Satusendok makan (14 gram) butter mengandung 102 kalori dan 11,52 gram lemak, yang mana 7,29 gram disumbangkan oleh lemak jenuh. Sementara lemak dalam minyak goreng tergantung dari bahan dasar, yang mana umumnya digunakan di Indonesia adalah minyak kelapa sawit dan jagung. Kedua jenis minyak goreng ini juga mengandung lemak tak jenuh.
Faktor-Faktor Lingkungan Internal Seperti halnya di PKS Rambutan, faktor-faktor lingkungan internal pada PMG Cap Sendok diperoleh berdasarkan hasil wawancara yang mendalam dengan para pakar dan tinjauan langsung ke lokasi penelitian. Faktor-faktor tersebut dikaji dari berbagai aspek internal yang berkaitan erat bagi peningkatan mutu CPO. Adapun faktor-faktor lingkungan internal tersebut dapat dilihat pada Tabel 36. Tabel 36. Faktor-Faktor Lingkungan Internal PMG Cap Sendok No Faktor Lingkungan Internal Bobot A. Kekuatan 1 Mutu bahan baku yang terjamin 2 Penanganan bahan baku yang baik 3 SOP yang baku 4 Pemeliharaan mesin dan peralatan 5 Tenaga kerja terlatih yang dimiliki 6 Dukungan keuangan yang kuat 7 Harga yang bersaing B. Kelemahan 1 Ketersediaan bahan baku yang berkelanjutan 2 Teknologi proses yang sudah lama 3 Mesin dan peralatan yang sudah tua 4 Kapasitas produksi dalam memenuhi permintaan 5 Fungsi dan fasilitas R & D yang terbatas 6 Infrastruktur yang kurang mendukung 7 Lokasi pabrik yang tidak mendukung 8 Fasilitas laboratorium yang kurang memadai 9 Sistem operasi sanitasi yang belum berjalan baik 10 Sistem pengemasan yang manual Berdasarkan Tabel 36 terlihat bahwa terdapat 17 faktor lingkungan internal, yang terdiri dari tujuh faktor yang menjadi kekuatan dan 10 faktor yang menjadi kelemahan. Kekuatan yang dimiliki perusahaan menjadi faktor yang sangat menguntungkan bagi aktivitas perusahaan, sedangkan kelemahan yang dimiliki perusahaan merupakan faktor yang bisa merugikan aktivitas perusahaan jika tidak ditangani dengan baik. Penilaian faktor lingkungan tersebut dilakukan dengan pairwise comparison dari metode AHP. Perhitungan bobot untuk faktor lingkungan dilakukan dengan bantuan software Expert Choice 2000. Tiga faktor kekuatan yang memiliki bobot tertinggi secara berurutan adalah mutu bahan baku yang terjamin penanganan bahan baku yang baik dan SOP yang baku sedangkan untuk faktor kelemahan adalah Ketersediaan bahan baku yang berkelanjutan mesin dan peralatan yang sudah tua dan teknologi proses yang sudah lama Faktor-Faktor Lingkungan Eksternal Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi yang mendalam dengan para pakar dan tinjauan langsung di lokasi penelitian, diperoleh faktor-faktor lingkungan eksternal sebanyak 10 faktor yang terdiri dari lima faktor yang menjadi peluang dan lima faktor yang menjadi ancaman. Adapun faktor-faktor lingkungan eksternal dapat dilihat pada Tabel 37. Tabel 37. Faktor-Faktor Lingkungan Eksternal PMG Cap Sendok No Faktor-faktor Lingkungan Eksternal Bobot A. Peluang 1 Diversifikasi produk dari CPO yang semakin beragam 2 Peningkatan konsumsi minyak goreng sawit di dunia 3 Peningkatan pola hidup sehat 4 Pola kemitraan yang baik 5 Hubungan dengan pemasok yang terbina baik D. Ancaman 1 Harga bahan baku CPO yang tinggi 2 Keberadaan industri yang sejenis 3 Perubahan teknologi proses yang terus berkembang maju 4 Tuntutan konsumen terhadap mutu yang semakin tinggi 5 Adanya substitusi produk yang sejenis Berdasarkan Tabel di atas, terlihat bahwa tiga faktor peluang paling utama adalah peningkatan pola hidup sehat hubungan dengan pemasok yang terbina baik dan pola kemitraan yang baik sedangkan tiga faktor ancaman utama yang mempengaruhi perusahaan dalam pengendalian mutu adalah tuntutan konsumen terhadap mutu yang semakin tinggi perubahan teknologi proses yang semakin berkembang maju dan harga bahan baku CPO yang tinggi Hasil penilaian peluang dan ancaman oleh masing-masing pakar dilakukan dengan pairwise comparison dari metode AHP. Keluaran hasil perhitungan pembobotan diolah menggunakan software Expert Choise 2000. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation IFE dan External Factor Evaluation EFE Matriks Internal Factor Evaluation IFE dan External Factor Evaluation EFE merupakan hasil pemodelan data dari faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Matriks IFE Internal Factor Evaluation digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting, sedangkan matriks EFE Eksternal Factor Evaluation digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal yang berkaitan dengan peluang dan ancaman bagi perusahaan. Kedua matriks tersebut kemudian digabungkan ke dalam satu matriks yang disebut matriks IE internal eksternal. Tujuan matriks tersebut adalah untuk memperoleh data strategi yang lebih detail mengenai posisi internal dan eksternal perusahaan. Berdasarkan hasil analisis Matriks IE diperoleh total nilai faktor kekuatan sebesar 3,893 dan total nilai faktor kelemahan sebesar 1,448. Hal tersebut memperlihatkan bahwa kekuatan internal perusahaan lebih besar dari pada kelemahan internal perusahaan. Hasil evaluasi faktor eksternal memperlihatkan bahwa total nilai peluang yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan sebesar 3,070 dan total nilai ancaman sebesar 1,566. Hal tersebut memperlihatkan bahwa perusahaan memiliki peluang eksternal yang lebih besar dibandingkan ancaman eksternal yang dihadapinya. Adapun Internal Factor Evaluation IFE dan External Factor Evaluation EFE dapat dilihat pada Tabel 38. Tabel 38. Internal Factor Evaluation IFEdan External Factor Evaluation EFE Faktor Lingkungan Internal Bobot Rating Skor A. Kekuatan 1 Mutu bahan baku yang sesuai 0,325 4 1,300 2 Penanganan bahan baku yang baik 0,198 4 0,792 3 SOP yang baku 0,147 4 0,588 4 Pemeliharaan mesin dan peralatan 0,100 4 0,400 5 Tenaga kerja terlatih yang dimiliki 0,120 4 0,480 6 Dukungan keuangan yang kuat 0,057 3 0,171 7 Harga yang bersaing 0,054 3 0,162 Total nilai faktor kekuatan 3,893 B. Kelemahan 1 Ketersediaan bahan baku yang berkelanjutan 0,227 2 0,454 2 Teknologi proses yang sudah lama 0,151 1 0,151 3 Mesin dan peralatan yang sudah tua 0,174 1 0,174 4 Kapasitas produksi dalam memenuhi permintaan 0,027 2 0,054 5 Fungsi dan fasilitas R & D yang terbatas 0,022 1 0,022 6 Infrastruktur yang kurang mendukung 0,083 2 0,166 7 Lokasi pabrik yang tidak mendukung 0,107 1 0,107 8 Fasilitas laboratorium yang kurang memadai 0,044 1 0,044 9 Sistem operasi sanitasi yang belum berjalan baik 0,111 2 0,222 10 Sistem pengemasan yang manual 0,054 1 0,054 Total nilai faktor kelemahan 1,448 NILAI POSISI INTERNAL 2,445 C. Peluang 1 Diversifikasi produk dari CPO yang semakin beragam 0,063 3 0,189 2 Peningkatan konsumsi minyak goreng sawit di dunia 0,073 4 0,292 3 Peningkatan pola hidup sehat 0,385 3 1,155 4 Pola kemitraan yang baik 0,153 3 0,459 5 Hubungan dengan pemasok yang terbina baik 0,325 3 0,975 Total nilai faktor peluang 3,070 D. Ancaman 1 Harga bahan baku CPO yang tinggi 0,186 2 0,372 2 Keberadaan industri yang sejenis 0,101 1 0,101 3 Perubahan teknologi proses yang terus berkembang maju 0,258 1 0,258 4 Tuntutan konsumen terhadap mutu yang semakin tinggi 0,379 2 0,758 5 Adanya substitusi produk yang sejenis 0,077 1 0,077 Total nilai faktor ancaman 1,566 NILAI POSISI EKSTERNAL 1,504 Berdasarkan evaluasi faktor internal dan eksternal dapat diketahui bahwa posisi perusahaan berada pada sel VIII, dimana nilai posisi internal total nilai kekuatan-kelemahan adalah 2,445 dan nilai posisi eksternal total nilai peluang-ancaman adalah 1,504. Posisi perusahaan pada sel VIII menunjukkan strategi panen atau divestasi. Posisi perusahaan dapat dilihat pada Gambar 10. TOTAL NILAI FAKTOR INTERNAL Kuat Sedang Lemah Tinggi I II III Sedang IV V VI TOTAL NILAI FAKTOR EKSTERNAL Lemah VII Posisi Perusahaan VIII IX Gambar 10. Posisi Matriks IFE dan EFE PMG Cap Sendok, PT. Astra Agro Lestari, Tbk Perumusan Alternatif Strategi Pengendalian Mutu Analisa terhadap lingkungan perusahaan memperlihatkan bahwa faktor lingkungan internal yang paling berpengaruh adalah bahan baku, produksi dan operasi, mesin dan alat serta sumber daya manusia, sedangkan faktor lingkungan eksternal yang paling berpengaruh adalah konsumen, teknologi proses, pemasok, pesaing dan produk substitusi. Analisis matriks IFE dan EFE memberikan hasil bahwa posisi PMG Cap Sendok berada pada sel VIII, dimana posisi perusahaan ini mendukung untuk melakukan strategi panen atau divestasi. Strategi panen atau divestasi jika diaplikasikan dalam matriks SWOT adalah strategi S-O, dimana PMG Cap Sendok menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Jika posisi perusahaan bergeser, maka perusahaan harus menyesuaikan strategi yang akan dilaksanakan. Adapun perumusan alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT dapat dilihat pada Gambar 11. Berdasarkan kondisi dan analisis Matriks SWOT, maka alternatif strategi yang dapat dilaksanakan oleh pihak perusahaan dalam mengendalikan mutu produknya saat ini adalah sebagai berikut 1. Pengembangan dan pelatihan Sumber Daya Manusia SDM terutama terkait dengan sistem HACCP S2,3,5,6 & O2-3 2. Pemberian sertifikasi ISO dan HACCP untuk memberikan jaminan mutu kepada konsumen dalam peningkatan kualitas produk S1-7 & O2-5 3. Peningkatan teknologi produksi dengan perubahan mesin dan peralatan yang lebih maju S3-6 & O1-4 4. Pengembangan diversifikasi produk yang berorientasi ekspor, yaitu dengan mengadakan aliansi strategis dengan perusahaan minyak goreng asing dengan cara mem-blending minyak sawit dengan minyak kedelai, minyak sawit dengan minyak jagung, minyak sawit dengan minyak nabati lain di negara tujuan ekspor. S5-6 & O1,4. Internal Factors Analysis Strategic IFAS Eksternal Factors Analysis Strategic EFAS KEKUATAN S 1. Mutu bahan baku yang sesuai 2. Penanganan bahan baku yang baik 3. SOP yang baku 4. Pemeliharaan mesin dan peralatan yang sudah tua 5. Tenaga kerja terlatih yang dimiliki 6. Dukungan keuangan yang kuat 7. Harga yang bersaing KELEMAHAN W 1. Ketersediaan bahan baku yang berkelanjutan 2. Teknologi proses yang sudah lama 3. Mesin dan peralatan yang sudah tua 4. Kapasitas produksi dalam memenuhi permintaan 5. Fungsi dan fasilitas R & D yang terbatas 6. Infrastruktur yang kurang mendukung 7. Lokasi pabrik yang tidak mendukung 8. Fasilitas laboratorium yang kurang memadai 9. Sistem operasi sanitasi yang belum berjalan baik 10. Sistem pengemasan yang manual PELUANG O 1. R&D yang berkembang maju 2. Peningkatan konsumsi minyak goreng sawit di dunia 3. Peningkatan pola hidup sehat 4. Pola kemitraan yang baik 5. Tersedianya pemasok bahan baku Strategi S-O 1. Pengembangan dan pelatihan SDM terutama terkait dengan sistem HACCP S2,3,5,6 & O2-3 2. Sertifikasi ISO dan HACCP untuk memberikan jaminan mutu kepada konsumen dalam peningkatan kualitas produk S1-7 & O2-5. 3. Peningkatan teknologi produksi dengan perubahan mesin dan peralatan yang lebih maju S3-6 & O1-4. 4. Pengembangan diversifikasi produk yang berorientasi ekspor, yaitu dengan mengadakan aliansi strategis dengan perusahaan minyak goreng asing dengan cara mem-blending minyak sawit dengan minyak kedelai, minyak sawit dengan minyak jagung, minyak sawit dengan minyak nabati lain di negara tujuan ekspor. S5-6 & O1,4. Strategi W-O 1. Efisiensi dan efektifitas dalam pelaksanaan produksi W1-4 & O2,5 2. Peningkatan teknologi produksi dengan perubahan mesin dan peralatan yang lebih maju W2-5,8,10 & O1-4 3. Pembangunan sistem operasi sanitasi yang baik / SSOP W6-10 & O3 4. Peningkatan kualitas produk dengan cara memproduksi makanan yang baik / membangun sistem GMP W1-10 & O1-5 5. Pembangunan kemitraan yang lebih baik dengan pemasok W1,4,7 & O4-5 ANCAMAN T 1. Harga bahan baku CPO yang tinggi 2. Keberadaan industri yang sejenis 3. Perubahan teknologi proses yang semakin berkembang maju 4. Tuntutan konsumen terhadap mutu yang semakin tinggi 5. Adanya substitusi produk yang sejenis Strategi S-T 1. Peningkatan kualitas produk dengan kinerja yang tinggi S3,5,7 & T1-5 2. Peningkatan teknologi produksi S2-7 & T2-3 3. Pengembangan produk baru/diversifikasi produk S1-5,7 & T2,3,5 4. Pembangunan kepercayaan konsumen dengan sistem jaminan mutu yang tersertifikasi S1-7 & T2-5 Strategi W-T 1. Pembangunan kemitraan yang lebih baik dengan pemasok W1,4 & T1,2,5 2. Penerapan sistem GMP W2-4, 6-10 & T2-5 3. Penerapan sistem SSOP W3,6-10-10 & T2,4 4. Penerapan sistem jaminan mutu yang tersertifikasi W2-4,6-10 & T2-5
7Pengganti Minyak Goreng Kelapa Sawit. 1. Olive Oil atau Minyak Zaitun. Melansir dari Medical News Today, minyak zaitun mengandung lemak tak jenuh tunggal, termasuk asam oleat dan polifenol, yang memiliki sifat anti-inflamasi. Polifenol dapat memperlambat perkembangan kanker dan penyakit kardiovaskular dan neurodegeneratif lainnya.
PT. ASTRA AGRO LESTARI, Tbk Sejarah Perusahaan PT. Astra Agro Lestari Tbk biasa disebut PT. AAL adalah salah satu perusahaan agribisnis terbesar di Indonesia yang bisnis intinya core business bergerak dalam bidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit. PT. AAL merupakan salah satu anak perusahaan PT. Astra Internasional Tbk. Astra International Group yang termasuk dalam Divisi Astra Resources untuk industri yang berbasis agribisnis perkebunan dan perkayuan. Astra Internasional itu sendiri merupakan salah satu konglomerasi terbesar di Indonesia yang pada awal kegiatan operasionalnya bergerak dalam bidang usaha perdagangan umum terutama hasil bumi. Kemudian Astra Internasional melakukan perluasan usaha ke bidang distribusi kendaraan dan alat-alat berat serta komponen kendaraan bermotor, di samping melakukan penyertaan saham baik secara langsung maupun tidak langsung pada anak-anak perusahaan dan juga kepada perusahaan yang mempunyai hubungan afiliasi yang bergerak dalam berbagai usaha antara lain kendaraan bermotor, jasa keuangan, industri, perkebunan serta usaha-usaha lainnya. PT. Astra Agro Lestari Tbk. semula didirikan dengan nama PT. Suryaraya Cakrawala sesuai Akte Pendirian No. 12 tanggal 3 Oktober 1988, kemudian pada tahun 1989 berubah nama menjadi PT. Astra Agro Niaga berdasarkan Akte Perubahan No. 9 tanggal 4 Agustus 1989. Akte Pendirian perusahaan dan perubahannya telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam SK No. tanggal 31 Oktober 1989 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 101 Tambahan No. 3626 tanggal 19 Desember 1989. Pada tanggal 30 Juni 1997, perusahaan melakukan penggabungan usaha dengan PT. Suryaraya Bahtera salah satu pemegang saham terbesar. Sehubungan dengan penggabungan usaha tersebut, nama perusahaan diubah menjadi PT. Astra Agro Lestari Tbk. PT. AAL. PT. AAL yang bergerak dalam bidang perkebunan melaksanakan kegiatan usaha mulai dari penanaman, panen, pengolahan dan perdagangan hasil produksinya dilaksanakan oleh Perseroan sendiri maupun dioperasikan melalui 42 anak perusahaan dengan berbagai nama perusahaan yang masuk di dalam 53 beberapa Direktorat yang terbagi di beberapa Divisi Bisnis PT. AAL seluruh Indonesia, yang terdiri dari 30 perusahaan yang bergerak dalam bidang kakao, lima perusahaan dalam perkebunan teh, serta satu perusahaan dalam bidang pengolahan bahan baku CPO menjadi minyak goreng yang pabriknya berada di Tanjung Morawa Medan. Lokasi Pabrik Pabrik Refining and Fractionation, PT. Astra Agro Lestari, Tbk berada di jalur trans Medan – Siantar, tepatnya di kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Lokasi pabrik sekitar 300 meter dari persimpangan jalan trans Siantar – Medan. Lokasi pabrik tersebut sangat strategis karena terletak di daerah yang dekat dengan jalan utama sehingga memudahkan sarana transportasi. Struktur Organisasi Perusahaan Pada struktur organisasi perusahaan yang ditunjukkan di Lampiran 5, Divisi Refinery berada di bawah naungan direktorat Downstream Industries DSI dimana Divisi Refinery ini menangani pengolahan serta penjualan dan pemasaran turunan minyak kelapa sawit CPO. Sebagai divisi dalam PT. AAL yang memproduksi minyak goreng dengan merek dagang Cap Sendok. Divisi Refinery yang dipimpin oleh seorang General Manager mempunyai tiga departemen yang masing-masing dipimpin oleh seorang manajer yang menjabat sebagai kepala departemen Department Head, yaitu departemen pabrik, departemen administrasi dan departemen marketing/pemasaran. Masing-masing manajer dalam menjalankan tugasnya, dibantu oleh beberapa asisten manajer untuk melaksanakan tugas-tugas operasionalnya. Antar departemen pabrik, pemasaran serta administrasi mempunyai keterkaitan satu sama lain, seperti misalnya departemen pemasaran bekerja sama dengan departemen pabrik dalam merencanakan jumlah produksi yang harus dilakukan berdasarkan informasi pasar yang diperoleh departemen marketing. Departemen administrasi bekerja sama dengan departemen pabrik dan departemen 54 marketing dalam mengelola anggaran biaya produksi dan biaya pemasaran. Bagan struktur organisasi ini dapat dilihat pada Lampiran 5. Kepala Divisi Refinery bertugas untuk mengkoordinasikan seluruh manajer untuk mencapai tujuan perusahaan, menetapkan sasarn yang cukup luas serta kebijakan untuk mencapainya, memahami kendala yang terjadi dan merumuskan kembali kebijakan yang harus ditetapkan, serta memastikan strategi berjalan baik sehingga visi dan misi terwujud sesuai dengan rencana. Adapun tugas-tugas dari masing-masing departemen yang dibawahi oleh Divisi Refinery dapat diuraikan sebagai berikut 1. Departemen Pabrik Factory Departemen pabrik dipimpin oleh seorang Manajer Pabrik Factory Manager. yang dibantu oleh Deputy Manager. Manajer Pabrik membawahi langsung QAA Quality Assurance Assistance, Asisten PPIC Product Planning and Inventory Control dan Asisten SHE Safety Health and Environment, sedangkan Deputi Manajer Pabrik membawahi langsung asisten permesinan Maintenance Asistance, Kepala Proses dan Kepala Packing. 2. Departemen Administrasi Departemen Administrasi dipimpin oleh seorang Manajer Administrasi dan membawahi langsung empat sub bagian, yaitu Logistic, Finance & Accounting, HRGA dan Gudang. Tiap-tiap bagian dipimpin oleh Kepala Bagian, dimana bagian Logistic membawahi Procurement dan Expedisi. Bagian Finance & Accounting membawahi bagian Finance dan Accounting. Bagian Human Resources and General Affair HRGA membawahi personalia umum. Bagian kepala gudang membawahi gudang pabrik dan gudang packing. Bagian Logistic adalah bagian yang mengelola unit kerja procurement dan expedisi yang bertugas untuk mengelola persediaan dan persiapan untuk produksi pabrik serta packing yang menyangkut kepada pemesanan bahan baku, bahan penunjang, bahan bakar, material consumable dan spare part mesin pabrik dengan pihak pemasok. Unit kerja gudang mengatur persediaan barang, stock barang jadi, stock bahan baku serta lain-lain barang yang 55 tersimpan sebagai stock gudang dan bagian expedisi memonitor kelancaran pengiriman produk dan penerimaan bahan baku. Bagian personalia bertanggung jawab terhadap seluruh karyawan pada waktu bertugas di perusahaan, mengatur perekrutan, menempatkan tenaga kerja dan pengembangan karier. Sedangkan bagian finance dan accounting bertugas dalam hal keuangan untuk mengatur dan memonitor biaya produksi maupun biaya pemasaran, mengeluarkan pembayaran, mengelola semua arus keuangan perusahaan serta membuat laporan keuangan. 3. Departemen Pemasaran Marketing Departemen marketing/pemasaran dipimpin oleh seorang manajer pemasaran yang membawahi dua regional sales manager dan marketing and sales support, membuat perencanaan atau target penjualan, dan meneteapkan strategi pemasaran seperti melakukan promosi, menembus pasar baru yang tepat sesuai dengan kebijakan perusahaan. Saat ini kepala divisi refinery juga merangkap sebagai manajer pemasaran. Pemasaran minyak goreng Cap Sendok saat ini baru mencapai wilayah Sumatera dan Jawa, sehingga Regional sales manager tersebut masing-masing bertanggung jawab atas pemasaran dan penjualan untuk daerah Sumatera dan daerah Jawa. Selanjutnya masing-masing regional sales manager untuk Jawa membawahi supervisor area Jakarta dan Lampung, supervisor Jawa Barat dan supervisor Jawa Timur. Keseluruhan supervisor tersebut memiliki tugas untuk mencapai target yang ditentukan manajemen seperti target distribusi, volume penjualan, memonitor saluran distribusi, mengetahui persediaan barang di tiap-tiap area, serta memenuhi permintaan distributor. Selain itu supervisor area harus mampu mengetahui situasi dan kondisi yang terjadi di pasar dengan menganalisa kendala ataupun peluang yang ada, sebagai wakil manajemen atau perusahaan principle dalam menjaga hubungan dengan pihak distributor dan pedagang perantara lainnya. Pada bagian marketing and sales support membawahi bagian sales promotion and costumer service, administrasi computer data centre, serta marketing research. Bagian sales promotion and customer service membuat perencanaan dan menjalankan kegiatan promosi penjualan minyak goreng Cap 56 Sendok serta layanan pra jual maupun purna jual pada pelanggannya. Bagian administrasi komputer dan pusat data bertugas untuk mengumpulkan data guna keperluan pemasaran dan penjualan produknya yang didukung oleh sistem informasi yang dimiliki perusahaan, sedangkan bagian market research melakukan survey atau riset berdasarkan tujuan pemasaran yang ingin dicapai. Produk dan Bahan Baku Pabrik Refining and Fractionation, PT. Astra Agro Lestari, Tbk merupakan pabrik pengolahan CPO menjadi minyak goreng yang terdiri dari minyak goreng curah bulking dan minyak goreng dengan merek Cap Sendok dan Palmeco. Minyak goreng curah dan Cap Sendok dipasarkan di dalam negeri dan minyak goreng Palmeco dipasarkan di luar negeri ekspor. Untuk minyak goreng Cap Sendok, dipasarkan ke toko-toko, swalayan dan supermarket, sedangkan yang curah dipasarkan ke warung, grosir dan pasar tradisional. Bahan baku CPO diperoleh dari pabrik sendiri, yang berasal dari Aceh dan sebagian berasal dari PKS swasta. Untuk minyak goreng Cap Sendok dan Palmeco, seratus persen CPO berasal dari pabrik sendiri, sedangkan untuk curah, CPO berasal dari pabrik sendiri dan dari pabrik swasta. Proses Produksi Minyak Goreng Cap Sendok Proses pengolahan minyak goreng Cap Sendok di PT. Astra Agro Lestari, Tbk terdiri dari dua tahapan proses, yaitu proses refining dan proses fractionation. Pada dasarnya, proses refining ada dua jenis yaitu Chemical refining dan physical refining. Pada chemical refining digunakan bahan kimia penolong, namun biaya operasinya sangat mahal, sedangkan physical refining lebih murah dan lebih mudah pelaksanaannya. PT. Astra Agro Lestari, Tbk menggunakan physical refining yang terdiri dari beberapa tahapan proses di bawah ini 1. Pretreatment section, 2. Degumming section, 3. Bleaching section, dan 4. Deodorization section. 57 Hasil dari proses pemurnian refining diperoleh minyak RBDPO Refined Bleached Deodorized Palm Oil dan PFAD Palm Fatty Acid Destillate. Proses Fractionation menggunakan Dry fractionation yang terdiri dari tiga tahapan proses sebagai berikut 1. Tahap persiapan dan pengkondisian minyak Preparation tank 2. Tahap pembentukan kristal Crystalizer tank 3. Tahap filtrasi Filter press Kapasitas pabrik ini dalam mengolah minyak goreng Cap Sendok adalah 200 ton/hari. Diagram alir proses produksi minyak goreng Cap Sendok dapat dilihat pada Lampiran 4. A. Physical Refining 1. Pretreatment section Pretreatment section adalah proses pendahuluan yang dilakukan terhadap CPO Crude Palm Oil sebagai bahan baku, dimana CPO ini terlebih dahulu diuji di laboratorium sesuai persyaratan yang telah ditentukan. CPO yang datang dari PKS dicurahkan ke dalam loading dan akan mengalami pemanasan pendahuluan sebelum ditransfer ke dalam tangki timbun storage tank bahan baku. Media pemanas yang digunakan adalah steam yang mengalir di dalam pipa coil yang terdapat di dasar loading. Pada storage tank, CPO dipanaskan hingga suhu 50–60oC maksimal dengan tujuan agar CPO tidak membeku sehingga memudahkan pengaliran CPO. CPO dari storage tank ditransfer ke intermediate tank dengan menggunakan pompa. Dalam intermediate tank, CPO dipanaskan kembali hingga mencapai suhu 60–70oC. Selanjutnya, CPO dipompakan ke pemanas heat exchanger, namun sebelumnya disaring terlebih dahulu di bucket stryner filter. Heat exchanger digunakan untuk memanaskan CPO pada saat start-up pabrik dan saat RBDPO sudah dihasilkan. Setelah CPO yang dipanaskan mencapai suhu 80–90oC, kemudian dipompakan ke tangki pengering dryer vessel. Tangki ini bekerja pada tekanan vakum, dimana berfungsi sebagai pengering dengan menguapkan kandungan air pada CPO dengan cara sprayer pada ruang hampa tersebut. 58 2. Degumming section CPO dari dryer tank dialirkan dengan pompa menuju ke tangki pengolahan degumming tank, dimana sebelumnya CPO dicampur dengan phosporic acid H3PO4 untuk memudahkan pelepasan getah yang dikandung CPO. Tangki degumming dilengkapi dengan pengaduk mixer static yang berfungsi untuk menghomogenkan larutan minyak. Pada proses degumming ditambahkan bleaching earth BE yang bertujuan untuk mengeluarkan heavy metal dan kotoran lainnya hasil hidrasi. Dengan demikian, pada tangki ini sudah tercampur H3PO4 dan BE. Dari degumming tank, minyak dipompakan menuju bleaching tank. 3. Bleaching section CPO yang keluar dari degumming tank dialirkan menuju bleacher tank. Bleacher tank ini juga dilengkapi dengan pengaduk yang fungsinya untuk menghomogenkan larutan minyak CPO dengan BE. Bleacher tank ini beroperasi pada tekanan vakum 50-60 mBar. Fungsi dari bleacher tank adalah untuk memucatkan warna dari CPO, dimana BE akan mengikat karoten yang terdapat pada CPO. Hasil minyak BPO dari bleacher tank kemudian dialirkan atau dipompakan menuju ke niagara filter untuk menjernihkan minyak. Spent earth yang sudah dipisahkan akan dibuang melalui bottom niagara filter dengan cara mem-blowing terlebih dahulu dengan menggunakan uap yang bertekanan maksimum 3 Bar. Apabila minyak BPO tersebut keruh maka akan disirkulasikan kembali ke bleacher tank lalu kembali ke niagara filter hingga minyak BPO benar-benar jernih. Tekanan pada niagara filter tidak bisa lebih dari 1,4 Bar agar penyaringan minyak dapat berjalan dengan lancar dan niagara filter tidak padat dengan spent earth sehingga tidak merusak filter card yang terdapat pada niagara filter tersebut. Minyak BPO yang sudah jernih kemudian dipompakan menuju intermediate tank BPO. Dari intermediate tank ini BPO dialirkan menuju polishing filter dengan menggunakan pompa. Polishing filter ini menggunakan filter bag yang mempunyai dua jenis ukuran, yaitu ukuran 40 µ dan 10 µ. Filter bag ukuran 40 µ ini digunakan untuk menyaring BPO yang 59 berasal dari intermediate tank, sedangkan ukuran 10µ digunakan untuk menyaring minyak RBDPO yang berasal dari cooler. Polishing filter untuk BPO dan RPO masing-masing ada empat buah, dimana ada dua buah ukuran panjang dan dua buah ukuran pendek. Kemudian minyak BPO yang sudah disaring akan dipompakan ke Deaerator/Deodorization section untuk diolah lebih lanjut sehingga menghasilkan RPO. 4. Deodorization section Setelah CPO mendapat perlakuan penghilangan air dryer, mengikat gum degumming dan pemucatan bleaching, maka CPO disebut dengan Bleaching Palm Oil BPO. BPO ini diproses lagi untuk menghasilkan RBDPO Refined Bleached Deodorized Palm Oil atau sering juga disebut dengan RPO Refined Palm Oil. Pada proses deodorisasi, yang digunakan adalah proses physical refining untuk memisahkan free fatty acid FFA, zat warna berupa pigmen, air, heavy metal, dan bahan lain yang dapat menimbulkan bau dan rasa yang tidak enak. Tahapan proses deodorisasi adalah sebagai berikut ƒ Deaerator BPO yang berasal dari polishing filter dipompa menuju deaerator. Deaerator berfungsi menghilangkan kembali kadar air dan gas yang masih ada dalam minyak sebagai penyebab oksidasi. Didalam deaerator terbentuk kondisi sedemikian rupa sehingga air menguap dan dihisap oleh sistem vakum yang dihasilkan oleh steam jet injector. Pada kondisi tersebut, minyak belum dapat menguap sehingga tidak mudah terhisap. Dengan terbentuknya kondisi vakum, tekanan uap larutan BPO akan turun sehingga suhu uap air dan gas-gas akan kecil. Dengan suhu 100–110oC sudah cukup untuk menghilangkan uap air dan gas-gas. BPO masuk deaerator dengan cara spray yang menggunakan nozzle sehingga akan memudahkan air dan gas untuk menguap. Uap air beserta gas akan lewat melalui pipa vakum menuju ke direct lalu dibuang ke Hot Well. Agar kondensat ini dapat dipakai kembali maka dipompakan ke Barometric Cooling Tower untuk didinginkan. BPO yang dihasilkan 60 dialirkan menuju spiral Heat Exchanger untuk dinaikkan suhunya dengan menggunakan media pemanas yang bersuhu sekitar 265oC. ƒ Heat Exchanger Didalam heat exchanger terdapat pemanas yang berbentuk spiral tersebut dari bahan stainless steel. Secara kontinu terjadi perpindahan panas RPO bersuhu 265oC ke BPO bersuhu 110oC. BPO yang keluar dari heat exchanger bersuhu sekitar 210ºC. Pada spiral-spiral ini dapat terjadi penyumbatan-penyumbatan oleh karena pemakaian yang sudah lama sehingga mengakibatkan flow rate BPO yang masuk ke akan berkurang dan akan menurunkan kapasitas. Untuk mengatasi ini jika pabrik sedang tidak beroperasi, spiral heat exchanger dibersihkan disirkulasikan dengan caustic soda untuk membersihkan kotoran yang melekat pada dinding spiral. ƒ Presstriper BPO yang telah dipanaskan di heat exchanger bersuhu 270–275ºC dan telah jernih dialirkan ke presstriper. Fungsi presstriper adalah untuk memisahkan FFA sebesar mungkin dengan penguapan. Pada kolom ini minyak diberi stripping steam yang berfungsi untuk membentuk gelembung-gelembung uap sehingga FFA cenderung menguap. ƒ Scrubber Fungsi scrubber adalah menampung gas FFA dengan proses pendinginan. Minyak yang mengandung FFA cair di scrubber dipanaskan dengan suhu 70–80ºC sebagai umpan secara sprayer, menyebabkan terjadinya peristiwa kondensasi karena kondisi vakum terhisap masuk ke stripper untuk mendapatkan perlakuan final seperti di presstripper. ƒ Stripper Fungsi Stripper adalah untuk memisahkan FA terakhir kalinya sehingga diperoleh RPO murni yang bebas FA dan bau sehingga siap untuk diproses ke dry fractionation. ƒ Fatty Acid Kondensor Pipa vakum berfungsi untuk mendapatkan/menampung gas fatty acid atau liquid fatty acid sehingga gas akan terkondensasi menjadi liqiud. 61 ƒ Heat Exchanger Cooler RPO RPO memiliki suhu yang cukup tinggi sehingga perlu pendinginan sebelum masuk ke storage tank di polishing filter. Fungsi Heat Exchanger adalah untuk pendinginan RPO dengan air dingin sehingga diperoleh suhu RPO yang layak untuk disimpan suhu condition storage yaitu sekitar 50ºC. Air pendingin berasal dari chilling tower, dimana air yang masuk memiliki suhu 30–33ºC. ƒ Polishing Filter CPO Fungsi polishing filter adalah untuk mendapatkan RPO bersih dan bebas dari kotoran. Prinsip polishing filter dilengkapi dengan filter bag, dimana ukuran lubang-lubang pada filter bagian adalah 10 µ. RPO masuk melalui top polishing filter kemudian mengalir ke bawah melalui filter bag sehingga kotoran RPO yang lebih besar dari 10 µ akan tertinggal di filter bag ini. Filter bag ini perlu dicuci dan diganti dengan yang baru pada interval waktu tertentu. RPO yang bebas kotoran mengalir ke tangki timbun storage tank dengan suhu RPO sekitar 70–80ºC. ƒ Cooler Free Fatty Acid Fatty Acid sebelum diumpankan terlebih dahulu didinginkan dengan suhu 60–70ºC. B. Dry Fractionation Pada PMG Cap Sendok, PT. Astra Agro Lestari, Tbk menggunakan sistem fraksionasi tanpa pelarut dry fractionation. Pada fraksionasi ini, minyak RBDPO produk refining plant yang masih mengandung dua fraksi olein dan stearin dipisahkan berdasarkan sifat fisiknya. Fraksi minyak yang tidak jenuh unsaturated mempunyai titik cair relatif lebih tinggi stearin. ƒ Tahap Persiapan dan Pengkondisian Minyak Preparation tank RBDPO dari refinery plant dipompakan ke tangki sebelum diumpankan ke tangki crystalizer. Pada tangki ini RBDPO diatur dengan suhu sekitar 80ºC dan diaduk merata dengan sebuah agigator. Tangki ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur tekanan untuk mengatur kecepatan steam yang diperlukan untuk menggerakkan agigator. Tangki ini juga berguna untuk dosing minyak yang akan diumpankan ke 62 crystalizer tank. Tangki ini dilengkapi dengan level indikator yang berguna untuk menunjukkan volume RBDPO. ƒ Tahap pembentukan kristal Crystalizer tank RBDPO yang akan difraksionasi dipompakan ke crystalizer tank tergantung pada berapa banyak yang diinginkan. Crystalizer ada enam buah, lima buah mempunyai spesifikasi yang sama yakni dan masingmasing mempunyai muatan 24 ton sedangkan satu buah mempunyai muatan 50 ton. Keenam tangki bekerja secara bergantian tidak sekaligus, tetapi bertahap sesuai dengan waktu pengisian. Beroperasi secara batch dan diharapkan dapat mengimbangi kapasitas refining plant. Dengan pendinginan perlahan-lahan yang bergantung kepada cooling start suhu awal dari setiap tangkinya sehingga fraksi stearin akan mengkristal sedangkan fraksi olein masih dalam fase cair. Air pendingin masuk melalui coil yang bersentuhan langsung dengan minyak di dalam tangki, air cooling tower akan digantikan dengan air chiller pada suhu minyak 48ºC. Agar minyak tercampur merata setiap crystalizer dilengkapi dengan sebuah pengaduk agitator yang digerakkan oleh elektromotor. Sistem pendinginan bertahap pada crystalizer di PT. Astra Agro Lestari, Tbk dikendalikan secara otomatis, dan laju aliran air pendingin diatur oleh suhu control valve TCV. Penggantian air pendingin cooling water dan chiller diatur oleh pneumatic valve atau control valve. Dengan dua media pendingin cooling water dan chiller, minyak mengalami penurunan suhu yaitu cooling water menurunkan suhu minyak dari suhu awal 60-70ºC menjadi suhu 24,5 ºC dengan cara bertahap. Langkah pendinginan ini disebut dengan cooling step. ƒ Tahap filtrasi Filter press Tahan filtrasi berfungsi untuk memisahkan fraksi stearin yang telah mengkristal dengan olein yang masih dalam fase cair. PMG Cap Sendok, PT. Astra Agro Lestari, Tbk memiliki dua buah filter press, sebagai berikut - Filter Press 01 bekerja secara manual - Filter Press 02 bekerja secara automatic 63 Pemisahan stearin dengan olein dalam filter press memiliki beberapa tahapan proses dibawah ini a. Filtrasi Pada tahap ini, RPO yang sudah didinginkan di crystalizer hingga suhu mencapai 24,5ºC akan dipisahkan fraksi padat stearin dan fraksi cair olein dengan menggunakan filter press yang bertekanan 1,6 Bar max. Fraksi padat akan melekat di plate dan fraksi cair akan mengalir ke storage tank. Tahap ini membutuhkan waktu sekitar 25-30 menit. b. Sequeezing Tahap ini dimaksudkan untuk memadatkan stearin yang ada di filter cloth dengan air kompressor 3 bar max yang masuk ke membran karet. Tahap ini membutuhkan waktu selama 25 menit. c. Suspension Blowing Tahap ini dimaksudkan untuk mengosongkan minyak yang tinggal dalam pipa-pipa yang belum tertekan. Waktu suspension blowing kirakira 5 menit. d. Cake Discharge Tahap ini dimaksudkan untuk membuang fraksi stearin yang telah dipadatkan ke dalam melting tank stearin yang terletak di bawah filter press dan selanjutnya dipompakan ke storage tank. Waktu yang diperlukan untuk cake discharge kira-kira 5 menit. Selain ketiga tahap diatas, untuk menunjang proses produksi di PMG Cap Sendok, PT. Astra Agro Lestari, Tbk dilengkapi dengan alat-alat bantu fraksionasi sebagai berikut a. Hot Water Tank Tangki ini digunakan untuk pencairan stearin hasil filtrasi dan untuk memanaskan minyak dalam crystalizer tank yang tidak memenuhi standar untuk diproses di filter press. Minyak tersebut dipanaskan kembali oleh air yang berasal dari hot water tank agar dapat diproses ulang. 64 b. Washing Tank Washing tank digunakan untuk menampung olein panas bekas pencucian filter press. Untuk mencuci filter press, olein pencuci dipanaskan terlebih dahulu pada tangki ini. Jika hasil fraksionasi di kristalisasi jelek, olein keruh akan diover ke dalam tangki ini sebelum diproses ulang. c. Olein Intermediate Tank Hasil olein filter press dialirkan terlebih dahulu ke olein intermediate tank sebelum dipompakan ke storage. Tujuannya adalah untuk menguji mutu olein di laboratorium. Jika pemeriksaan di laboratorium menyatakan mutu olein baik dan sesuai standar yang ditetapkan, maka olein dipompakan ke storage tank. Jika olein mutunya buruk atau tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan, maka olein harus diproses ulang. d. Melting Tank Stearin Cake stearin yang keras dicairkan terlebih dahulu di dalam melting tank stearin dengan coil pemanas yang dialiri steam, kemudian dipompakan ke storage tank stearin. e. Cooling Tower Cooling tower yang digunakan pada bagian fraksionasi ada dua jenis, sebagai berikut - Cooling Tower Liang Chi Digunakan untuk memenuhi kebutuhan air pendingin. Air pendingin yang dihasilkan dari cooling tower Liang Chi digunakan untuk mendinginkan RPO. Proses pendinginan air pendingin bekas ini disebut proses humidifikasi, dimana air pendingin bekas akan dipompakan ke atas cooling tower lalu akan turun ke bawah melalui packing-packing, dan untuk mempercepat pendinginan digunakan kipas angin blower. - Cooling Tower Dry Fractionation Air pendingin dari cooling tower dry fractionation digunakan untuk mendinginkan crystallizer tank yang berisi RPO hingga mencapai 65 suhu 35 ºC selama kira-kira tiga jam dan juga untuk mendinginkan air yang akan dipompakan ke chiller dengan menggunakan refrigerant. Cooling tower dry fractionation ini dilengkapi dengan blower yang fungsinya menarik panas dari air yang didinginkan. Air yang jatuh ke cooling tower dry fractionation tersebut akan turun melalui packing yang terdapat pada cooling tower tersebut. 66 Bacajuga: Berapa Kali Minyak Goreng Boleh Dipakai? Sementara batasan mengonsumsi minyak yang mengandung lemak idealnya 60 ml atau 5 sendok makan per hari per orang. Namun tergantung teknik masak yang digunakan. Seala menjelaskan, 5 sendok makan yang dimaksud adalah minyak yang terserap pada tubuh. Bukan jumlah minyak yang digunakan untuk Menampilkan 592753 produk untuk "Minyak" 1 - 60 of 592753Tambah ke WishlistMINYAK GORENG KEMASAN 5 BaratKUCEN 19Tambah ke WishlistBuy 2 Get 1 FREE Virgin Coconut Oil VCO Natira 250ml33% Indonesia 9Tambah ke WishlistMINYAK GORENG KEMASAN BaratUPEY 41Tambah ke WishlistMinyak Goreng Refill Rose Brand 2L38% SelatanJapfa Best Official 540Tambah ke Wishlist5L Borges Extra Light Olive Oil 5 Tangerangfitjoy 7Tambah ke WishlistMinyak Wijen Yo Guan Heng 110ml BaratSuket Teki Super Store 260Tambah ke WishlistBARCO Minyak Goreng Kelapa Murni Coconut Cooking Oil jerigen 5 1258Tambah ke WishlistSunco Minyak Goreng Botol 5 L28% SelatanSunCo Official Store 590Tambah ke WishlistTROPICAL 2X PENYARINGAN REFILL 2 LITER - MINYAK GORENG10% Pesona Depok 215Tambah ke WishlistSunco Minyak Goreng Refill 2L - Twinpack35% SelatanSunCo Official Store 931 Analisispengambilan keputusan strategi bauran pemasaran minyak goreng sawit merek cap sendok pada Pt Astra Agro Lestari, Tbk, Jakarta 2 6 279 Analisis kinerja keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk. 2006-2009
FilterDapurPeralatan MasakPeralatan Makan & MinumMasukkan Kata KunciTekan enter untuk tambah kata 12rb+ produk untuk "sendok goreng" 1 - 60 dari 12rb+UrutkanAdfreemir Sendok Spatula Silikon Sutil Menggoreng Menumis Sendok Sayur - 3%Kab. Bekasifreemir Official 1 rb+AdSENDOK GORENG SUTIL SILIKON STAINLESS ANTI PANAS / SENDOK SOP KUAH - SENDOKGORENG, 5AdBakindo Sendok Sup Gold Sendok Kuah Gold Centong Kuah Gold Sendok 500+AdSpatula Sutil sendok Goreng 15%BekasiMiniValleyAdtatakan spatula tatakan sendok goreng garpu goreng rak wadah 40+Sutil Goreng Stainless Steel Sendok 13Sendok Saringan Masak Mie Sayur Rebusan Goreng Silikon Besar 100+Spatula Masak Zebra Sendok Goreng Nylon Slot Turner-Image III 1%MedanGalea 14SPATULA SENDOK GORENG / SODET KAYU / SUTIL KAYU 2%MedanMeriah Store 100+Sendok Goreng Sutil Sodet Spatula Stainless gagang 100+
KentangGoreng Beku Bahan-bahan: - 4 buah kentang ukuran sedang - 1 sendok makan garam - 2 liter air - 1 sendok makan minyak sayur - 2 liter air es Cara membuat kentang goreng beku: 1. Kupas dan iris kentang bentuk stik setebal 0,5 cm sampai 1 cm. Rendam dalam air.
FilterMakanan & MinumanMie & PastaBumbu & Bahan MasakanDapurPeralatan MasakPenyimpanan MakananKesehatanPerlengkapan KebersihanMasukkan Kata KunciTekan enter untuk tambah kata 969 produk untuk "minyak goreng cup" 1 - 60 dari 969UrutkanAdMINYAK GORENG BIMOLI 2 250+AdMINYAK GORENG KEMASAN 750+AdProduk Terbaruminyak goreng murah 1 BaratKiosMegaaaAdMinyak Goreng Sania 2 literHalalRp850/100 3 rb+AdMINYAK GORENG ARWANA 2 250+minyak goreng rose brand cup 220 250+Minyak Goreng Rose Brand Cup 220 ML x Minyak 100+minyak goreng rose brand cup 220 ml 2Tupperware Seal Cup Cooking Oil Merah 40+Rose Brand Minyak Goreng Cup 220x48 5
3biah jagung muda atau putren,kemudian iris tipis. 100 gram udang segar,kemudian kupas kulitnya. 100 gram jamur kuping,kemudian iris tipis. 2 buah tomat merah,kemudian potong-potong. minyak untuk menumis. garam secukupnya. gula pasir secukupnya. Baca Juga Resep dan Cara Memasak Cap Cay Saus Tiram Rumahan Enak,Mudah dan Spesial. Sajian Sedap Siapa yang Tidak Tertarik Kalau Disajikan Resep Mi Capcay Goreng - Resep Mi Capcay Goreng yang lezat ini bisa meriahkan suasana sarapan besok pagi, lo. Tekstur mi yang renyah dan tumisan yang lezat hadir dalam Resep Mi Capcay Goreng ini. Yuk, contek Resep Mi Capcay Goreng kalau bingung mau masak apa besok pag. Baca Juga Resep Mi Goreng India Enak, Hidangan Sarapan Praktis Dengan Aroma Kari yang Nikmat Waktu 45 Menit Sajian 5 Porsi Bahan4 buah ifumi siap pakai goreng sebentar4 siung bawang putih, cincang kasar100 gram ayam fillet, iris miring5 butir bakso sapi, iris tipis10 butir telur puyuh rebus1 buah wortel, iris tipis1 bonggol kecil kembang kol, potong per kutum3 lembar jamur kuping, rendam, potong-potong5 batang caisim, potong-potong1 sendok makan saus tiram1/2 sendok makan kecap ikan1 sendok teh garam1/4 sendok teh merica bubuk1/2 sendok teh gula pasir400 ml air1 sendok makan tepung sagu, larutkan dengan 2 sendok makan air1 batang daun bawang, potong miring1/2 sendok teh minyak wijen2 sendok makan minyak untuk menumis Cara Membuat Capcay Goreng 1. Panaskan minyak. Tumis bawang putih sampai harum. Masukkan ayam. Tumis sampai berubah warna. 2. Tambahkan bakso, telur puyuh, wortel, kembang kol, dan jamur kuping. Tumis sampai layu. 3. Masukkan caisim, saus tiram, kecap ikan, garam, merica, dan gula. Aduk rata. 4. Tuang air. Masak sampai mendidih. Tambahkan larutan tepung sagu. Aduk sampai kental dan matang. Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan BeliMinyak Ikan Dorang 1 Liter Dengan Pilihan Harga Termurah Juli 2022 Di Blibli. Dapatkan Gratis Ongkir, 2 Jam Sampai, Dan Bisa Langganan. Surabaya - IKAN DORANG Minyak Goreng Special [1 L] Rp41.200 (101) Terjual1 rb. IKAN DORANG Virgin Coconut Oil [250 mL/Botol] Rp64.000. [250 mL/Botol] + FREE Sendok Kayu.
CCP BATAS KRITIS MONITORING TINDAKAN KOREKSI PENCATATAN VERIFIKASI Prinsip 4 Prinsip 2 Prinsip 3 Apa Dimana Bagaimana Kapan Siapa Prinsip 5 Prinsip 6 Prinsip 7 Penerimaan bahan baku CPO ƒResidu pestisida ƒPestisida DDT = ppm max Endosulfan = ppm max Aldrin/Dieldrin= ppm max Endrin = ppm max Heptachlor = ppm max Hexachlorobenzene = ppm max Hexachlorocyclohexane -Alfa = ppm max -Beta = ppm max -Gamma = ppm max ƒKandungan pestisida pada CPO ƒDi bagian penerimaaan CPO dan di Laboratorium ƒCoA Pemasok ƒUji laboratorium ƒSetiap penerimaan CPO ƒAsisten QA ƒTolak jika tidak memenuhi persyaratan mutu bahan baku. ƒLog monitoring penerimaan CPO ƒLog tindakan koreksi ƒLog analisis mutu bahan baku CPO ƒEvaluasi laporan monitoring. ƒEvaluasi tindakan koreksi ƒEvaluasi laporan analisis mutu bahan baku. Penerimaan Bleaching earth ƒDioksin, PB, Cd, Benzoa pyrene ƒDioksin = < 1 pg WHO - PCCD/F-TEQ/g ƒPb = < 10 mg/kg ƒCd = < 0,4 mg/kg ƒBenzoa pyrene = < 1µg/kg ƒMutu BE ƒDi Lab dan gudang penyimpanan BE ƒCoA ƒUji laboratorium ƒSetiap memasok BE ƒAsisten QA ƒTolak jika tidak memenuhi persyaratan ƒLog monitoring penerimaan BE. ƒLog tindakan koreksi Log analisis mutu BE. ƒEvaluasi laporan monitoring. ƒEvaluasi laporan tindakan koreksi ƒEvaluasi laporan analisis mutu. Deodorisasi ƒKadar kotoran ƒProoksidan metal ƒBahan yang mudah menguap pada 105oC = m/m ƒPengotor tidak larut = m/m ƒKandungan sabun = m/m ƒNilai asam = mg/kg ƒNilai peroksida = 10 miliekulivalen dari oksigen aktif/kg minyak. ƒSuhu ƒTekanan vakum ƒCaustic soda pada saat pembersih- an alat. ƒDi ruang pengolahan bagian deodorisasi. ƒVisual ƒUji mutu hasil deodorisasi ƒSetiap hari ƒSetiap bulan untuk uji laboratorium ƒAsisten QA ƒKepala Proses ƒRework jika memungkinkan ƒStop proses dan eliminasi produk yang tidak sesuai ƒLog monitoring proses deodorisasi ƒLog tindakan koreksi ƒLog laporan pembersihan dan perawatan mesin/alat. ƒEvaluasi laporan monitoring. ƒEvaluasi laporan tindakan koreksi ƒEvaluasi laporan analisis mutu. Lampiran 20. Lanjutan Lembar Kerja Control Measures di PMG Cap Sendok, PT. Astra Agro Lestari, Tbk CCP BATAS KRITIS MONITORING TINDAKAN KOREKSI PENCATATAN VERIFIKASI Prinsip 4 Prinsip 2 Prinsip 3 Apa Dimana Bagaimana Kapan Siapa Prinsip 5 Prinsip 6 Prinsip 7 Fe = mg/kg max Cu = mg/kg max As = mg/kg max Pb = mg/kg max Pengemasan ƒKontaminasi pekerja ƒTPC = 1000/g max ƒSalmonella = absent in 25 g ƒYeasts = 10/g max ƒMoulda = 10/g max ƒEnterobacteriaceae = 10/g max ƒE. Coli = absent /g ƒKebersihan karyawan ƒGejala penyakit pada karyawan. ƒRuang pengemasan ƒVisual ƒGeneral check up berkala ƒSetiap hari sebelum masuk ruangan ƒEnam bulan sekali ƒKepala Packing ƒKepala Packing ƒJika ada yang sakit, maka dipulangkan untuk istirahat hingga sembuh ƒJika parah, maka diantar ke rumah sakit. ƒLog monitoring sanitasi dan kesehatan pekerja. ƒLog laporan tindakan koreksi ƒLog laporan analisis mutu. ƒEvaluasi laporan monitoring sanitasi pekerja. ƒEvaluasi laporan tindakan koreksi KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut 1. Berdasarkan hasil analisis kepuasan konsumen, maka PMG Cap Sendok perlu meningkatkan mutu minyak goreng khususnya pada atribut pelabelan sebesar 1 % dan atribut keamanan pangan, atribut kemasan serta atribut merek yang masing-masing sebesar 0,33 %. 2. PKS Rambutan telah menerapkan dan mendapat sertifikasi ISO 90012000, namun perlu adanya penerapan sistem HACCP untuk menjamin CPO yang dihasilkan aman untuk diolah sebagai produk pangan. Oleh karena itu, PKS Rambutan perlu memperbaiki dan melengkapi beberapa unsur HACCP, yaitu Kebijakan mutu, Pembentukan Tim HACCP, Personil dan Pelatihan, GMP, SSOP, Analisa bahaya potensial, serta Penetapan CCP jumlah CCP. 3. PMG Cap Sendok belum mendapat sertifikasi ISO 90012000 maupun sertifikasi HACCP, oleh karena itu perlu adanya upaya untuk menerapkan kedua sistem dengan melengkapi dan memperbaiki unsur-unsur yang terkandung dalam kedua sistem ini. Unsur yang perlu dilengkapi dan diperbaiki dalam sistem ISO 90012000 adalah komitmen manajemen; tanggung jawab, wewenang, dan komunikasi; SDM; infrastruktur; serta desain dan pengembangan. Unsur yang perlu dilengkapi dan diperbaiki dalam penerapan sistem HACCP adalah Personil dan Pelatihan, GMP, dan SSOP. 4. Alternatif strategi yang dapat dilaksanakan oleh pihak PKS Rambutan, PT. Perkebunan Nusantara III dalam mengendalikan mutu produknya saat ini adalah 1 peningkatan komitmen manajemen dalam pelaksanaan SOP Sortasi dan SMK3 yang ketat dalam peningkatan mutu bahan baku, 2 pembangunan sistem sanitasi/SSOP yang baik, 3 peningkatan standar mutu CPO sesuai standar importir dengan menganalisis mutu spesifik, yaitu DOBI, karoten, hidrokarbon, residu pestisida, 4 peningkatan kepercayaan konsumen terhadap mutu produk dengan memberikan jaminan mutu melalui sertifikasi HACCP, serta 5 pengembangan produk baru/diversifikasi produk yang mengekspoitasi keunggulan dalam mengatasi masalah lingkungan Contoh Land Application, pemanfaatan tandan kosong, pengurangan emisi metan dari limbah cair menjadi biogas, dan sebagainya. 5. Aternatif strategi yang dapat dilaksanakan oleh PMG Cap Sendok dalam mengendalikan mutu produknya saat ini adalah 1 pengembangan dan pelatihan SDM terutama terkait dengan sistem HACCP, 2 pemberian sertifikasi ISO dan HACCP untuk memberikan jaminan mutu kepada konsumen dalam peningkatan kualitas produk, 3 peningkatan teknologi produksi dengan perubahan mesin dan peralatan yang lebih maju, serta 4 pengembangan diversifikasi produk yang berorientasi ekspor, yaitu dengan mengadakan aliansi strategis dengan perusahaan minyak goreng asing dengan cara mem-blending minyak sawit dengan minyak kedelai, minyak sawit dengan minyak jagung, minyak sawit dengan minyak nabati lain di negara tujuan ekspor. SARAN Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut 1. Perlu adanya penelitian mengenai GAP Good Agricultural Practice, GHP Good Handling Practice, dan GDP Good Distribution Practice sebelum TBS sampai ke PKS mengingat mutu bahan baku TBS sangat menentukan mutu CPO dan mutu CPO sangat menentukan mutu minyak goreng. 2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai penerapan sistem HACCP di PKS dan PMG yang lain untuk mengetahui titik-titik kritis di setiap tahapan proses produksi mengingat kebutuhan akan sertifikasi sistem tersebut di masa mendatang sangat dibutuhkan terutama bagi kegiatan ekspor. FORMULASI STRATEGI PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN PRODUK CRUDE PALM OIL DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III DAN MINYAK GORENG DI PT. ASTRA AGRO LESTARI, Tbk CHRISTIN IMELDA GIRSANG SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul Formulasi Strategi Pengendalian Mutu dan Keamanan Pangan Produk Crude Palm Oil di PT. Perkebunan Nusantara III dan Minyak Goreng di PT. Astra Agro Lestari, Tbk adalah karya saya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, Oktober 2007 Christin Imelda Girsang F 351040151 ABSTRACT CHRISTIN IMELDA GIRSANG. Strategy Formulation of Quality Control and Food Safety Product of Crude Palm Oil at PT. Perkebunan Nusantara III and Cooking Oil at PT. Astra Agro Lestari, Tbk. Under the direction of ENDANG GUMBIRA SA’ID, SAPTA RAHARJA and DONALD SIAHAAN. Deviation of CPO quality cause standard addition which be applied by CPO’s importer countries like environmental and food safety standard. Therefore, quality standard has been used by the food industry to fulfill the trade market and consumer through of quality management system on ISO 90012000 and food safety system with HACCP system approach. The aim of this study was formulating strategy of quality control based on quality management system and food safety management system. The research method and data analyze was done with some steps, there were 1 consumer survey with weighting AHP pairwise comparison and QFD, 2 the valuation of ISO 90012000 implementation with self assessment method ,3 the valuation of HACCP implementation with self assessment method, 4 the determination and valuation of internal-external factors with pairwise comparison, 5 the determination of company position with IE Matrix, and also 6 formulating the alternative formula of quality control strategy with SWOT Matrix. The result showed that the strategy should be done by PKS Rambutan were increasing commitment management to implementing SOP Standard Operating Procedure of grading and SMK3 tightly; building the better sanitation system/SSOP; increasing the production activity of specific quality DOBI, PAH, Dioxin, Pesticide residues, etc; increasing the customer loyalty with giving the quality assurance by HACCP certification;, and also developing new product/product diversification which employed the competitive advantage in solving environment problems. The strategy that could be done by PMG Cap Sendok were development and relevant training SDM especially with the system HACCP; increasing the product quality with give the quality assurance like ISO and HACCP certification; increasing the production technology by advance machine and equipment; and also developing new product/product diversification which export oriented by performing a alliance strategic with the frying oil foreign company by blending palm oil with soy oil, palm oil with corn oil, palm oil with the other of vegetation oil in state export target. Key words strategy, quality control, food safety, ISO 90012000, HACCP, Crude Palm Oil, cooking oil RINGKASAN CHRISTIN IMELDA GIRSANG. Formulasi Strategi Pengendalian Mutu dan Keamanan Pangan Produk Crude Palm Oil di PT. Perkebunan Nusantara III dan Minyak Goreng di PT. Astra Agro Lestari, Tbk. Dibimbing oleh ENDANG GUMBIRA SA’ID, SAPTA RAHARJA dan DONALD SIAHAAN. Beberapa penyimpangan mutu CPO yang terjadi, mengakibatkan adanya penambahan standar yang diterapkan oleh negara-negara pengimpor CPO seperti standar lingkungan dan keamanan pangan. Oleh karena itu, untuk industri pangan diberlakukan standar mutu dalam memenuhi keinginan pasar dan konsumen melalui penerapan Sistem Manajemen Mutu SMM dengan pendekatan ISO 9000 dan Sistem Manajemen Keamanan Pangan dengan pendekatan sistem Hazard Analysis Critical Control Point HACCP. Penelitian bertujuan untuk membuat suatu formulasi strategi pengendalian mutu berdasarkan Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Manajemen Keamanan Pangan. Metode penelitian dan analisis data dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu 1 survei konsumen dengan pembobotan AHP pairwise comparison dan Quality Function Deployment QFD, 2 penilaian penerapan ISO 90012000 dengan metode Self Assessment, 3 penilaian penerapan HACCP dengan metode Self Assessment, 4 penentuan dan penilaian faktor internal dan eksternal perusahaan dengan pairwise comparison, 5 penentuan posisi perusahaan dengan analisis Matriks IE, serta 6 perumusan formulasi strategi pengendalian mutu dengan analisis Matriks SWOT. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa strategi yang perlu dilaksanakan oleh pihak PKS Rambutan adalah peningkatan komitmen manajemen dalam pelaksanaan SOP Sortasi dan SMK3 yang ketat dalam peningkatan mutu bahan baku; pembangunan sistem sanitasi/SSOP yang baik; peningkatan standar mutu CPO sesuai standar importir dengan menganalisis mutu spesifik, yaitu DOBI, karoten, hidrokarbon, residu pestisida; peningkatan kepercayaan konsumen terhadap mutu produk dengan memberikan jaminan mutu melalui sertifikasi HACCP; serta pengembangan produk baru/diversifikasi produk yang mengekspoitasi keunggulan dalam mengatasi masalah lingkungan Land Application, pemanfaatan tandan kosong, pengurangan emisi metan dari limbah cair menjadi biogas, dan sebagainya. Strategi yang dapat dilaksanakan oleh PMG Cap Sendok adalah pengembangan dan pelatihan SDM terutama terkait dengan sistem HACCP; pemberian sertifikasi ISO dan HACCP untuk memberikan jaminan mutu kepada konsumen dalam peningkatan kualitas produk; peningkatan teknologi produksi dengan perubahan mesin dan peralatan yang lebih maju; serta pengembangan diversifikasi produk yang berorientasi ekspor dengan mengadakan aliansi strategis dengan perusahaan minyak goreng asing dengan cara mem- blending minyak sawit dengan minyak kedelai, minyak sawit dengan minyak jagung, minyak sawit dengan minyak nabati lain di negara tujuan ekspor. Kata kunci strategi, pengendalian mutu, keamanan pangan, ISO 90002000, HACCP, Crude Palm Oil, minyak goreng FORMULASI STRATEGI PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN PRODUK CRUDE PALM OIL DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III DAN MINYAK GORENG DI PT. ASTRA AGRO LESTARI, Tbk CHRISTIN IMELDA GIRSANG Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Judul Tesis Formulasi Strategi Pengendalian Mutu dan Keamanan Pangan Produk Crude Palm Oil di PT. Perkebunan Nusantara III dan Minyak Goreng di PT. Astra Agro Lestari, Tbk NAMA Christin Imelda Girsang NRP F 351040151 Disetujui, Komisi Pembimbing Prof. Dr. Ir. Endang Gumbira Sa’id, MA. Dev Ketua Dr. Ir. Sapta Raharja, DEA Dr. Ir. Donald Siahaan Anggota Anggota Diketahui, Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Teknologi Industri Pertanian Dr. Ir. Irawadi Jamaran Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena berkat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Formulasi Strategi Pengendalian Mutu dan Keamanan Pangan Produk Crude Palm Oil di PT. Perkebunan Nusantara III dan Minyak Goreng di PT. Astra Agro Lestari, Tbk”. Tesis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian. Melalui kesempatan ini, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat Prof. Dr. Ir. Endang Gumbira Sa’id, Dr. Ir. Sapta Raharja, DEA; dan Dr. Ir. Donald Siahaan selaku komisi pembimbing atas segala curahan waktu, bimbingan, arahan, nasehat dan dorongan moral kepada penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini. Penghargaan dan ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Direktur Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS Medan, Dr. Ir. Witjaksana Darmosarkoro yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengerjakan proyek penelitian ini. Secara khusus penulis menyampaikan rasa terima kasih yang terdalam kepada Staf/Pegawai Laboratorium Pengolahan Hasil dan Mutu Lab PAHAM-PPKS, Ibu Sabarida Silalahi, Bapak Pontas Siahaan, Ibu Ijah, Lia, Jhon, serta Maslan Sinaga atas bantuannya selama penulis berada di Medan dan dalam pengumpulan data di lapangan. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ir. Rediman Silalahi selaku Manajer PKS Rambutan, PT. Perkebunan Nusantara III dan Bapak Pudjianto selaku General Manager PT. Astra Agro Lestari, Tbk divisi Refinery– Fractionation yang telah bersedia menjadi pakar dan memberikan banyak masukan selama penulis mengadakan penelitian di lapangan. Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Ponten M. Naibaho PT. SUCOFINDO, Dr. Razak Purba PPKS, Drs. Wagino PKS Rambutan, Ir. Suyono PKS Rambutan, Ir. Darwin PT. AAL, Tbk, Makmur Siregar PT. AAL, Tbk, Ir. Irwanto PT. AAL, Tbk, serta Ir. Syarief Lambaga PT. MAL yang telah bersedia menjadi pakar dan memberikan curahan pemikiran dan pendapat dalam tesis ini. Demikian juga, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada Staf/Pegawai PKS Rambutan, PT. Perkebunan Nusantara III dan PT. Astra Agro Lestari, Tbk divisi Refinery–Fractionation atas segala bantuannya selama penulis berada di lapangan. Rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada kedua orangtua tercinta, Ir. Annel Girsang dan Nella Samosir, beserta saudara-saudariku terkasih, Ir. Fransisca Juniaty; Hardi Utami, SE; Mona Yosefa, Fenny Krisna dan Anfrischa Chrisyofi yang tiada henti memberikan kasih sayang, doa dan dukungannya selama ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman GBI Ciomas Ministry, rekan-rekan TIP 2004, teman-teman PMK MEKAR, teman-teman Parmasi IPB, temen-temen LaPriezta, teman-teman Gladys, teman-teman Arini, atas kasih persaudaraan, persekutuan, dukungan doa, dan motivasinya kepada penulis selama ini. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis selama ini. Penulis menyadari bahwa tesis ini tidak lepas dari kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sekalian demi kesempurnaannya di masa yang akan datang. Akhir kata, penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Bogor, Oktober 2007 Christin Imelda Girsang RIWAYAT HIDUP Penulis adalah putri ketiga dari Bapak Ir. Annel Girsang dan Ibu Nella Samosir, yang dilahirkan di Pematangsiantar, Sumatera Utara pada tanggal 24 Mei 1980. Pada tahun 1999, penulis lulus dari SMU Negeri 1 Pematangsiantar dan diterima di Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Program Studi Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Bali. Setelah menyelesaikan studi strata satu dan memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian tahun 2004, penulis langsung melanjutkan studi pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Selama mengikuti perkuliahan di IPB, penulis pernah menjadi anggota MAKSI, pernah memperoleh piagam penghargaan dengan IPK dan beberapa kali mengikuti berbagai kegiatan ilmiah yang dilakukan baik di dalam maupun di luar lingkungan kampus. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ... x DAFTAR GAMBAR ... xii DAFTAR LAMPIRAN ... xiii PENDAHULUAN.. ... 1 Latar Belakang ... 1 Tujuan Penelitian ... 4 Ruang Lingkup Penelitian ... 4 Kegunaan Penelitian ... 5 TINJAUAN PUSTAKA ... 6 Mutu Pangan ... 6 Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 2000 ... 7 Sistem Manajemen Keamanan Pangan ... 9 Keamanan Pangan ... 9 Good Manufacturing Practice GMP dan Sanitation Standard Operating Procedures SSOP ... 11 Hazard Analysis Critical Control Point HACCP ... 12 Crude Palm Oil CPO ... 14 Minyak Goreng Sawit... 18 METODOLOGI PENELITIAN ... 21 Kerangka Pemikiran ... 21 Tempat dan Waktu Penelitian ... 23 Tata Cara Pengumpulan Data ... 23 Analisis Data... 25 Metode Pembobotan AHP ... 25 Metode Quality Function Deployment QFD ... 28 Metode Self Assessment ... 34 Metode Analisis SWOT... 34 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 37 PKS Rambutan, PT. Perkebunan Nusantara III Persero ... 37 Sejarah Perusahaan ... 37 Letak Pabrik ... 38 Struktur Organisasi Perusahaan ... 38 Produk dan Bahan Baku ... 39 Proses Produksi CPO ... 39 PT. Astra Agro Lestari, Tbk ... 53 Sejarah Perusahaan ... 53 Lokasi Pabrik ... 54 Struktur Organisasi Perusahaan ... 54 Produk dan Bahan Baku ... 57 Halaman ANALISIS QUALITY FUNCTIONAL DEPLOYMENT QFD ... 67 Konsumen CPO ... 67 Konsumen Minyak Goreng ... 75 PENILAIAN SISTEM MANAJEMEN MUTU SMM ISO 9001 2000... 83 Manajemen Umum ... 83 Manajemen Pemasok... 86 Manajemen SDM dan Infrastruktur... 87 Manajemen Operasional ... 89 PENILAIAN SISTEM MANAJEMEN KEAMANAN PANGAN HACCP.... 95 Kebijakan Mutu ... 96 Organisasi ... 97 Deskripsi Produk ... 98 Persyaratan Dasar ... 99 Bagan Alir Proses ... 117 Prinsip HACCP ... 118 Penanganan Konsumen... 121 Prosedur Recall... 121 Perubahan/Revisi/Amandemen Dokumen... 121 STRATEGI PENGENDALIAN MUTU ... 123 PKS Rambutan, PT. Perkebunan Nusantara III... 123 Faktor-Faktor Lingkungan Internal... 123 Faktor-Faktor Lingkungan Eksternal ... 124 Analisis Matriks IFE dan EFE ... 125 Perumusan Alternatif Strategi ... 128 PMG Cap Sendok, PT. Astra Agro Lestari, Tbk ... 130 Faktor-Faktor Lingkungan Internal... 130 Faktor-Faktor Lingkungan Eksternal ... 131 Analisis Matriks IFE dan EFE ... 132 Perumusan Alternatif Strategi ... 134 KESIMPULAN DAN SARAN ... 137 Kesimpulan... 137 Saran ... 137 DAFTAR PUSTAKA ... 139 DAFTAR TABEL Halaman 1. Produksi dan Ekspor CPO tahun 1994 – 2006 ... 16 2. Standar Mutu Minyak Sawit Berdasarkan SNI 01-2901-1992 ... 18 3. Standar Mutu Minyak Goreng Berdasarkan SNI 01-3741-2002 ... 19 4. Daftar Nama Pakar ... 24 5. Nilai dan Defenisi Pendapat Kualitatif dari Skala Perbandingan Saaty ... 26 6. Nilai Indeks Random RI ... 27 7. Model Matriks SWOT ... 36 8. Kriteria Kematangan TBS, Persyaratan Mutu dan Komposisi Panen yang Ideal ... 41 9. Hasil Analisis Kepentingan Antar Atribut Mutu CPO... 67 10. Hasil Analisis Prioritas Atribut Mutu CPO... 67 11. Hasil analisis Planning Matriks untuk Atribut CPO PKS Rambutan, PT. Perkebunan Nusantara III ... 69 12. Hasil Analisis Matriks Technical Proses CPO ... 69 1
BeliSendok Goreng Online terdekat di Surabaya berkualitas dengan harga murah terbaru 2021 di Tokopedia! Pembayaran mudah, pengiriman cepat & bisa cicil 0% tempatbumbu kaca ada sendok botol minyak goreng madu kecap kaca tebal - Hitam, sendok/salt di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan. .
  • bqd7ztzjvf.pages.dev/543
  • bqd7ztzjvf.pages.dev/948
  • bqd7ztzjvf.pages.dev/123
  • bqd7ztzjvf.pages.dev/422
  • bqd7ztzjvf.pages.dev/654
  • bqd7ztzjvf.pages.dev/698
  • bqd7ztzjvf.pages.dev/732
  • bqd7ztzjvf.pages.dev/333
  • bqd7ztzjvf.pages.dev/861
  • bqd7ztzjvf.pages.dev/48
  • bqd7ztzjvf.pages.dev/806
  • bqd7ztzjvf.pages.dev/771
  • bqd7ztzjvf.pages.dev/13
  • bqd7ztzjvf.pages.dev/383
  • bqd7ztzjvf.pages.dev/517
  • minyak goreng cap sendok