadwah al-Ilmiyah al-Qur’aniyah di Madinah tanggal 11 Jumadil Akhir 1421 Syaikh Sholih Alu Syaikh menulis kitab Hadzihi Mafahiimuna… mengirimkan kepada Syaikh Ali dan mengatakan tentang hadiahnya Kepada saudara yang baik, peneliti yang jeli, pemilik akal yang cemerlang dan pandangan yang tajam, Ali Hasan Abdul Hamid, mudah-mudahan Alloh senantiasa memberikan kekuatan untuk meninggikan bendera Sunnah sesuai petunjuk salaf…Begitu pula ketika menulis kitab at-Takmil Lima Fata Tahrijuhu min Irwa’ al-Gholil dan memberikan hadiah dan pujian dengan sebutan-sebutan penghormatan mirip di Syaikh Abdulloh al-Ubailan ditanya tentang celaan yang di arahkan kepada Syaikh Ali Hasan disebabkan menulis kitab Manhaj as-Salaf as-Sholih maka beliau menjawab, ”Saudara kita asy-Syaikh al-Allamah Ali adalah termasuk pembesar penyeru kepada dakwah salaf di Yordania dan negara-negara Syam, wala nuzakki allalloh ahada. Saya berharap perselisian antara kedua belah pihak adalah masuk dalam perselisihan dalam lingkup ijtihad Ahlus Sunnah, dan perkaya ini wajar terjadi, karena para salaf juga berselisih dalam hal yang lebih besar dari ini akan tetapi tidak saling mencela antara satu dengan yang lainnya…” kemudian Syaikh Ubailan menyebutkan ucapan Syaikhul Islam….”Dan Syaikh ahli Hadits Abdul Muhsin al-Abbad baru-baru ini di tanya tentang Syaikh Ali, yaitu pada tanggal 28 Nopember 2010 21 Dzul Hijjah 1431, beliau menjawab, ”Saya mengetahui, beliau di atas sunnah, ambillah ilmu darinya.”Begitu pula Syaikh al-Ubaikan pada tanggal 3 Januai 2011 pernah ditanya seseorang dari Iraq tentang Syaikh Ali Hasan dan seorang ulama dari Iraq, beliau menjawab, ”Kami tidak mengetahui tentang Syaikh kecuali kebaikan.”Dan masih banyak pujian para ulama baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia tentang Syaikh Ali di antaranya Syaikh al-Muhadits Muqbil al-Wadi’i, Syaikh Sa’ad al-Husyoyyin, al-Mustasyar ad-Dini Saudi di Yordania, Syaikh Husain bin Abdul Aziz Ali Syaikh, Imam dan khotib serta pengajar di masjid Nabawi, serta Hakim di Mahkamah Kubro, Syaikh Washiulloh Abbas, Syaikh Ibrohim ar-Ruhaili, ahli tafsir Muhammad Nasif ar-Rifa’i, as-Syaikh Hamd as-Syitwi, Syaikh Muhammad bin Syaikh Ali bin Adam al-Itsyuni, Syaikh Abdul Karim Khudair, Syaikh Abdul Malik ar-Romadhoni al-Jazairi dll. Termasuk salah seorang guru Syaikh Robi’ al-Madkholi yang berrnama Syaikh Abdul Wahab bin Marzuq al-Banna sangat memuji Syaikh Ali, beliau mengatakan, ”Perumpamaan al-Halabi kepada al-Albani adalah seperti Ibnul Qoyyim kepada Ibnu Taimiyah.” Sebagaimana yang telah didengar Syaikh Abdulloh Baibani al-A’ sebagian kemuliaan Syaikh Ali, ilmu, manhaj dan akidahnya. Dan kami dalam menyebutkan ini bukan berarti kami mengajak berbuat ghuluw berlebih-lebihan dan mengkultuskan serta menganggapnya ma’sum, sekali-kali tidak, akan tetapi ini semua agar kita mengetahui dan menghormati para ulama sebagaimana sabda Rosulullohلَيْسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ لَمْ يُجِلَّ كَبِيرَنَا وَيَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيَعْرِفْ لِعَالِمِنَا حَقَّهُ“Bukanlah termasuk golonganku orang yang tidak memuliakan yang tua, menyayangi yang muda dan mengenal hak orang alim di antara kami.” [HR Ahmad]Wa shollollohu ala nabiyina muhammad wa ala alihi wa shohbihi wa al-I’ al-Albani Durusun Mawaqif wa dari Majalah Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyyah Edisi 67, hal. 45-51. Majalah Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyyah awal terbit pada Ramadhan 1423 H/Nopember 2002, diterbitkan oleh Ma’had Ali Al-Irsyad Surabaya yang sekarang telah berubah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Ali bin Abi Thalib Surabaya. Abu Mundzir]
Padatahun 1276 H/1859 M, Mbah Kholil Belajar di Mekkah. Di Mekkah Mbah Kholil belajar dengan Syeikh Nawawi Al-Bantani (Guru Ulama Indonesia dari Banten). Diantara gurunya di Mekkah ialah Syeikh Utsman bin Hasan Ad-Dimyathi, Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan, Syeikh Mustafa bin Muhammad Al-Afifi Al-Makki, Syeikh Abdul Hamid bin Mahmud Asy-Syarwani.
Nasab Syeikh Arifin Bin Ali Bin Hasan 2022-08-18 By Rahmi On Agustus 18, 2022 In Kesehatan Syeikh Arifin Bin Ali Bin Hasan is a prominent figure in the Islamic world, known for his extensive knowledge and contributions to the religion. However, little is known about his nasab, or lineage, which is an important aspect of Islamic tradition. In this article, we will explore the history andContinue Reading
NasabHabib Ali bersambung kepada Rasulullah SAW, melalui jalur Sayiidina Husein, lengkap yaitu Habib Ali bin Muhammad bin Husein bin Abdullah bin Syeikh bin Abdullah bin Muhammad bin Husien bin Ahmad Shohibusy Sy'ib bin Muhammad Asghor bin Alwi bin Abubakar Al-Habsyi berlanjut terus sampai kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Sayyidatina Fatimah Az-Zahra.
Dokumentasiacara Maulid Nabi MUHAMMAD SAW pembacaan Maulid Syifa'ushsudur (Sholawat dan Tausiyah) di Tenggarong Kaltim
Selaindari Hadromaut, Syeikh 'Abdullah Basaudan juga menimba ilmu kepada 'Ulama dari Al Haromain, diantaranya dengan Habib 'Ali bin Muhammad Al Baity, Habib Muhsin bin Alwi Muqoibal, Habib Ahmad bin 'Alwi Ba Hasan Jamalullail dan Syeikh Muhammad bin Sholeh Ar Ro'is. Syeikh 'Abdullah Basaudan juga pernah berkelana ke Mesir dan
Namapenuh / Nasab beliau: Ali Zaenal Abidin Bin Abu Bakar bin Salim bin Hadi bin Salim Al Hamid bin Sheikh Abu Bakar. Berikut adalah sedikit sebanyak tentang latar belakang beliau: 1974 - 1992. Beliau dilahirkan pada hari Jumaat, 12 April 1974, selepas solat Jumaat di Bondowoso, Jawa Timur, Indonesia. Beliau anak ke-2 dari 6 adik-beradik (4
HabibHasan adalah anak sulung Habib Ja'far Assegaf yang lahir di Bogor pada 26 Februari 1977. Ia mendapat pendidikan awal dari ayahnya, kemudian meneruskan ke Pesantren Darul Hadits dan Darut Tauhid di Malang selama tiga tahun. Setelah itu ia juga sempat mengambil kuliah di IAIN Sunan Ampel, Malang. Tahun 1998, Habib Hasan membuka sekaligus
. bqd7ztzjvf.pages.dev/922bqd7ztzjvf.pages.dev/781bqd7ztzjvf.pages.dev/21bqd7ztzjvf.pages.dev/819bqd7ztzjvf.pages.dev/359bqd7ztzjvf.pages.dev/676bqd7ztzjvf.pages.dev/203bqd7ztzjvf.pages.dev/663bqd7ztzjvf.pages.dev/845bqd7ztzjvf.pages.dev/936bqd7ztzjvf.pages.dev/23bqd7ztzjvf.pages.dev/971bqd7ztzjvf.pages.dev/361bqd7ztzjvf.pages.dev/76bqd7ztzjvf.pages.dev/83
nasab syeikh arifin bin ali bin hasan