Didalam sebuah perusahaan, tentunya kepuasan kerja karyawan menjadi hal penting yang perlu untuk diperhatikan. Hal ini dikarenakan sumber daya manusia atau karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut sangat penting untuk mendukung tercapainya visi dan misi perusahaan. Berikut ini simak tips dan cara meningkatkan kepuasan kerja karyawan.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Strategi kepemimpinan adalah bentuk dari sebuah cara seorang yang memimpin Desa. Proses dalam menentukan sasaran dalam kegiatan lingkungan pedesaan, yang dipengaruhi oleh kepribadian atau sosok dari seorang kepala Desa. Mampu menggerakkan seluruh unsur perangkat Desa, masyarakat Desa, dan pihak-pihak yang terkait baik dari pemerintah kabupaten maupun pemerintahan kepemimpinan strategis menentukan tindakan pencegahan, memiliki tujuan yang jelas, wibawa, serta memberikan wewenang kepada team perangkat Desa. Dalam hal ini mengambil keputusan yang bersifat prosedur dan administratif lingkungan Desa, tentunya melakukan komunikasi secara konsisten. Sehingga tujuan lainnya bisa berjalan secara efektif dan efisien. Visi dan misi kepala Desa menjadi pondasi utama dalam menyusun startegi serta tidak ada keraguan dalam pengambilan langkah-langkah yang lebih kongkrit. Maksudnya lebih terarah dan terukur dalam menjalankan visi dan misi tersebut, terutama yang berdampak dan bisa dirasakan oleh masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Bisa saja dalam pertemuan tertentu atau melalui dokumentasi maupun administrasi tertentu. Observasi dari hasil perbincangan dengan kepala Desa "Gaya kepemimpinan yang beliau ciptakan adalah berada ditengah-tengah masyarakat dalam kondisi apapun terutama dalam ada masyarakat Desa mengalami musibah, ada yang meninggal dunia dan lainnya. Tentunya mengalami duka bagi keluarga yang ditinggalkan, kehadiran sosok kepala Desa menjadi sorotan lingkungan di masyarakat Desa".***Kehadiran kepala Desa juga diharapkan dalam beberapa acara seperti hajatan keluarga, acara yasinan rutin, dan kegiatan keagamaan lainnya. Dari beberapa acara atau kegiatan lainnya menjadi hal yang biasa memberikan sambutan dalam kegiatan apapun, hal ini bagian solusi untuk menampilkan bahwa kepala Desa adalah seorang yang selalu berada bersama masyarakat Desa.***Penting juga disampaikan oleh kepala Desa merespon dalam setiap keluhan masyarakat harus lebih cepat dak tepat, maksudnya adalah harus berani mengambil keputusan pelayanan kepada masyarakat baik permasalahan keluarga atau pribadi, konflik antar tetangga, kepengurusan identitas, kebutuhan biaya atau dana tertentu, dan permasalah eksternal mungkin yang lebih besar lagi.***Mendorong dan mempengaruhi investor juga untuk bekerja sama dalam pelayanan pinjaman untuk kebutuhan masyarakat biar tidak terjebak hutang piutang online atau pinjaman dari rentenir. Serta mengajak pengusaha atau pembisnis dalam merekrut karyawan dari lingkungan masyarakat Desa Cicalengka, untuk bekerja sesuai tempat yang telah disediakan dan disepakati antara kepala Desa dengan para pengusaha dan kesejahteraan masyarakat Desa Cicalengka merupakan impian dari kepala Desa. Terutama dari lapangan kerja dan jauh dari pinjaman online atau rentenir tersebut. Karena secara wilayah walaupun jauh dari provinsi Banten namun dengan menuju ke Ibukota DKI Jakarta. Artinya tidak menjadi Desa yang tertinggal atau desa jauh pelosok Ibukota. Dari pemikiran masyarakat tentunya berbeda juga baik dari pengalaman, pendidikan, dan lain dasarnya setiap kepala Desa mempunyai jiwa kepemimpinan yang berbeda-beda namun secara wewenang, tujuan pekerjaannya hampir sama. Bila dilihat dari sosok kempempinan kepala Desa Cicalengka intinya humanis, ingin bekerja cepat, berada ditengah masyarakat, melayani masyarakat desa, memberikan keputusan cepat dan terarah, serta menepati janji-janji sebelum terpilih menjadi kepala Desa tahun 2019 dari sosok kepala Desa menjadi karakter dan kepribadian seseorang kepala Desa tersebut. Maksudnya adalah lebih melihat dari orangnya seperti baik, tegas, cuek, pendiam, santai, emosi, dan lain sebagainya. Mengapa demikian terkadang masyarakat mempersepsikan sesuai dengan kemauan setiap individu masyarakat Desa, tentunya ini tidak tepat juga melainkan buktikan dengan kinerja dari masa kepemimpinan kepala Desa tersebut. Analisa dan fenomena kepemimpinan kepala Desa adalah bekerja santai namun pembangunan desa bisa diwujudkan baik diawal, ditengah atau di akhir masa jabatan, ada juga tidak ada pembangunan namun tetap hadir ditengah masyarakat, ada yang lambat pengambilan keputusan dan menyelesaikan masalah bahkan sebaliknya juga. Ini hanya sebagai menilai dari sosok kepemimpinan Desa yang dipimpin oleh kepala Desa melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk melakukan penilaian terhadap kepala Desa. Tentunya berbeda-beda juga saran dan komentar yang diberikan oleh lingkungan pedesaan yang lebih kepada kinerja atau menjalankan kegiatan masyarakat yang ada di Desa. Berbagai macam pandangan dari masyarakat Desa menjadi bahan evaluasi dari sisi kepemimpinan kepala sosok kepemimpinan kepala Desa tidak hanya oleh masyarakat Desa saja, yang lebih berperan juga pemerintah pusat dan kabupaten yang lebih strategis baik dari perencanaan sampai dengan monitoring hasil pekerjaan dilingkungan Desa. Diluar kegiatan dilihat juga dokumentasi dan laporan tertulis dengan menyesuaikan situasi sebenarnya baik yang dilapangkan maupun secara administrasi. 1 2 Lihat Kebijakan Selengkapnya
KriminologUniversitas Indonesia, Haniva Hasna, meminta adanya evaluasi terhadap kontrol dan pengawasan pemerintah, ketika lingkungan pendidikan tidak lagi menjadi tempat yang aman bagi perempuan.Dia juga menyarankan terus dilakukan pengecekan kualitas lembaga pendidikan. Di tempat pendidikan seperti pesantren yang cenderung tertutup, seharusnya pengawasan dari orang tua tetap ada.
Rukun tetangga adalah struktur organisasi terdekat di rumah. Untuk kamu kaum milenial nggak ada salahnya untuk memulai menjadi ketua RT di lingkungan rumah. Simak tips dan inspirasinya di sini selengkapnya. Rukun tetangga merupakan salah satu organisasi hierarki yang ada pada ruang lingkup wilayah hunian rumah, baik dalam satuan rumah berbasis jalan maupun klaster. Meski menjadi salah satu organisasi yang bersifat hierarki, dan menjadi penghubung dalam tertib administrasi, namun menjadi “RT” bagi beberapa orang adalah hal yang cukup dihindari. Hal tersebut bukan hanya dihindari bagi kaum milenial saja, untuk generasi X dan Y pun juga pikir-pikir saat mereka akan menjadi seorang RT. Perlu diketahui, banyak sekali orang yang menjadi RT dalam usia lebih dari 50 tahun, sehingga hal ini cenderung riskan di lingkungan rumah. Tak hanya sekadar usia semata, ada beberapa lokasi yang bahkan menjadikan Ketua rukun tetangga sebagai jabatan seumur hidup. Meski terdengar aneh, namun jabatan RT seumur hidup sepantasnya harus disesuaikan secara berkala untuk menyehatkan dan regenerasi. Salah satu regenerasi yang layak untuk menjadi seorang RT, mungkin adalah kaum milenial yang berpikiran dinamis dan mampu beradaptasi dengan zaman. Dengan faktor kedinamisan berpikir, serta partisipasi sosial yang tinggi menjadikan kaum milenial layak untuk menjadi seorang Pak RT di rumahnya? Simak pembahasannya bersama-sama berikut ini! Menjadi rukun tetangga merupakan pelajaran leadership yang sangat penting bagi kaum milenial Ya, meski bagi beberapa orang menjadi RT adalah hal yang ingin dihindari, namun ada juga orang yang berpikir sebaliknya. Bukan menjadi sebuah beban, namun memberikan tantangan tersendiri yang baik dan bermanfaat dalam jangka panjang. Sebab, menjadi seorang Ketua RT merupakan salah satu pondasi awal yang baik dalam membentuk jiwa kepemimpinan yang baik dalam lingkungan rumah. Tak hanya sekadar jiwa kepemimpinan dalam diri, kamu pun bisa banyak belajar mengenai tata tertib administrasi maupun birokrasi, khususnya saat mengurusi kepentingan tetangga. Sebagai contoh, ketika kamu mengurus kepindahan tetangga baru, maupun administrasi tingkat RW, Kelurahan maupun Kecamatan secara mandiri. Hal tersebut akan sangat bermanfaat, terlebih menjadi seorang ketua RT berorientasi terhadap praktik di masyarakat. Selain tertib administrasi, kamu pun juga diajarkan dalam menghimpun dana maupun iuran kas dari para tetangga yang dialihkan untuk kepentingan bersama. Meski kamu menjadi seorang ketua RT, kamu tidak akan bekerja sendirian, melainkan juga berkoordinasi bersama orang lainnya. Nantinya, kamu akan dibantu oleh sekretaris, bendahara maupun elemen pendukung lainnya seperti karang taruna maupun Ibu PKK. Oleh sebab itu, menjadi seorang RT bukan hanya sekadar jabatan bagi milenial, melainkan juga proses belajar dan praktik yang baik di masyarakat. Baca Juga Jangan Malu Jadi Bapak Rumah Tangga! Ini Dia 4 Keuntungan Terbesarnya Syarat-syarat yang harus kamu ketahui untuk menjadi Ketua RT Milenial Jika kamu ingin belajar menjadi seorang RT di lingkungan rumah, ada beberapa hal dan syarat-syarat yang perlu kamu ketahui secara mendalam. Meski bagi beberapa orang menjadi Ketua RT tergolong susah-susah gampang, namun ada banyak orang yang berminat untuk menjadi seorang rukun tetangga di lingkungan rumahnya. Apabila kamu berminat menjadi seorang Ketua atau Pak RT, ada beberapa jenis persyaratan yang bisa kamu ketahui sebagai berikut. 1. Syarat utama menjadi bakal calon Ketua RT – Warga Negara Indonesia, baik laki-laki atau perempuan. – Sudah menikah atau pernah menikah. – Memiliki KTP sesuai domisili tetap. – Bertempat tinggal sesuai dengan KTP, tidak mengontrak rumah. – Pendidikan minimal tingkat SMP. – Memiliki visi dan misi, serta program kerja yang jelas, dalam mengembangkan lingkungan sekitar rumah. 2. Syarat umum menjadi Ketua RT – Memiliki jiwa kepemimpinan. – Dapat menjalankan tugas secara ikhlas dan tanggung jawab. – Mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar. – Berjiwa reformis, terbuka terhadap semua usaha dan orientasi pada kemajuan masyarakat sekitar. – Memiliki kemampuan jiwa sosial dan kepedulian tinggi. 3. Syarat administratif menjadi bakal calon Ketua RT – Mengisi formulir pendaftaran. – Foto kopi KTP. – Pas foto ukuran 4×6 sebanyak satu lembar. – Melampirkan visi dan misi, program kerja secara tertulis. – Persyaratan diserahkan selambat-lambatnya tiga hari sebelum tanggal pemilihan. – Apabila bakal calon tidak memenuhi salah satu kriteria dan tata tertib administrasi, maka panitia memiliki kewenangan untuk membatalkan bakal calon yang bersangkutan. Setelah memenuhi persyaratan administrasi, tahap selanjutnya apabila permohonan bakal calon Ketua RT telah diterima, kamu pun sudah bisa mempromosikan diri sebagai calon Ketua RT. Tahap mempromosikan diri bisa dalam banyak bentuk, baik mendatangi rumah tetangga secara door to door maupun menggunakan media sosial. Adapun, pemilihan RT bisa dilakukan dalam dua bentuk, yakni musyawarah dan mufakat maupun pemilihan voting. Jika kamu sudah terpilih sebagai RT, maka kamu pun bisa melakukan serah terima dari pengurus RT yang lama ke yang baru dengan tempo waktu sesingkat-singkatnya. Dilansir dari hukumonline, merujuk pada Peraturan Permendagri 18/2018 mengatakan jika jabatan Ketua RT bisa menjabat sebanyak dua kali periode atau maksimal sepuluh tahun. Meski demikian, dalam aturan tersebut tidak merujuk mengenai batas usia maksimum jabatan Ketua RT sampai menua sekalipun. Baca Juga Punya Rumah Baru, Ini Syarat Pindah KK yang Harus Kamu Tahu! Demikian beberapa hal yang perlu kamu tahu mengenai cara menjadi seorang Ketua RT khususnya bagi kaum milenial yang ingin belajar berorganisasi di rumah. Untuk cari tahu tips menarik seputar inspirasi hunian, kamu bisa cek selengkapnya. “Mau jadi ketua RT di rumah baru? Kamu bisa cek Premier Estate 2 Bekasi di sini selengkapnya.”
1Abi Aulia Yanottama (Petugas Kebersihan) Pada suatu hari ada seorang petugas kebersihan yang sedang menyapu di pinggir jalan. Lalu tiba-tiba sebuah mobil melaju dan melemparkan sebuah sampah dari jendela mobilnya. Si petugas kebersihanpun langsung menghentikan aktifitasnya sejenak dan berteriak dengan agak kesal ke mobil tersebut .
Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran Ketua Rukun Warga Ketua RW dan partisipasi masyarakat terhadap keberhasilan mendapatkan usulan dana proyek pembangunan yang berbasis pada kebutuhan nyata masyarakat. Karena, pada era reformasi telah terjadi perubahan model pengajuan usulan proyek pembangunan. Jika sebelumnya pembangunan proyek menerapkan pola dari atas ke bawah dana dikucurkan oleh Pemerintah Kota, maka saat ini pola pengajuan usulan pembangunan proyek dari bawah ke atas. Data penelitian ini didapat dari angket yang diisi oleh 350 Kepala Keluarga, di lingkungan RW 09, Kelurahan Kranji, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi. Hasil 204 angket kembali diolah menggunakan metode analisis secara kuantitatif berupa regresi, pengolahan dengan bantuan SPSS ver. 24. Hasil uji statistik terhadap angket, menunjukkan bahwa keberhasilan mendapatkan dana proyek perbaikan sarana lingkungan sangat kuat di tentukan oleh gaya kepemimpinan “servant leader” yang diterapkan oleh Ketua RW 09 menunjukkan koefisien korelasi sebesar dibandingkan dengan “partisipasi masyarakat” koefisien korelasi sebesar Dalam hal ini, nampak bahwa perubahan model pengajuan dana pembangunan fasilitas, di Kota Bekasi, dipengaruhi oleh penerapan kepemimpinan servant leadership dan partisipasi masyarakat. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 50 PUBLIKAUMA Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, 8 1 2020 50-56 DOI Jurnal Ilmu Administrasi Publik Available online Peran Ketua Rukun Warga Sebagai Servant Leader dan Masyarakat untuk Keberhasilan Mendapatkan Proyek Pembangunan Infrastruktur Nining Purwatmini 1, Shalahudin 2, Hari Sapto Yudiarso3 1,2,3 Program Studi Manajemen Administrasi, Fakultas Bisnis, Universitas Bina Insani Bekasi, Indonesia Diterima Februari, 2020; Disetujui April, 2020; Dipublikasikan Juni, 2020 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran Ketua Rukun Warga Ketua RW dan partisipasi masyarakat terhadap keberhasilan mendapatkan usulan dana proyek pembangunan yang berbasis pada kebutuhan nyata masyarakat. Karena, pada era reformasi telah terjadi perubahan model pengajuan usulan proyek pembangunan. Jika sebelumnya pembangunan proyek menerapkan pola dari atas ke bawah dana dikucurkan oleh Pemerintah Kota, maka saat ini pola pengajuan usulan pembangunan proyek dari bawah ke atas. Data penelitian ini didapat dari angket yang diisi oleh 350 Kepala Keluarga, di lingkungan RW 09, Kelurahan Kranji, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi. Hasil 204 angket kembali diolah menggunakan metode analisis secara kuantitatif berupa regresi, pengolahan dengan bantuan SPSS ver. 24. Hasil uji statistik terhadap angket, menunjukkan bahwa keberhasilan mendapatkan dana proyek perbaikan sarana lingkungan sangat kuat di tentukan oleh gaya kepemimpinan “servant leader” yang diterapkan oleh Ketua RW 09 menunjukkan koefisien korelasi sebesar dibandingkan dengan “partisipasi masyarakat” koefisien korelasi sebesar Dalam hal ini, nampak bahwa perubahan model pengajuan dana pembangunan fasilitas, di Kota Bekasi, dipengaruhi oleh penerapan kepemimpinan servant leadership dan partisipasi masyarakat. Kata Kunci Peran Ketua RW, Hibah, Partisipasi Masyarakat, Usulan Pembangunan Abstract This study aims to look at the role of the Chairman of the Rukun Warga RW Chairman and community participation in the success of getting proposed development project funds based on the real needs of the community. Because, in the reform era there has been a change in the model of proposing development projects. If previously the project development applied a top-down pattern funds were disbursed by the City Government, the current pattern of submitting project development proposals is from the bottom up. The research data was obtained from a questionnaire filled out by 350 families, in RW 09, Kranji Sub-District, West Bekasi District, Bekasi City. The results of 204 questionnaires were re-processed using quantitative analysis methods in the form of regression, processing with the help of SPSS ver. 24. The results of statistical tests on the questionnaire, showed that the success of getting funding for environmental infrastructure improvement projects was very strong determined by the leadership style of "servant leader" applied by the Chairman of RW 09 showing a correlation coefficient of compared to "community participation" coefficient correlation of In this case, it appears that changes in the model for submitting funds for facility construction, in Bekasi City, are influenced by the application of servant leadership and community participation. Keywords The role of RW Chairperson, grants, community participation, development proposal. How to Cite Purwatmini, N; Sholahuddin; Yudiarso, H. S. 2020. Peran Ketua Rukun Warga Sebagai Servant Leader dan Masyarakat Untuk Keberhasilan Mendapatkan Proyek Pembangunan Infrastruktur. PUBLIKAUMA Jurnal Administrasi Publik UMA, 8 1 50-56 *Corresponding author niningbinainsani ISSN 2549-9165 Print ISSN 2580-2011 Online PUBLIKAUMA Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, 8 1 2020 50-56 51 PENDAHULUAN Perubahan kebijakan pengajuan usulan proyek pembangunan di pemerintah Kota Bekasi saat ini menggunakan pola dari bawah ke atas, memberikan kesempatan seluas-luasnya peran aktif masyarakat untuk membangun lingkungannya. Melalui pola kebijakan usulan pembangunan proyek pembangunan dari bawah ke atas, tentunya hasil pembangunan tersebut sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat di lingkungan tersebut. Keterlibatan masyarakat mulai dari proses awal usulan pembangunan proyek diharapkan juga pengawasan pelaksanaan pembangunan proyek, akan lebih efektif karena masyarakat akan terlibat secara aktif. Usulan proyek pembanguanan yang dapat diajukan masyarakat dapat berupa pembanguanan jalan lingkungan, perbaikan fasilitas sosial atau rumah ibadah, pengadaan taman bermain anak-anak dan sebagainya. Mekanisme pengajuan usulan pembangunan proyek pembangunan diawali dengan pengajuan usulan masyarakat dari setiap Rukun Tetangga RT, melalui rapat warga dari setiap RT, lalu hasil dari pembahasan dari tingkat RT diajukan ke tingkat Rukun Warga RW. Kemudian pada tingkat RW, dipimpin oleh Ketua RW diadakan rapat antar Ketua RT untuk memilih usulan–usulan proyek pembanguanan yang menjadi prioritas kebutuhan warga di lingkungan tersebut. Setelah didapatkan hasil kesepakatan atas usulan-usulan proyek pembangunan yang menjadi prioritas, kemudian Ketua RW menyampaikan hasil tersebut ke tingkat Kelurahan. Keberhasilan RW 09 Kelurahan Kranji dalam mendapatkan 11 sebelas proyek usulan pembangunan untuk tahun anggaran 2015, merupakan sebuah prestasi yang perlu menjadi model bagi RW lainnya. Dengan adanya model pengajuan usulan proyek pembangunan seperti yang sudah dilakukan oleh warga RW 09 ini, kedepan diharapkan tujuan dari perubahan model pengajuan dana proyek pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah, akan bisa lebih banyak lagi penggunaan dana tepat guna dan tepat sasaran bagi masyarakat. “Servant leadership” atau kepemimpinan pelayanan, merupakan konsep kepemimpinan yang awalnya pada tahun 1970 diperkenalkan sebagai kepemimpinan etis oleh Robert K. Greenleaf Greenleaf, 2002. Kepemimpinan tipe ini sesuai untuk pemimpin dalam organisasi perusahaan maupun organisasi sosial. Penerapan budaya organisasi yang menggunakan gaya kepemimpinan pelayan menunjukkan bahwa pemimpin diharapkan dapat menerapkan manajemen konflik sesuai dengan keadaan di organisasi. Penelitian membuktikan adanya pengaruh budaya organisasi dengan kepemimpinan pelayan Widyastuti, 2016. Gaya kepemimpinan yang digunakan adalah gaya kepemimpinan pelayan serta manajemen konflik di PT. Indonesia Power - UBH di Jakarta. Konfirmasi mengenai keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin pelayan servant leader, diwakili oleh 20 dua puluh pernyataan. Kepemimpinan melayani servant leadership merupakan persepsi karyawan atau anggota komunitas. Persepsi mengenai tipe atau gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang kepala bagian atau ketua komunitas. Gaya kepemimpinan mencakup, memiliki kerendahan hati, memiliki gambaran masa depan yang memberikan motivasi dalam mencapai gambaran masa depan. Selain itu, gaya kepemimpinan melayani memiliki kepercayaan serta keyakinan terhadap para karyawannya, mampu melayani atau memahami karyawannya. Melalui sikap, perilaku, nilai-nilai yang baik dalam kehidupan Purwatmini, Solahuddin & Yudiarso, Peran Ketua Rukun Warga Sebagai Servant Leader 52 sehari-harinya, pemimpin akan mempercayai kekuatan yang dimiliki oleh para pegawai atau karyawannya. Pemimpin hendaknya juga mendengarkan secara efektif, sehingga membuat karyawan merasa dihargai, serta memberikan motivasi atau kekuatan kepada para karyawanya Windiyani, 2016. Selain itu, penelitian lain Aji, 2015 ini terbukti bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan, ketika seorang pemimpin menerapkan servant leadership. Dampak secara langsung terhadap kinerja, terutama ketika di dalam penerapannya, pemimpin menekankan pada pendekatan sosial untuk berbagai hal yang sifatnya bukan teknis pekerjaan dengan karyawannya. Partisipasi, dalam suatu komunitas masyarakat, menyatakan bahwa komunitas tersebut berupaya untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi berdasarkan kajian yang mereka lakukan terhadap masalah tersebut, lalu menentukan pilihan terhadap berbagai alternatif pemecahan masalah, yang paling sesuai dengan kondisi dan kemampuan komunitas tersebut Sumaryadi, 2010. Selain itu Supriadi, 2001 menyatakan bahwa partisipasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang di dalam sebuah komunitas, guna membuat keputusan, dalam hal ini, keputusan tersebut dibuat berdasarkan saran, aspirasi dan pendapat setiap anggota komunitas di dalam kelompok tersebut. Uphoff, 1980 menyampaikan bahwa terdapat 4 empat jenis partisipasi, yaitu pertama, partisipasi dalam pembuatan keputusan. Partisipasi kedua, partisipasi ketika melaksanakan kegiatan, sedangkan yang ketiga adalah partisipasi dalam memanfaatkan hasil keputusan, pada gilirannya adalah partisipasi dalam melakukan evaluasi setiap kegiatan yang dilakuakan berdasarkan keputusan yang dibuat bersama. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif inferensial, menurut Sugiyono, 2013, penelitian kuantitatif inferensial mencoba melihat hubungan atau kausal sebab akibat, dalam hal ini adalah hubungan peran Ketua RW dan partisipasi masyarakat terhadap keberhasilan mendapatkan dana proyek pembangunan berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Penelitian di lakukan berdasarkan alur proses berikut Sumber pengolahan dalam penelitian Gambar 1 Alur proses kegiatan yang diteliti Untuk memperoleh data akurat yang dapat dipercaya kebenarannya, dan relevan terhadap masalah yang diteliti, maka pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran angket kepada 350 Kepala keluarga di lingkungan RW 09 Keluarahan Kranji. Kemudian dilakukan wawancara untuk memastikan beberapa pernyataan dan temuan dari hasil angket. Mengacu pada jumlah populasi 485 kepala keluarga, dengan tingkat kepercayaan 95% margin of error 5%, maka angket disebarkan kepada 350 Kepala Keluarga, yang secara proporsional mewakili 485 Kepala Keluarga di 7 tujuh RT Di lingkungan RW 09 Kelurahan Kranji. Penyebaran sebanyak 350 angket, guna mengantisipasi pengembalian 65%, agar dicapai jumlah 219 responden sebagai random sampling. jumlah ini di dapat dari rumus Slovin Ellen, 2017, yaitu Purwatmini, Solahuddin & Yudiarso, Peran Ketua Rukun Warga Sebagai Servant Leader 54 n = jumlah sampel 219 kepala keluarga N= jumlah populasi 485 kepala keluarga e = marjin error 5 %. Angket yang telah diisi, kembali sebanyak 204 angket, dan ini cukup memadai jika mengacu pada hasil perhitungan rumus Slovin, sebanyak 219 sampel. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan, baik antara sampel pria dan wanita, maupun antar kelompok usia. Kuisioner yang disebarkan kepada 350 kepala keluarga berisikan pertanyaan atau pernyataan yang menunjukkan variabel “keberhasilan mendapatkan dana hibah pembangunan” sebanyak 9 sembilan pernyataan/ pertanyaan. Untuk variabel “peran serta masyarakat” dikonfirmasi melalui 8 delapan pertanyaan/ pernyataan. HASIL DAN PEMBAHASAN Peran dan Fungsi Ketua RW, sebagai pemimpin pada unit terkecil masyarakat di Indonesia, diatur di dalam aturan tentang “Penataan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa” atau Sebutan lain, diatur mengenai keberadaan organisasi dan kepengurusan Rukun Tetangga dan Rukun Warga. Penataan ini dituangkan dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2001. Kemudian Pemerintah Daerah menetapkan peraturan yang berlaku di daerah masing-masing, sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing daerah. Peraturan ini memberikan petunjuk tentang “Pedoman Pembentukan dan Tata Cara pemilihan pengurus Rukun Warga RW”, selain itu masing-masing daerah mengatur tentang hak dan kewajiban pengurus RW, tugas dan fungsi Ketua, Sekretaris dan perangkat RW, serta masa bakti kepengurusan RW. Dalam hal Peratuiran Daerah mengatur persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang warga, agar memenuhi kriteria sebagai pengurus, baik RW maupun pengurus RT. Hal lain yang dituangkan di dalam peraturan daerah tentang “Penataan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa”, adalah musyawarah antar anggota untuk membuat keputusan yang berdampak kepada kondisi seluruh warga masyarakat komunitas, aturan tentang keuangan dan kekayaan RT dan RW. Tugas pokok ketua RW menurut peraturan daerah kota Bekasi no. 5 tahun 2015 tentang pedoman pembentukan Rukun Warga RW, Rukun Tetangga RT, dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat LPM Kota Bekasi pada Bab III pasal 4, pasal 5 dan pasal 6 adalah sebagai berikut, tugas pokok ketua RW sebagai pelayanan warga, sebagai kepanjangan tangan dan tanggung jawab Pemerintah Daerah, menjamin terciptanya kondisi kehidupan rukun di kalangan warga, serta menjamin terciptanya rasa persatuan dan kesatuan antar warga pada gilirannya menggerakkan warga untuk bergotong royong dalam melaksanakan pembangunan guna kemaslahatan lingkungannya. Selain memiliki tugas pokok, ketua RW berfungsi untuk mengkoordinasian antar warga, melaksanakan fungsi sebagai penghubung antar warga dengan Pemerintah Daerah, serta penanganan masalah-masalah sosial masyarakat yang dihadapi warga. Mengacu pada tugas pokok dan fungsi ketua RW tersebut, maka keterampuilan servant leader yang diterapkan oleh ketua RW 09, Kelurahan Kranji, Kota Bekasi. Keterampilan mendengarkan, ketua RW sebagai servant leader di unit terendah pemerintahan Indonesia, nampak pada setiap urun rembug warga, ketua RW mendengarkan segala hal yang menjadi aspirasi masyarakat, utamanya ketika mengajukan dana hibah pembangunan kepada Pemerintah Daerah Kota Bekasi. Ketika harus berempati, ketua RW merasakan gangguan bagi para warga, yang disebabkan oleh rusaknya fasilitas lingkungan, dalam hal ini adalah rusaknya jalan di lingkungan RW 09 Kelurahan Kranji, Kota Bekasi, namun tak kunjung diperbaiki oleh Pemerintah Kota Bekasi. Oleh karenanya, keterampilan healing oleh Ketua RW 09, dilakukan dengan mengundang warga, melakukan rapat tingkat kelompok kecil untuk urun rembug, lalu rapat tingkat ketua RT, guna mencari pemecahan masalah dan melakukan urun rembug tahapan dan kegiatan pemecahan masalah tersebut. Rapat ini menunjukkan bahwa Ketua RW 09 peduli pada kebutuhan masyarakat agar masyarakat merasa nyaman dan tidak terganggu, dengan PUBLIKAUMA Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, 8 1 2020 50-56 55 ketersediaan sarana lingkungan yang memadai. Persuasive yaitu pendekatan secara halus yang dilakukan oleh ketua RW 09 kelurahan Kranji sebagai servant leader membuat warga masyarakat RW 09 merasa nyaman, sehingga pada gilirannya, anggota komunitas dengan sukarela turut ambil bagian dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh pengurus RW 09. Ketika anggota aktif dalam setiap kegiatan, maka akan mudah juga bagi pengusru RW 09 untuk menyusun rencana kerja termasuk rencana pengajuan hibah kepada Pemerintah Kota Bekasi, guna perbaikan sarana lingkungan RW 09, diharapkan berdampak pada kenayaman bagi warga RW 09. Kenyamanan warga menuju kepada produktivitas warga dalam berkegiatan, baik secara sosial maupun ekonomi. Penyusunan rencana kerja oleh Ketua RW bersama warga RW, didasarkan pada foresight, dalam hal ini penyusunan rencana kerja berdasarkan kenyataan masa kini serta keinginan kemajuan di masa depan, sekaligus mengantisipasi berbagai masalah potensial yang akan muncul, jika keputusan diterapkan. Berbasis pada pengalaman sebagai pengurus RT di lingkungan RW 09, berbagai keputusan yang dibuat oleh ketua RW 09, didukung oleh warga, karena dipercaya akan sepenuhnya mendukung pengembangan kondisi warga dan lingkungannya. Stewardship and commitment itulah yang menjadi dasar pengembangan warga sebagai komunitas building community merupakan komitmen dari seorang servant leader untuk melayani semua fihak di dalam komunitasnya dalam keadaan saling percaya serta lebih mengutamakan keterbukaan. Hal-hal tersebut stewardship and commitment to build the community menjadikan pengembangan komunitas di lingkungan RW 09 tercapai. Terbukti dengan diloloskannya hibah perbaikan sarana lingkungan. Penerapan keterampilan servant leader oleh Ketua RW 09, terbukti dari hasil angket yang disebarkan ke warga RW 09. Pengujian terhadap variabel “servant leader”, menunjukkan nilai Cornbach Alfa sebesar 0, 643, dinilai data cukup valid. Tabel 1. Uji Realibilitas Bagi Variabel “Servant Leader” Reliabilitas data “servant leader” Sumber data diolah, 2019 Hasil pengujian terhadap variabel “peran serta masyarakat”, menunjukkan nilai Cornbach Alfa sebesar 0, 4i8, dinilai data cukup valid . Tabel 2. Uji Realibilitas Bagi Variabel “Peran Serta Masyarakat” Reliabilitas Data Peran Serta Masyarakat Sumber data diolah, 2019 Berikutnya, hasil pengujian realibilitas terhadap variabel “keberhasilan mendapatkan dana”, menunjukkan nilai Cornbach Alfa sebesar 0, 599, dinilai data valid. Tabel 3. Uji Realibilitas Bagi Variabel “Keberhasilan Mendapatkan Dana Hibah” Realibilitas Data Keberhasilan Mendapat Dana Sumber data diolah, 2019 Dari tabel di atas, terlihat besarnya koefisien Cronbach’s Alpha koefisien hitung reliabilitas alpha setiap variabel besarnya lebih besar dan mendekati 0,60 berarti bahwa pertanyaan kuesioner seluruh variabel adalah reliabel. Hanya saja pernytaan tentang peran serta masyarakat, menunjukan “kurang valid”. Purwatmini, Solahuddin & Yudiarso, Peran Ketua Rukun Warga Sebagai Servant Leader 56 Tabel 4. Uji Korelasi Antar Tiga Variabel Sumber data diolah, 2019. JK = variabel keberhasilan, JSL= variabel servant leadership, JPM = variabel peran serta masyarakat. Penelitian menunjukan bahwa penerapan gaya kepemimpinan melayani servant leadership oleh Ketua RW 09 Kelurahan Kranji, Bekasi Barat serta partisipasi masyarakat menghasilkan keberhasilan mendapatkan dana pembangunan infrastuktur. Hal ini dijelaskan oleh hasil wawancara dengan para warga RW 09 Kelurahan Kranji, yang mengatakan bahwa mereka telah mendapatkan 11 sebelas paket dana pembanguanan dan perbaikan infrastruktur, dari 11 sebelas paket proposal yang di ajukan. SIMPULAN Hasil penelitian menunjukan bahwa keterampilan “servant leader” yang dimiliki dan diterapkan dalam memimpin komunitas oleh Ketua RW 09 , kelurhan Kranji, Kecamatan Bekasi Barat sangat berperan dalam mencapai komunitas nyaman dan produktif di lingkungan yang dipimpinnya. Keterampilan ini juga sejalan dengan kebijakan Pemerintah Kota Bekasi, yang menetapkan bahwa pengucuran dana hibah proyek-proyek pembangunan di lingkungan berdasarkan usulan dari kebutuhan masyarakat. Pengajuan proposal dana hibah dilakukan dari mulai tingkat RT kemudian kompilasi oleh RW 09 dan selanjutnya disampaikan ke Kelurahan Kranji akhirnya ke Kecamatan Bekasi Barat. Tingkat keberhasilan RW 09 cukup tinggi, Nampak dari didapatnya sejumlah 11 sebelas dana hibah proyek untuk pembanguan dan perbaikan infrastruktur. Secara statistik dapat disimpulkan bahwa ketika instrumen yang berisi 37 tiga puluh tujuh pernyataan, mewakili 3 tiga variabel tentang “keberhasilan mendapatkan dana hibah perbaikan infrastruktur/ jalan lingkungan”, variabel “partisipasi masyarakat” dan variabel “servant leader” yang diterapkan oleh ketua RW 09 kelurahan Kranji, kecamatan Bekasi Barat, menghasilkan kesimpulan bahwa penerapan “servant leadership” guna menarik peran masyarakat, menunujukkan hasil signifikan secara statistik ditunjukkan oleh tingkat korelasi yang kuat sebesar Peran serta masyarakat meyakinkan pihak pemberi hibah bahwa dana hibah yang dikucurkan, memang digunakan untuk kepentingan lingkungan warga, serta sesuai dengan kebutuhan warga. Pernyataan dalam angket menggali dan mengkonfirmasi karakter ketua RW 09, yang memang secara konsisten menerapkan karakter “servant leadership”. Penerapaan karakter ini mendorong peran serta warga masyarakat dalam semua hal, terutama “urun rembug” guna menyelesaikan masalah yang muncul di kalangan dan di kawasan RW 09 , kelurahan Kranji, Kecamatan Bekasi Barat. “Urun rembug” merupakan bentuk partisipasi masyarakat di lingkungan RW 09 Kelurahan Kranji, baik ketika mencari jalan pemecahan masalah, maupun menyusun proposal guna mendapatkan dana hibah pembangunan dan perbaikan infrastruktur. UCAPAN TERIMAKASIH Terima kasih kepada Warga RT 09 204 Kepala Keluarga dari tujuh Rukun Warga, Kelurahan Kranji Kecamatan Bekasi Barat, untuk pertisipasi memberikan jawaban pada angket yang telah menjadi dasar pembuatan naskah penelitian ini. Juga terima kasih kepada Kemenristekdikti, untuk pendanaan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Aji, M. 2015. Pengaruh Servant Leadership Terhadap Kinerja Dengan Burnout Sebagai Variabel Intervening Pada Karyawan PT. Intiroda Makmur Persada Tbk, Tangerang. Doctoral dissertation. Andreeyan, R. 2014. Studi tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan di Kelurahan Sambutan PUBLIKAUMA Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, 8 1 2020 50-56 57 Kecamatan Sambutuan. Kota Samarinda. . Journal Administrasi Negara , 1938-1951. Block, P. 1993. Stewardship Choosing service over self-interest. California Berrett-Koehler . Daerah, P. 2005. Pedoman Pembentukan Rukun Tetangga RT, Rukun Warga RW dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat LPM. Kota Bekasi Pemerintah Kota Bekasi. Dwiningrum, S. I. 2011. Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan. Yogyakarta Pustaka Pelajar. Ellen, S. 2017. Slovin's formula for sampling technique. Ghozali., K. K. 2013. Teknik Penyusunan Skala Likert Summated Scales dalam Penelitian Akuntansi dan Bisnis. Fatawa Publishing. Semarang. Fatawa Publishing. Semarang. Ginting, R. 2011. Partisipasi Masyarakat dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Musrenbang di Kabupaten Sarolangun. Yogyakarta. Repository Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada. Greenleaf, R. K. 2002. Servant Leadership, A Journey inti the Legitimate Power & Greatness. New York Paulist Press. Kali, A. 2011. Analisis partisipasi masyarakat terhadap perencanaan dan pembangunan PLTMH di Paneki Desa Pombewe. Kecamatan Biromaru Kabupaten Sigi. Kali, Agustinus. 2011. Analisis partisipasi masyarakat terhadap perencanaan dan pembangunan PLTMH di Jurnal Mektek Tahun XII No. 3. Kranji, S. E. 2014. Juknis Pelaksanaan Musrenbang. Bekasi Kelurahan Kranji. Purnamasari, I. 2007. Studi Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan di Kecamatan Cibadak. Kabupaten Sukabumi. Semarang Repository Pascasarjana. Universitas Diponegoro. RI, D. 2004. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Jakarta DPR RI. RI, D. 2004. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta DPR RI. Satries, W. I. 2011. Mengukur Tingkat Partisipasi Masyarakat Kota Bekasi Dalam Penyusunan APBD Melalui Pelaksanaan Musrenbang . Jurnal Elektronik Kybernan. Vol. 2 2, 89-130. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung CV Alfabeta. Sumaryadi, I. N. 2010. Sosiologi Pemerintahan dari Perspektif Pelayanan, Pemberdayaan, Interaksi dan Sistem Kepemimpinan Pemerintah Indonesia. Bogor Ghalia Indonesia. Supriadi, F. D. 2001. Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogya karta Adicita Karya Nusa. Uphoff, J. M. 1980. Participation's place in rural development seeking clarity through specificity. Cornall University World development. Widyastuti, T. 2016. Pengaruh Kepemimpinan Pelayan Dan Budaya Organisasi Terhadap Pengelolaan Konflik. Cakrawala-Jurnal Humaniora, 16 2. Windiyani, D. A. 2016. Hubungan Kepemimpinan Yang Melayani Servant Leadership Dengan Komitmen Organisasi Pada Karyawan Bagian Produksi. Malang University of Muhammadiyah. ... Mendukung kegiatanan-kegiatan baik yang dihimbau olah lurah ataupun inisiatif warga terkait swadaya masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan hidup. Selain RT, RW dan partisipasi masyarakat juga sangat berperan dalam keberhasilan usulan dana proyek pembangunan berbasis pada kebutuhan nyata [4]. ... Muhammad Sony MaulanaRaja SabaruddinNurmalasari NurmalasariPemanfaatan teknologi tepat guna diterapkan pada lingkungan RTRukun Tetangga-RW Rukun Warga akan meningkatkan kualitas peran dan fungsi RT/RW, apalagi RT/RW merupakan garda terdepan yang dapat mendukung pembangunan nasional. Dengan konsep layanan berbasis teknologi, RT/RW akan lebih dekat dengan warga terutama di masa pandemi covid 19 yang membatasi pertemuan tatap muka secara langsung. Dengan adanya peningkatan ini tentunya mendukung perkembangan masyarakat Indonesia ke arah society Tujuan dari penelitian ini adalah tahapan membangun dashboard aplikasi sistem pintar manajemen RT/RW berbasis online yang dapat menfasilitasi laporaan warga terhadap kondisi lingkungan sekitar RT/RW, berupa kerusakan fasilitas atau kondisi sosial di sekitar lingkungan RT/RW dan menjalankan fungsi administratif RT/RW secara digital. Metode pengembangan Aplikasi ini dengan metode SDLC Software Development Life Cycle dengan tahapan analisa kebutuhan data, perancangan dan desain perangkat lunak, pembuatan aplikasi programming dan uji coba aplikasi sebelum diimplementasikan kepada RT-RW. Hasil yang didapat berupa aplikasi dashboard yang bisa membantu fungsi dan peran RT/RW baik secara manajemen administratif, maupun penyebaran informasi dalam bentuk berita kegiatan seputar RT/RW. Kesimpulan bahwa API dari dashboard aplikasi ini dapat dikembangkan untuk membangun aplikasi mobile.... Sebagai bentuk pemerintahan terkecil, RT/RW melakukan berbagai fungsi seperti pelayanan administratif dalam bentuk surat pengantar RT/RW, mengumpulkan aspirasi masyarakat dalam bentuk laporan yang kemudian disampaikan langsung kepada lurah untuk ditindaklanjuti, mendukung kegiatankegiatan baik yang dihimbau oleh lurah ataupun inisiatif warga terkait swadaya masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan hidup Purwatmini, Shalahudin & Yudiarso, 2020. ...Pada umumnya, pengurus RT/RW di Jakarta memiliki peran ganda yaitu sebagai pengurus masyarakat sekaligus kepala keluarga di rumahnya. Hal ini menyebabkan kurang maksimalnya fungsi pelayanan publik. Beberapa fungsi administratif menjadi terabaikan serta komunikasi antara warga dan Pengurus RT/RW kurang dapat berjalan. Untuk mengatasi persoalan itu perlu dikembangkan suatu sistem informasi yang dapat memfasilitasi kebutuhan masing-masing pihak sesuai dengan kebijakan atau kondisi di wilayahnya. Teknologi informasi ini dikembangkan dalam sebuah aplikasi mobile berbasis android, yaitu Lingkoe, dengan tiga fitur utama yaitu melakukan pencatatan data kependudukan, menyampaikan berita penting, dan memberikan layanan administratif rutin kepada masyarakat. Aplikasi ini diterapkan pada warga di Kelurahan Duri Kepa, Jakarta Barat. Metode yang digunakan dalam pengembangan aplikasi Lingkoe adalah MADLC Mobile Application Development Life Cycle, yang terbagi menjadi 2 tahapan yaitu tahap analisa dan tahap pengembangan. Penerapan aplikasi ini menghasilkan sistem pencatatan dan dokumentasi data kependudukan yang lebih tertata, dan lengkap, penyampaian informasi seputar lingkungan yang lebih tersebar serta pengurusan layanan administratif yang lebih cepat selesai. Selanjutnya untuk pengembangan aplikasi yang lebih luas dan dapat digunakan oleh lebih banyak pengguna dibutuhkan data yang lebih representatif dari beberapa wilayah lainnya. In general, the management of RT / RW in Jakarta has a dual role, namely as the community administrator as well as the head of the family in his house which causing less optimal function of public services. Several administrative functions have been neglected and communication between residents and the RT / RW management is not working well. To overcome this problem it was needed to develop an information system that can facilitate each other's needs according to policies or conditions in the region. This information technology was developed in an android-based mobile application, namely Lingkoe, with three main features, namely recording population data, delivering important news, and providing routine administrative services to the public. Lingkoe application is applied to residents in Duri Kepa Village, West Jakarta. The method used in developing the Lingkoe application is MADLC Mobile Application Development Life Cycle, which is divided into 2 stages, namely the analysis stage and the development use of this application results in a more organized and complete population data recording and documentation system, a more dispersed delivery of information about the environment and a faster completion of administrative services. Furthermore, for the development of applications that are broader and can be used by more users, will need more representative data from several other M. Cohen Norman UphoffOver the past few years, development specialists have expressed increasing concern over the lack of progress in altering the plight of the rural poor. Towards this end they are shifting from the capital-investment growth models of the 1960s to the more people-centred basic- needs approaches that are increasingly dominating development thinking in the 1970s. In the process, they are turning to a number of related development strategies, one of the most important and least understood of which is popular participation’. Increasing numbers of studies and activities are being undertaken to bolster government and donor capacity to promote participation in development programmes. Yet, with all these activities the disturbing fact is that there is little agreement on what participation is or on its basic dimensions. This article seeks to provide some order to the emergence of participatory concerns in the development literature, and to offer a carefully elaborated framework that clarifies the notion of rural-development participation’ and make it applicable to total-development Administrasi Negara SambutuanKota SamarindaKecamatan Sambutuan. Kota Samarinda.. Journal Administrasi Negara Pembentukan Rukun Tetangga RT, Rukun Warga RW danP DaerahDaerah, P. 2005. Pedoman Pembentukan Rukun Tetangga RT, Rukun Warga RW danDesentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam PendidikanS I DwiningrumDwiningrum, S. I. 2011. Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan. Yogyakarta Pustaka formula for sampling techniqueS EllenEllen, S. 2017. Slovin's formula for sampling partisipasi masyarakat terhadap perencanaan dan pembangunan PLTMH di Paneki Desa PombeweA KaliKali, A. 2011. Analisis partisipasi masyarakat terhadap perencanaan dan pembangunan PLTMH di Paneki Desa Pombewe. Kecamatan Biromaru Kabupaten Sigi. Kali, Agustinus. 2011. Analisis partisipasi masyarakat terhadap perencanaan dan pembangunan PLTMH di Jurnal Mektek Tahun XII No. 3.
PelatihanKepemimpinan Pemuda 2015 yang diselenggarakan oleh Forum-KAPMEPI DIY diikuti oleh 50 peserta dari berbagi pemuda yang ada di DIY. Acara yang diselenggarakan di hotel Olympic Yogyakarta belangsung selama 2 hari. Kegiatan yang dibuka oleh perwakilan dari Asdep Kepemudaan Kemenpora ini dan Ketua BPO DIY (Bp. Edy) berlangsung dengan lancar.
Cara menghadapi atasan yang menerapkan kepemimpinan otoriter memang tidak mudah. Kamu harus bisa bersikap profesional agar bisa bertahan di kantor. Hal itu disebabkan, atasan yang otoriter memiliki kekuasaan yang mutlak dan setiap bawahannya harus menerima segala keputusan yang sudah dibuatnya. Gaya kepemimpinan ini memang identik dengan kekuasaan yang diktator. Namun, kamu harus tahu bahwa gaya kepemimpinan otoriter juga memiliki kelebihan. Jika diterapkan dengan benar, pemimpin bisa membantu karyawan menunjukkan performa terbaiknya saat bekerja. Nah, jika kamu ingin tahu lebih banyak soal jenis kepemimpinan otoriter, kamu bisa membaca penjelasan selengkapnya dengan klik tombol di bawah BACA ARTIKELNYA Lalu, apa yang harus dilakukan agar bisa bertahan di lingkungan kerja dengan atasan yang menerapkan gaya kepemimpinan ini? Jangan khawatir, Glints sudah menyiapkan cara efektif menghadapi atasan otoriter untukmu. Simak, yuk! 1. Jaga perasaanmu © Cara pertama dan terpenting yang harus kamu pahami saat menghadapi atasan yang otoriter adalah dengan tidak mudah mengambil hati. Jaga perasaanmu dan ingatlah bahwa di tempat kerja harus tetap profesional. Maka dari itu, saat kamu mendapatkan kritikan pedas dari atasan, jangan mudah memasukkannya ke hati. Fokus pada feedback yang diberikannya. Kemudian, jadikan hal itu sebagai motivasi untuk bekerja lebih baik. 2. Tetap berikan hasil kerja terbaikmu © Forbes menyebutkan kamu harus tetap bertanggung jawab dengan setiap pekerjaanmu. Dengan begitu, kamu bisa mendapatkan rasa hormat dari atasan otoriter. Kamu juga harus selalu jujur dan bekerja keras meskipun hasilnya kurang sesuai dengan harapan. Seorang pemimpin yang otoriter tidak akan menerima alasan saat kamu berbuat kesalahan. Jadi, usahakan kamu tetap bekerja dengan baik agar atasan menghormatimu. 3. Biarkan atasanmu merasa memegang kendali © Seorang pemimpin yang otoriter pasti akan mengendalikan banyak hal. Karena itu, biarkan saja mereka merasa memegang kendali penuh saat di kantor. Kamu tidak perlu memaksakan diri agar berani dan mencoba menentang perintahnya. Hal itu hanya akan membuat hubunganmu dengannya menjadi kurang baik. Sebaiknya, selalu tunjukkan loyalitas padanya sehingga atasanmu bisa yakin bahwa kamu adalah seseorang yang bisa dipercaya. Saat mendapatkan kepercayaan darinya, tentu kamu akan lebih diuntungkan. 4. Selalu berikan informasi kepadanya © Cara menghadapi atasan otoriter selanjutnya adalah dengan selalu menginformasikan segala sesuatu yang sudah kamu kerjakan di kantor. Bos yang otoriter dan suka menuntut ingin selalu mengontrol setiap aktivitas karyawannya. Karena itu, menurut Chron kamu perlu memberikan laporan rutin mengenai apa saja yang kamu kerjakan dan update status proyek yang sedang berjalan. 5. Jadilah penghubung © Salah satu cara terbaik menghadapi atasan otoriter adalah dengan menjadi orang yang dipercayainya. Caranya adalah dengan menjadi penghubung bagi atasan otoritermu. Maksudnya, jadi seseorang yang menghubungkan bosmu dengan karyawan lain yang ada di departemen atau tim kalian. Hal itu disebabkan, seorang atasan yang otoriter biasanya tidak bisa membantu menangani masalah setiap karyawan. Maka, kamu bisa mencoba membantu dengan memberikan bantuan kepada rekan kerjamu yang lain. Lalu, laporkan perkembangannya kepada atasan. Dengan begitu, kamu bisa menjadi orang yang mendapatkan kepercayaannya di kantor. 6. Berani bersikap © Seorang atasan yang otoriter memang cenderung lebih tegas dan keras dalam memimpin. Namun, bukan berarti kamu harus selalu ketakutan saat menghadapinya. Melansir Asia School of Business, kamu harus memiliki psychological security yang baik saat menghadapi atasan otoriter. Psychological security atau keamanan psikologis adalah keyakinan bahwa kamu tidak akan mendapatkan hukuman saat melakukan kesalahan. Jadi, tanamkan mindset bahwa harus berani mengutarakan pikiran dan jika memang idemu tidak salah, pastinya kamu tidak akan mendapatkan hukuman dari atasan. 7. Jangan bereaksi secara berlebihan © Tiba-tiba atasan memarahimu tanpa sebab? Sebaiknya, kamu jangan sampai terpancing emosi. Tenangkan dirimu dan jangan langsung meladeni kemarahannya. Ambil sedikit waktu dan tenangkan diri sebelum mulai mengatakan atau berbuat sesuatu. Hal itu dapat membuatmu terhindar dari emosi sesaat. Saat sudah menenangkan diri, kamu bisa segera mengajak bosmu berbicara berdua dan membahas apa yang membuatnya marah. Tanyakan apa kesalahanmu dan apa yang harus dilakukan untuk memperbaikinya. 8. Hindari gosip © Di setiap tempat kerja pasti ada saja teman yang suka menggosip. Namun, sebaiknya kamu menghindari hal yang satu ini, ya! Setiap atasan tentu tidak menyukai karyawan yang suka membicarakan dirinya di belakang. Hal itu bisa membuat mereka merasa tidak dihormati. Bukankah lebih baik kamu fokus pada pekerjaan daripada membuang waktu untuk menggosip? Itulah ragam cara menghadapi atasan otoriter yang sudah Glints siapkan untukmu. Meskipun sulit bekerja sama dengan atasan yang menerapkan gaya kepemimpinan ini. Akan tetapi, kamu masih bisa berkembang jika mampu mendapatkan kepercayaan dan rasa hormatnya. Karena itu, kamu harus tetap menunjukkan kepercayaan diri, kecakapan, dan kemauan untuk bekerja keras. Tertarik dengan pembahasan seperti di atas? Masih banyak informasi seputar tips berkomunikasi dan menghadapi rekan kerja lainnya yang bisa kamu dapatkan dari Glints. Baca beragam artikel terbaru secara rutin hanya dengan berlangganan newsletter blog Glints secara gratis. Mudah, bukan? Yuk, segera sign up dan dapatkan informasi terbaru! How To Deal With An Authoritarian-Like Boss How to Deal With an Autocratic Boss HOW TO WORK WITH AN AUTOCRATIC LEADER
CaraPemimpin Saat Menghadapi Tekanan Tinggi " Deliberate Calm" Semacam prinsip" gunakan masker zat asam Kamu lebih dahulu saat sebelum menolong orang lain mengenakan masker mereka", atasan yang bagus ketahui apa yang wajib dicoba awal kali dalam suasana darurat.
KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KETUA RT DALAM MENDORONG PARTISIPASI MASYARAKAT KABUPATEN BOGOR NAILA VELLAYATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Komunikasi Kepemimpinan Transformasional Ketua RT dalam Mendorong Partisipasi Masyarakat Kabupaten Bogor adalah benar karya saya denganarahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, November 2016 Naila Vellayati NIM I35214031 RINGKASAN NAILA VELLAYATI. Komunikasi Kepemimpinan Transformasional Ketua RT dalam Mendorong Tingkat Partisipasi Masyarakat Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh SARWITITI SARWOPRASODJO dan CAHYONO TRI WIBOWO Komunikasi pembangunan yang melibatkan seluruh warga dalam pembangunan diperlukan agar dari tahap perencanan hingga pengambilan keputusan berjalan sesuai dengan tujuan dari kegiatan atau program yang desa laksanakan. Pertemuan rutin, pertemuan tokoh masyarakat, dan pertemuan pengajian serta kegiatan rutin di desa menjadi wadah bagi warga untuk menyalurkan aspirasi dan mendapatkan informasi hasil pengambilan keputusan dari desa maupun dari RT. Ketua RT dengan menggunakan gaya kepemimpinannya dan dapat berkomunikasi dengan efektif diharapkan akan mampu meningkatkan partisipasi warga lingkungan RT untuk membangun desa kearah penguatan sumberdaya dan kelembagaan desa sehingga desa menjadi lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kredibilitas ketua RT, intensitas pertemuan, dan kepemimpinan transformasional yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa serta pola interaksi yang terjadi dalam pertemuan RT di empat dusun pada tiga kecamatan. Desain penelitian menggunakan metode campuran kuantitatif dan kualitatif dengan unit analisis ketua RT. Responden penelitian adalah 38 Ketua RT Perempuan dan laki-laki serta 76 kepala keluarga KK. Metode pengumpulan data adalah survei, wawancara mendalam, dan observasi langsung. Analisa data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis korelasi Rank Spearman, analisis komparatif Mann-Whitney, analisa Hymes dan analisa interaksi Bales. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 Ketua RT Perempuan memiliki kekuatan pada kredibilitas, intensitas pertemuan, dan kepemimpinan transformasional untuk meningkatkan partisipasi warga sedangkan Ketua RT Laki-lakimemiliki kekuatan pada kepemimpinan transformasional dalam meningkatkan partisipasi warga 2 Ketua RT dapat menjalankan fungsi penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi warga di wilayahnya. Ketua RT laki-laki dan ketua RT perempuan juga dapat memimpin dengan gaya kepemimpinan transformasional dan pola komunikasi yang baik untuk meningkatkan partisipasi warga di wilayahnya. Partisipasi warga berupa keikutsertaan dalam pertemuan RT dan pelaksanaan kegiatan RT merupakan bentuk partisipasi warga untuk pembangunan desa kearah mandiri 3 Fungsi yang belum maksimal terjadi pada pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan dengan mengembangkan aspirasi dan swadaya murni warganya karena warga masih dilibatkan dalam tahap perencanaan dan pelaksanaan. Pelibatan partisipasi warga belum maksimal pada tahap evaluasi kegiatan pembangunan desa. Kata kunci kepemimpinan partisipasi transformasional, komunikasi pembangunan, SUMMARY NAILA VELLAYATI. Head of RT Communications Transformational Leadership Encourage Community Participation in Kabupaten Bogor. Supervised by SARWITITI SARWOPRASODJO and CAHYONO TRI WIBOWO Communication development involving all citizens in the construction is necessary in order from the planning stages to the decision-making run by the purpose of the activity or program carried village. Regular meetings, meetings of community leaders, and meetings as well as the recitation of routine activities in the village into a forum for citizens to voice the aspirations and obtain information on the results of decision-making from the village or RT. Head of RT by using his leadership style and be able to communicate effectively is expected to increase citizen participation RT for rural reconstruction and institutional resources towards strengthening the village so the village for the better. This study aims to analyze the credibility of the RT, the intensity of the meeting, and transformational leadership related to community participation in rural development as well as patterns of interactions that occur at the meeting of RT in four hamlets in the three districts. The study design using a mixture of quantitative and qualitative methods to the analysis unit of the RT. Respondents are 38 heads of RT women and men as well as 76 families KK. Data collection methods are surveys, interviews, and direct observation. Analysis of the data used are descriptive analysis, Spearman Rank correlation analysis, comparative analysis Mann-Whitney, Hymes analysis and interaction analysis Bales. The results showed that 1 the Chairman of RT Women have power on credibility, the intensity of the meeting, and transformational leadership to increase the participation of citizens. While the RT males have power at transformational leadership in enhancing the participation of citizens 2 Head of RT can run a self-driving function of cooperation and participation of citizens in the region. Chairman of RT men and women of the RT can also lead to the style of transformational leadership and good communication pattern to increase the participation of citizens in the region. The participation of the people in the form of participation in the meeting of the RT and the implementation of RT is a kind of citizen participation for rural development towards self 3 The function did not maximize in the manufacture of ideas in the implementation of development by developing the aspirations and real self of its citizens because the citizens are still involved in the planning and execution, The involvement of citizen participation is not maximized in the evaluation of rural development. Keywords communication development, participation, transformational leadership © Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KETUA RT DALAM MENDORONG PARTISIPASI MASYARAKAT KABUPATEN BOGOR NAILA VELLAYATI Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis Dr Ir Siti Amanah, MSc PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga tesis ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2016 ini adalah Komunikasi kepemimpinan transformasional ketua RT dalam mendorong tingkat partisipasi masyarakat di Kabupaten Bogor. Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan strata dua S2 pada Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Penyelesaian tesis ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada 1. Ibu Dr Ir Sarwititi Sarwoprasodjo, MS sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Dr Cahyono Tri Wibowo, MM sebagai anggota komisi pembimbing yang sabar dan memberi dukungan kepada penulis serta Ibu Dr Ir Siti Amanah, Msc sebagai penguji luar komisi. 2. Kepala Camat Kecamaran Ciomas, Kepala Camat Dramaga dan Kepala Camat Parung serta Kepala Desa dan Ketua RT di 15 desa daerah penelitian serta seluruh responden telah memberikan informasi selama penelitian. 3. Kedua orang tua, Drs. Wira Indra Satya, MKes dan Ir. Zul Erwina terima kasih atas segala kasih sayang, do’a dan semangat yang telah diberikan kepada penulis. 4. Keluarga besar yang telah memberikan dukungan, semangat, dan doa yang diberikan kepada penulis. 5. Kawan-kawan di MondetCrew dan Forlie inc terima kasih atas segala doa dan semangat yang diberikan kepada penulis. 6. Nurul Qamariyah SKom, MKom, Nala Sari Tanjung, dan Kadek Diah Pradnyani, dan Kawan-kawan Program Pascasarjana KMP dan KOM IPB angkatan 2014 terima kasih atas do’a dan dukungannya selama ini. 7. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada MSP yang telah memberikan dukungan, doa dan semangat serta kebersamaannya. Penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang. Bogor, November2016 Naila Vellayati DAFTAR ISI DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR LAMPIRAN ix 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian 1 1 4 5 5 2 TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Pembangunan Karakteristik Individu Kepemimpinan Partisipasi Faktor-Faktor Kepemimpinan Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian 6 6 8 9 14 16 18 19 3 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Kuantitatif Metode Kualitatif 20 20 20 20 29 4 DESKRIPSI UMUM DESA 30 5 PARTISIPASI DALAM PEMBANGUNAN DESA 31 6 KEPEMIMPINAN KETUA RT Kredibilitas Ketua RT Gaya Kepemimpinan Transformasional 33 33 34 7 INTENSITAS PERTEMUAN Siskamling Pengajian Posyandu Kerja Bakti Pertemuan RT Pertemuan Tokoh Masyarakat Pertemuan Pengajian 38 38 39 40 41 42 43 44 8 FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI Hubungan Kredibilitas Ketua RT dengan PartisipasiWarga dalam Pembangunan Desa Hubungan Intensitas Pertemuan dengan Partisipasi Warga dalam Pembangunan Desa Hubungan Gaya Kepemimpinan Transformasional dengan Partisipasi Warga dalam Pembangunan Desa 45 45 47 50 9 POLA KOMUNIKASI KELOMPOK DAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL Ketua RT Perempuan Transformasional Ketua RT Perempuan Kurang Transformasional Ketua RT Laki-laki Dominan Kepemimpinan Transformasional Ketua RT Laki-laki Kurang Transformasional Ringkasan Pola Komunikasi 53 54 58 62 65 68 10 ANALISIS INTERAKSI KOMUNIKASI KELOMPOK DAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL Kasus Pertemuan RT Perempuan Transformasional Kasus Pertemuan RT Perempuan Kurang Transformasional Kasus Pertemuan RT Laki-Laki Transformasional Kasus Pertemuan RT Laki-Laki Kurang Transformasional 70 70 71 72 73 11 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran 74 74 75 DAFTAR PUSTAKA 75 LAMPIRAN 80 RIWAYAT HIDUP 96 DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Indikator, definisi, parameter, dan kategori penelitian Indikator, definisi, parameter, dan kategori penelitian Indikator, definisi, parameter, dan kategori penelitian Indikator, definisi, parameter, dan kategori penelitian Nilai rata-rata skor partisipasi wargaKetua RT Perempuan dan Ketua RT Laki-laki Kabupaten Bogor Nilai rata-rata skor kredibilitas Ketua RT Perempuan dan Ketua RT Laki-laki Kabupaten Bogor Nilai rata-rata dan nilai beda kepemimpinan transformasional Ketua RT Perempuan dan Ketua RT Laki-lakiKabupaten Bogor Nilai rata-rata dan nilai beda intensitas pertemuan Ketua RT Perempuan dan Ketua RT Laki-laki Kabupaten Bogor Koefisien korelasi Spearman rs kredibilitas Ketua RT Perempuan dan Ketua RT Laki-lakidengan pelaksanaan, evaluasi, dan menikmati hasil di Kabupaten Bogor tahun 2016 Koefisien korelasi Spearman rs intensitas pertemuan Ketua RT Perempuan dan Ketua RT Laki-laki dengan pelaksanaan, evaluasi, dan menikmati hasil di Kabupaten Bogor tahun 2016 Koefisien korelasi Spearman rs kepemimpinan transformasional Ketua RT Perempuan dan Ketua RT Laki-laki dengan pelaksanaan, evaluasi, dan menikmati hasil di Kabupaten Bogor tahun 2016 Ringkasan pola komunikasi empat kampung di Kabupaten Bogor menurut analisa Hymes Persentase ujaran menurut kategori proses interaksi Bales oleh Ketua RT Perempuan Tranformasional Persentase ujaran menurut komponen kepemimpinan transformasional oleh Ketua RT Perempuan Badoneng Persentase ujaran menurut kategori proses interaksi Bales oleh Ketua RT Perempuan kurang transformasional Persentase ujaran menurut komponen kepemimpinan transformasional oleh Ketua RT Perempuan Cibereum Persentase ujaran menurut kategori proses interaksi Bales oleh Ketua RT Laki-laki tranformasional Persentase ujaran menurut komponen kepemimpinan transformasional oleh Ketua RT Laki-laki Iwul Persentase ujaran menurut kategori analisis interaksi Bales oleh Ketua RT Laki-laki kurang transformasional Persentase ujaran menurut komponen kepemimpinan transformasional oleh Ketua RT Laki-laki Sukarapi 22 23 24 25 31 33 35 42 45 47 50 69 70 71 71 72 72 73 73 74 DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 Kerangka pemikiran penelitian Kegiatan pekan imunisasi nasional Desa Babakan Setting tempat duduk pertemuan RT transformasional Pr Setting tempat duduk pertemuan RT kurang transformasional Pr Setting tempat duduk pertemuan RT transformasional Lk Setting tempat duduk pertemuan RT kurang transformasional Lk 18 41 54 58 62 66 DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Uji Beda Ketua RT Per Kecamatan Data Matriks KK Ketua RT Perempuan Data Matriks KK Ketua RT Laki-laki Kasus Pertemuan RT Perempuan Dominan Transformasional Kasus Pertemuan Ketua RT Laki-laki Dominan Transformasional 81 82 82 82 83 91 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan manusia merupakan bentuk perubahan sosial yang terencana dan diharapkan akan membangun manusia yang mandiri. Pembangunan diharapkan akan menghasilkan individu-individu yang mandiri dalam mengatasi dan memecahkan masalah serta mengambil keputusan yang bermanfaat untuk dapat meningkatkan mutu hidup masyarakat. Proses pembangunan memerlukan komunikasi untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan kepada khalayak agar tercapai mutual understanding terhadap makna pesan tersebut. Komunikasi pembangunan menjadi jembatan penghubung terhadap masalah dan kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat, sehingga tujuan pembangunan tepat pada sasaran Mardikanto 2010. Pendekatan komunikasi pembangunan sangat diperlukan untuk dapat menciptakan kesamaan makna yang dapat menghasilkan partisipasi masyarakat dan pada akhirnya berhubungan dengan keberhasilan proses pembangunan itu sendiri. Komunikasi pembangunan menurut Servaes 2008 melibatkan orang untuk mengembangkan dirinya, masyarakat disekitarnya dan hal tersebut pasti melibatkan tindakan secara sukarela. Komunikasi pembangunan melibatkan banyak orang untuk mengembangkan diri mereka dan lingkungan sekitar tanpa melibatkan orang lain maka pembangunan tidak dapat terlaksana sesuai dengan hasil yang diharapkan. Kegiatan komunikasi pembangunan melibatkan masyarakat mulai tahap perencanaan hingga menikmati hasil pembangunan. Kegiatan pelibatan masyarakat dan pemangku kepentingan diperlukan dalam mendukung pembangunan sejalan dengan Mefalopulos 2008 bahwa komunikasi pembangunan mendukung perubahan yang berkelanjutan dalam pembangunan dengan melibatkan pemangku kepentingan utama agar membangun lingkungan yang kondusif dalam menilai risiko dan peluang; menyebarluaskan informasi; mendorong perilaku dan perubahan sosial. Komunikasi pembangunan menjadi penting karena dapat membantu masyarakat atau pihak terlibat dalam pembangunan di jalurnya serta untuk menciptakan kemandirian. Komunikasi pembangunan membantu masyarakat dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan menikmati hasil. Perencanaan tersebut akan menghasilkan keputusan bersama yang nantinya akan dilaksanakan oleh pihak yang terlibat pembangunan dan masyarakat. Pengambilan keputusan dalam mencapai pembangunan yang berkelanjutan tidak dapat berdiri tanpa adanya partisipasi dari pemangku kepentingan dan seluruh masyarakat Mefalopulos 2008. Salah satu pembangunan daerah yang sering terlupakan adalah pembangunan desa, padahal desa merupakan cikal bakal sebuah negara. Pembangunan desa masih dianggap sebelah mata oleh pemerintah tetapi saat ini pemerintah kemudian berupaya untuk membangun desa kearah yang lebih baik. Pelaksanaan pembangunan desa maka tidak hanya dilihat dari infrastruktur yang terjamin tetapi juga dari sumberdaya masyarakatnya yang mandiri dan mampu melanjutkan pembangunan desa kearah yang lebih baik. Sejalan dengan ini, maka pembangunan desa memerlukan pemerintahan desa karena desa saat ini telah 2 memiliki otonomi desa yakni otonomi asli, bulat, dan utuh serta bukan merupakan pemberian dari pemerintah. Desa harus mengurusi keperluan dan memiliki kewenangan untuk mengatur keseluruhan kepentingan masyarakat setempat, tetapi dengan adanya otonomi tidak membuat desa melupakan nilai tanggungjawabnya terhadap Negara Indonesia. Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa pasal 18 kewenangan desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat desa. Desa memiliki kepala pemerintahan yang disebut kepala desa. Kepala desa dibantu oleh ketua rukun warga RW dan ketua rukun tetangga RT. Menurut Undang-Undang peraturan menteri dalam negeri No. 5 tahun 2007 pasal 1 ayat 9 menyatakan Rukun Warga RW adalah bagian kerja lurah dan merupakan lembaga yang dibentuk melalui musyawarah pengurus RT di wilayah kerjanya yang ditetapkan oleh Pemerintah Desa atau Lurah. Sedangkan ayat 10 menyatakan Rukun Tetangga RT adalah lembaga yang dibentuk melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan pemerintahan dan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Pemerintah Desa atau Lurah. Melihat hal ini maka RT/RW sangat dekat dengan masyarakat karena dipilih langsung oleh masyarakat dan berfungsi dalam pemeliharaan keamanan, ketertiban, dan kerukunan hidup antar warga; serta penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat di wilayahnya. RT/RW merupakan bagian kecil dari desa tetapi peran aktif RT/RW dibutuhkan untuk membangun desa dan kelurahan setempat. Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan untuk pembangunan daerah setempat. Pembangunan lingkungan desa khususnya di RT/RW memerlukan kepemimpinan agar proses komunikasi yang berjalan dapat terkoordinasi dengan baik dan regulasi dari kegiatan dapat berjalan sesuai tujuan dari pemerintahan desa. Ketua RT kemudian dipilih untuk membantu RW dan kepala desa menjaga kestabilan lingkungan setempat. Ketua RT dipilih oleh masyarakat sehingga masyarakat tahu bagaimana kredibilitas dari calon ketua RT yang mereka pilih. Ketua RT yang merupakan salah satu pemangku kepentingan pembangunan diharapkan dapat melibatkan seluruh warga agar proses pembangunan dapat berjalan dengan baik. Pendekatan pembangunan yang dilakukan untuk upaya ini berbasis kepada partisipasi warga agar tercapai tujuan dari pembangunan yang partisipatif. World Bank dalam Mefalopulos 2008 menyatakan bahwa secara internasional, tantangan pembangunan berkelanjutan dan partisipasi semakin diakui sebagai bagian penting dari strategi pembangunan berkelanjutan. Sejalan dengan hal ini maka Ketua RT dipilih oleh warga. Ketua RT tidak hanya berjenis kelamin laki-laki karena sesuai dengan salah satu tujuan program Sustainable Development Goals SDGs yang memastikan bahwa partisipasi perempuan secara penuh dan efektif serta memiliki kesempatan yang sama dalam kepemimpinan di segala level pembuat keputusan baik politik, ekonomi maupun kehidupan publik UN 2015. Gaya kepemimpinan adalah pola yang relatif konsisten dari perilaku yang mencerminkan keyakinan dan sikap seorang pemimpin Beebe dan Masterson 2015. Ketua RT perempuan sebagai pemimpin di lingkungan masyarakat setempat tentu memiliki gaya yang berbeda dengan Ketua RT Laki-laki. Gaya 3 kepemimpinan yang saat ini sedang banyak digunakan adalah gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional. Kedua gaya kepemimpinan ini dibutuhkan tergantung pada karakterstik atau kondisi yang berlaku saat itu Tyssen et al. 2014. Kepemimpinan transformasional menurut Beebe dan Masterson 2015 adalah berusaha untuk mengubah, meningkatkan, dan menyatukan tujuan pengikut serta menginspirasi mereka untuk mengejar tujuan dan berbagi. Ketua RT perempuan tentunya juga menghadapi banyak permasalahan di lingkungannya sehingga dengan gaya kepemimpinan yang ia terapkan maka dapat mengurangi dan menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Ketua RT perempuan dan ketua RT laki-laki menggunakan gaya kepemimpinan untuk dapat menciptakan partisipasi warga dalam pengambilan keputusan sehingga menghasilkan pembangunan desa berkelanjutan. Proses pengambilan keputusan untuk pembangunan desa memerlukan komunikasi yang berperan dalam perencanaan hingga pengambilan keputusan sehingga dengan gaya kepemimpinan tersebut diharapkan dapat meningkatkan partisipasi warga desa dalam proses pembangunan. Gaya kepemimpinan yang biasanya diterapkan oleh perempuan adalah gaya kepemimpinan transformasional Porterfield & Kleiner 2005; Chao & Tian 2011. Eagly dan Carly 2003 menekankan bahwa kepemimpinan transformasional lebih menguntungkan bagi perempuan setelah mempertimbangkan pada inkonsistensi antara permintaan dari peran kepemimpinan dan peran perempuan. Kepemimpinan transformasional dapat memotivasi kelompok pengikut untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan oleh organisasi maupun masyarakat. Sejalan dengan hal ini bahwa gaya kepemimpinan perempuan adalah memotivasi anggota kelompoknya untuk mencapai tujuan kelompok yang dapat membuat perempuan mendapatkan kesempatan yang sama menjadi seorang pemimpin Halim & Razak 2013, Perilleux &Szafarz 2015, Holden & Raffo 2013. Partisipasi warga yang ingin dicapai oleh ketua RT perempuan menggunakan komunikasi dengan melibatkan seluruh warga lingkungan RT melalui pertemuan rutin, pertemuan tokoh masyarakat, pertemuan pengajian, dan kegiatan rutin yang ada di desa. Pelibatan warga yang dilakukan ketua RT perempuan dan ketua RT laki-laki diharapkan dapat meningkatkan akses informasi warga dan memberikan wadah untuk partisipasi dengan menyumbangkan ide, pemikiran, dan tenaga untuk pembangunan desa. Intensitas pertemuan yang dilakukan oleh ketua RT bertujuan agar informasi, ide dan pendapat dari seluruh warga dapat disampaikan dengan baik dan memiliki komunikasi yang kongruen sehingga proses pembangunan desa dapat terlaksana dengan berkelanjutan. Komunikasi yang melibatkan seluruh warga dalam pembangunan diperlukan agar dari tahap perencanan hingga memanfaatkan hasil pembangunan berjalan sesuai dengan tujuan dari kegiatan atau program yang desa laksanakan. Pertemuan rutin, pertemuan tokoh masyarakat, pertemuan pengajian, serta kegiatan rutin di desa menjadi wadah bagi warga untuk menyalurkan aspirasi dan mendapatkan informasi hasil pengambilan keputusan dari desa maupun dari RT. Ketua RT dengan gaya kepemimpinannya serta kemampuannya berkomunikasi dengan efektif diharapkan akan mampu meningkatkan partisipasi warga lingkungan RT untuk membangun desa kearah penguatan sumberdaya dan kelembagaan desa sehingga desa menjadi lebih baik. 4 Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan kredibilitas ketua RT perempuan dan ketua RT laki-laki, intensitas pertemuan, dan gaya kepemimpinan transformasional ketua RT perempuan dan ketua RT laki-laki dengan tingkat partisipasi warga dalam pembangunan desa melalui proses pengambilan keputusan yang dilaksanakan di lingkungan setempat. Berdasarkan beberapa pertimbangan tersebut, maka penelitian mengenai komunikasi kepemimpinan transformasional ketua Rukun Tetangga RT terhadap tingkat partisipasi warga di Kabupaten Bogor menjadi penting untuk diteliti. Rumusan Masalah Pembangunan desa dapat berjalan dengan baik apabila adanya partisipasi warga desa untuk menjalankannya sesuai dengan arahan pimpinan. Proses partisipasi masyarakat dalam pembangunan menurut Fadil 2013 berupa akses informasi, pemberian usulan, pengambilan keputusan, kontrol dan pengawasan. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan sangat diharapkan sehingga proses pembangunan berjalan sesuai dengan seluruh pihak yang terkait dalam pembangunan tersebut. Meskipun demikian pentingnya partisipasi masyarakat masih belum dilaksanakan sepenuhnya oleh masyarakat dan pemerintah. Pembangunan desa merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat karena desa memiliki peran penting dalam pembentukan suatu Negara. Keterlibatan atau partisipasi masyarakat merupakan bagian penting dalam pembangunan perdesaan tetapi partisipasi ini mengalami beberapa kendala. Dari hasil penelitian terdahulu bahwa kegagalan partisipasi masyarakat dalam pembangunan perdesaan karena penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi program pembangunan tidak melibatkan masyarakat Hadi 2015. Partisipasi tidak dapat berdiri sendiri apabila tidak adanya kepemimpinan dan komunikasi, kepemimpinan dan komunikasi memegang peran penting dalam partisipasi masyarakat sehingga masyarakat diharapkan akan aktif dalam partisipasi dan mengemukakakn pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan pembangunan desa atau lingkungan setempat. Kurang efektifnya komunikasi dapat mengurangi partisipasi masyarakat Purwatiningsih 2012. Komunikasi yang melibatkan warga dalam pertemuan di desa diharapkan akan mengakomodasi aspirasi, ide, pendapat warga dalam pengambilan keputusan di lingkungan RT. Pencapaian partisipasi warga dalam pengambilan keputusan memerlukan pertemuan yang tepat dari Ketua RT sehingga warga dapat menerima informasi dan mengambil keputusan dengan adil. Pertamuan merupakan salah satu aspek komunikasi dalam pengambilan keputusan yang akan berdampak kepada partisipasi warga, hal ini juga memerlukan kepemimpinan yang tepat dari Perempuanagar kepemimpinanya unggul dengan kepemimpinan laki-laki. Perempuan juga memiliki gaya kepemimpinan sendiri, karena dalam menghadapi sebuah permasalahan atau mengambil keputusan memerlukan gaya kepemimpinan. Hasil penelusuran terdahulu mengenai kepemimpinan perempuan ditemukan hal-hal sebagai berikut kepemimpinan transaksional dan transformasional dalam proyek Tyssen et al. 2014; dinamika kepemimpinan transformasional-transaksional dan taktis yang mempengaruhi karyawan 5 Epitropaki dan Martin 2013; gaya kepemimpinan di kelompok multiras Aritz dan Walker 2014. Namun demikian dari penelitian diatas belum melihat kepemimpinan transformasional Ketua RT Perempuan dan intensitas pertemuan untuk meningkatkan partisipasi warga dalam pembangunan desa. Oleh karena itu menjadi penting bagi komunikasi pembangunan untuk memberikan kontribusi pada kajian kepemimpinan Perempuan dan komunikasi untuk meningkatkan partisipasi warga desa dalam pembangunan. Dari permasalahan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut 1. Bagaimana hubungan kredibilitas Ketua RT Perempuandan RT Laki-Laki pada tingkat partisipasi warga dalam pembangunan desa? 2. Bagaimana hubungan antaraintensitas pertemuan Ketua RT Perempuan dan RT Laki-Laki pada tingkat partisipasi warga dalam pembangunan desa? 3. Bagaimana hubungan kepemimpinan transformasional Ketua RT Perempuan dan RT Laki-Laki pada tingkat partisipasi warga dalam pembangunan desa? 4. Bagaimana Pola Komunikasi Kelompok dan Kepemimpinan Transformasional Ketua RT Perempuan dan RT Laki-Laki pada tingkat partisipasi warga dalam pembangunan desa? Tujuan Penelitian Penelitian dilakukan untuk menjawab permasalahan yang terdapat dalam rumusan masalah. Tujuannya sebagai berikut 1. Menganalisa hubungan kredibilitas Ketua RT Perempuandan RT Laki-Laki pada tingkat partisipasi warga dalam pembangunan desa. 2. Menganalisa hubungan antaraintensitas Ketua RT Perempuan dan RT LakiLakipada tingkat partisipasi warga dalam pembangunan desa. 3. Menganalisa hubungan kepemimpinan transformasional Ketua RT Perempuan dan RT Laki-Lakipada tingkat partisipasi warga dalam pembangunan desa. 4. Menganalisa Pola Komunikasi Kelompok dan Kepemimpinan Transformasional Ketua RT Perempuan dan RT Laki-Laki pada tingkat partisipasi warga dalam pembangunan desa. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini terdiri dari aspek praktis dan aspek akademis yang dijelaskan sebagai berikut 1. Aspek praktis menghasilkan suatu masukan bagi pengambil kebijakan desa dalam upaya pembangunan yang berbasis kepada partisipasi warga, menambah wawasan tentang kondisi riil masyarakat desa, dan membantu pemerintah desa mencari solusi 2. Aspekak ademis bermanfaat dalam memberikan sumbangan kepada komunikasi pembangunan dan menggali peran pemimpin untuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa. 6 2 TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Pembangunan Proses komunikasi yang terjadi dalam praktek kehidupan sehari-hari menunjukkan bahwa komunikasi pada hakekatnya merupakan suatu proses interaksi sosial antar dua pihak individu atau lebih dan komunikasi dapat pula diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau ide-ide antar sesama warga masyarakat Mardikanto 2010. Konsep pembangunan paradigma difusi diperkenalkan oleh Rogers yang merumuskan komunikasi pembangunan sebagai proses penyampaian ide darisumber kepada penerima, dengan tujuan untuk mengganti ide, menciptakan dan merubah sikap terhadap ide-ide, membujuk dengan maksud agar penerima menerima ide tersebut sebagai bagian dari perilaku yang teratur. Menyadariadanya perubahan sistem sosial, dan adanya kritik dari kalangan komunikasipembangunan, dimana tidak adanya feedback pada konsep tersebut, maka padatahun 1976, Rogers merevisi pengertian komunikasi pembangunan. Konsep komunikasi mulai mengalami perubahan, bukan lagi sebagai proses linear one way dari sumber kepada penerima, tetapi menekankan adanya interaksiantara sumber dan penerima Rogers 2003. Penolakan paradigma komunikasi pembangunan yang bersifat vertikal, top-down, linear dan searah, sebelumnyatelah dikemukakan oleh Paulo Freire, yang kemudian mendekonstruksikan komunikasi pembangunan pada hak asasi manusia dalam pembangunan. Freire menegaskan bahwa hak asasi tersebut adalah hak individu untuk menyuarakan kata-katanya, dan bukan dari beberapa orang tertentu saja Freire 1972. Hal ini tentunya membutuhkan kelompok untuk dapat menyuarakan aspirasi, ide dan keputusan yang dihasilkan dapat bermanfaat. Matindas 2010 juga menyatakan bahwa aktivitas komunikasi dalam kelompok merupakan suatu hal yang umum terjadi dalam masyarakat pedesaan termasuk pada komunitas petani dan umumnya interaksi komunikasi yang terjadi sesama anggota kelompok adalah tatap muka. Sejalan dengan Goldberg dan Larson 2006 komunikasi kelompok lebih cenderung terjadi secara langsung dalam pertemuan tatap muka. Komunikasi kelompok bermanfaat untuk pembangunan dalam pelaksanaan pembangunan melalui perencanaan, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan yaitu sebuah proses memilih diantara beberapa alternatif. Metode yang digunakan dalam membuat keputusan dalam komunikasi kelompok menurut Beebe dan Masterson 2015 yaitu 1. Keputusan oleh ahli di dalam kelompok, seseorang mungkin ahli dalam memahami beberapa kasus dan anggota dapat memilihnya untuk membuat keputusan. 2. Keputusan oleh ahli di luar kelompok, memilih ahli diluar kelompok harus melalui voting dengan beberapa anggota dan ini bukan cara yang terbaik untuk membuat keputusan akhir. 3. Menyimpulkan keputusan alternatif dari hasil voting dengan kelompok. 4. Pemilihan acak. 7 5. Aturan mayoritas, metode ini biasanya dilakukan oleh kelompok tetapi memerlukan waktu yang lama dan bias mengorbankan kualitas keputusan. 6. Keputusan dari minoritas, terkadang keputusan dari minoritas baik karena dapat menyuarakannya dengan nyaring. Tetapi keputusan minoritas sulit diterapkan oleh kelompok karena sulit diterima seluruh anggota. 7. Keputusan oleh konsesus, konsensus terjadi ketika semua kelompok dapat mendukung tindakan. Metode ini sulit tetapi semua anggota kelompok puas dangan keputusan. Beebe dan Masterson 2015 juga mendefinisikan pemecahan masalah adalah Problem solving is the process of overcoming obstacles to achieve a goal. Whereas decision making involves making a choice from among alternatives, problem solving usually requires a group to make many decisions or choices as it identifies a problem and determines how to solve it. Tiga pendekatan untuk pemecahan masalah kelompok yakni 1. Pendekatan deskriptif untuk memecahkan masalah Pendekatan ini mengidentifikasi pola khas komunikasi yang terjadi ketika orang berinteraksi untuk memecahkan masalah. 2. Pendekatan fungsional untuk memecahkan masalah Pendekatan ini mengidentifikasi persyaratan tugas utama dan menekankan pentingnya komunikasi yang efektif sebagai faktor utama yang berkontribusi terhadap pemecahan masalah yang efektif. 3. Pendekatan preskriptif untuk memecahkan masalah Pendekatan ini mengidentifikasi agenda dan teknik untuk meningkatkan kinerja pemecahan masalah kelompok tertentu. Goldberg dan Larson 2006 akhirnya menyimpulkan mengenai komunikasi kelompok dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yakni 1. Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah oleh kelompok kecil yang mewarnai kehidupan kita adalah salah satu dari proses-proses dasar yang menjadi pedoman masyarakat. 2. Masalah mana pun dapat dilakukan pendekatan melalui bentuk-bentuk penelitian sebagai berikut penunjukkan designative yakni, membuat pernyataan faktial tentang persoalannya; memberi ketentuan-ketentuan prescriptive yakni membicarakan langkah-langkah tindakan dan apa yang seharusnya menjadi kasus, atau penghargaan appraisive yakni membicarakan tentang apa yang baik dan apa yang buruk, dan apa yang lebih diinginkan. 3. Masalah apapun dapat dirumuskan dalam bentuk suatu pertanyaan tentang fakta, nilai, atau kebijaksanaan. Berdasarkan definisi diatas bahwa pemecahan masalah adalah proses mengatasi hambatan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan pengambilan keputusan melibatkan membuat pilihan dari antara alternatif, pemecahan masalah biasanya membutuhkan sebuah kelompok untuk membuat banyak keputusan atau pilihan karena mengidentifikasi masalah dan menentukan bagaimana mengatasinya. Hal ini dibutuhkan dalam pembangunan dimana komunikasi kelompok menjadi bagian dari pembangunan untuk menghasilkan keputusan bermanfaat. 8 Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang dilakukan dalam komunikasi kelompok untuk pembangunan merupakan salah satu perubahan konsep komunikasi pembangunan. Hal ini telah diutarakan oleh Servaes sebelumnya mengenai hak individu untuk menyuarakan pendapatnya. Servaes 2008 menyatakan perubahan komunikasi pembangunan terjadi pada arah komunikasipembangunan linear menjadi komunikasi dua arah dialogis, komunikasi tidaklagi hanya berpusat pada komunikatornya, tetapi mulai memberikan perhatiankepada penerima pesan, serta menekankan pada pemahaman makna daripada hanya menyebarkan informasi. Komunikasi pembangunan bukan lagi fokus pada peningkatan produksi dan diseminasi informasi yang terpisah dari proses-prosesyang terjadi di masyarakat. Berawal dari pemikiran Freire tersebut, maka berkembanglah pemikiran lain mengenai perubahan konsep komunikasi pembangunan. Komunikasi lebih diarahkan pada proses-proses yangmemungkinkan pihak penerima terlibat secara aktif dalam memenuhikebutuhannya melalui dialog dengan sesama stakeholder, dalam mencapai tujuan serta masalah yang sama untuk pembangunan dengan objektif pembangunan dan implementasi aktivitas untuk kontribusi serta solusi pembangunan Bessette 2004. Karakteristik Individu Lionberger dan Gwin 1982 mengemukakan bahwa peubah-peubah yang penting dalam mengkaji masyarakat lokal antara lain adalah peubah personal. Kemudian dijelaskan lebih lanjut bahwa karakteristik yang dimiliki seseorang itu berbeda dari orang yang satu ke orang yang lain, dan kadang-kadang perbedaan tersebut sangat bervariasi. Menurut Pangewa 2004, faktor-faktor yang memengaruhi karakteristik individu adalah 1 umur, 2 jenis kelamin, 3 tingkat pendidikan, 4 pendapatan, dan 5 pekerjaan. Riduwan 2011 juga menyatakan bahwa unsur-unsur karakteristik responden dapat dirinci berdasarkan tujuan penelitian dan angket wawancara. Riduwan 2011 menyebutkan bahwa diantaranya karakteristik responden dapat berupa 1 umur, 2 jenis kelamin, 3 pekerjaan, 4 lama bekerja, 5 pendidikan terakhir, dan 6 status perkawinan. Pada tingkatan individu, karakteristik dari masingmasing individu personal yang meliputi ciri pribadi atau biografis seperti usia, jenis kelamin, status perkawinan, ciri kepribadian, nilai dan sikap dan tingkat-tingkat kemampuan dasar akan mempengaruhi perilaku mereka ditempat kerja Robbins 2003. Jenis Kelamin merupakan perbedaan biologis antara individu. Berdasarkan penelitian dari Matindas 2010 bahwa terdapat perbedaan penggunaan saluran komunikasi antara petani pria dan petani Perempuan. Umur/Usia dalam beberapa penelitian, umur pemuka pendapat berhubungan nyata dengan efektivitas komunikasi dalam penerapan teknologi usahatani padi tersebut seperti penelitian Rohi et al. 2009. Tingkat pendidikan memengaruhi kemampuan berpikir secara rasional dan analisis. Baik pendidikan formal maupun non formal merupakan sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, serta dapat menjadi dasar kemampuan pengambilan keputusan terhadap berbagai masalah yang dihadapi. 9 Hal tersebut bermakna terdapat kecenderungan semakin tinggi pendidikan seseorang maka dapat berhubungan nyata dengan meningkatkan pengetahuan dalam menyerap inovasi terbaru Astuti 2007; Rohi et al. 2009. Pekerjaan. Pekerjaan merupakan kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh individu. Rohi et al. 2009 menyatakan bahwa terdapat hubungan nyata antara pekerjaan dengan efektivitas komunikasi pemuka pendapat. Kepemimpinan Kredibilitas Komunikator Kredibilitas bisa diperoleh jika seorang komunikator memiliki ethos, pathos dan logos. Ethos adalah kekuatan yang dimiliki pembicara dari karakter pribadinya, sehingga ucapan-ucapannya dapat dipercaya. Pathos adalah kekuatan yang dimiliki seorang pembicara dalam mengendalikan emosi pendengarnya, sedangkan Logos adalah kekuatan yang dimiliki komunikator melalui argumentasinya Cangara 2007. Sumber kredibilitas merupakan pengertian yang dapat dikatakan oleh Aristoteles dengan ethos, pathos, logos. Dua komponen yang paling penting dalam kredibilitas adalah keahlian dan kepercayaan. Keahlian adalah kesan yang dibentuk oleh komunikan tentang kemampuan komunikator dalam hubungannya dengan topik yang dibicarakan. Komunikator yang dinilai tinggi pada keahlian yang dinilai cerdas, mampu, tahu banyak, berpengalaman dan terlatih. Tentu sebaliknya, komunikator yang dinilai rendah pada keahlian dianggap tidak berpengalaman, tidak tahu. Kepercayaan adalah kesan komunikan tentang komunikator yang berkaitan dengan wataknya. Apakah komunikator di nilai jujur, tulus, bermoral, adil, sopan, etis atau sebaliknya Rakhmat 2007. Venus 2009 juga menyatakan bahwa keahlian komunikator adalah kesan yang dibentuk komunikan tentang kemampuan komunikator dalam hubungannya dengan topik yang dibicarakan. Komunikator yang dinilai tinggi pada keahlian dianggap sebagai cerdas, mampu, ahli, tahu banyak, berpengalaman, atau terlatih. Kepercayaan, kesan komunikan tentang komunikator yang berkaitan dengan sumber informasi yang dianggap tulus,jujur,bijak dan adil,objektif,memiliki integritas pribadi, serta memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi. Perilaku kepemimpinan sangat diperlukan agar komunikasi berjalan dengan baik. Pendekatan yang dilakukan bukan untuk menjadikan semua sebagai pemimpin tetapi unutk mengembangkan kemampuan kepemimpinan sehingga dapat berpartisipasi dalam kelompok. Menurut Beebe dan Masterson 2015, kepemimpinan adalah sebuah perilaku atau komunikasi yang mempengaruhi, menunjukkan mengarahkan, atau mengontrol kelompok. Kepemimpinan adalah proses interaksi antara pemimpin dan pengikut dimana pemimpin berusaha mempengaruhi pengikut untuk mencapai tujuan yang sama Northouse 2010; Yukl 2013. Yukl 2013 juga mendefinisikan Leadership can be described as processes that not only influence members to recognize and agree with what needs to be done and how it can be done effectively but also facilitate individual and collective efforts to accomplish the shared goals and visions. 10 Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui bahwa kepemimpinan sebuah proses yang tidak hanya mempengaruhi anggota untuk memahami dan Baik dengan kebutuhan yang harus diselesaikan dan bagaimana menyelesaikannya secara efektif tetapi juga memfasilitasi usaha individu dan kelompok untuk menyelesaikan tujuan dan visi yang telah dibagi. Definisi tentang kepemimpinan bervariasi sebanyak orang yang mencoba mendefinisikan konsep kepemimpinan. Menurut Rivai dan Sagala 2009 Proses mempengaruhi dalam mencapai tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, memengaruhi interpretasi mengenai peristiwa-peristiwa para pengikutnya, pengorganisasian, dan aktivitasaktivitas untuk mencapai sasaran, memelihara hubungan kerja sama kerja kelompok, perolehan dukungan dan kerja sama dari orang-orang luar kelompok atau organisasi. Kepemimpinan menurut Rivai dan Sagala 2009 pada hakikatnya yakni 1 Proses mempengaruhi atau memberi contoh dari pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya pencapaian tujuan organisasi 2 Seni mempengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan, dan kerja sama yang bersemangat dalam pencapaian tujuan bersama 3 Kemampuan untuk mempengaruhi, memberi inspirasi dan mengarahkan tindakan seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diharapkan 4 Melibatkan tiga hal, yaitu pemimpin, pengikut, dan situasi tertentu 5 Kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Menurut Covey 2005 kepemimpinan bukan hanya sebuah posisi atau kedudukan, melainkan kepemimpinan sebagai sebuah upaya proaktif untuk memperkuat nilai-nilai sejati dan potensi dari orang-orang di sekitar kita, maupun untuk mempersatukan mereka sebagai sebuah tim yang saling melengkapi dalam ikhtiar untuk meningkatkan pengaruh dan kelompok dari organisasi dan tujuantujuan penting yang kita upayakan. Menurut Rivai dan Mulyadi 2012 kepemimpinan pada dasarnya melibatkan orang lain, melibatkan distribusi kekuasaan yang tidak merata antara pemimpin dan anggota kelompok, menggerakkan kemampuan dengan menggunakan berbagai bentuk kekuasaan untuk mempengaruhi tingkah laku bawahan, dan menyangkut nilai. Beebe dan Masterson 2015 memaparkan dua fungsi dari kepemimpinan yakni kepemimpinan tugas yang membuat kelompok berjalan sesuai dengan tujuannya dengan empat cara yaitu memprakarsai, koordinasi, meringkas dan mengelaborasi. Selain fungsi kepemimpinan tugas terdapat kepemimpinan proses yaitu proses menjaga hubungan interpersonal kelompok dan memfasilitasi kepuasan anggota secara kondusif untuk mencapai tugas kelompok. Proses ini untuk menjaga dan mendorong kelompok berada di jalurnyaseperti mereda ketegangan, menjaga gawang, mendorong, dan mediasi. Gaya kepemimpinan leadership style menggambarkan perilaku manajer dalam menghadapi atau berinteraksi dengan situasi. Efektivitas gaya kepemimpinan ini dipengaruhi oleh variabel-variabel situasional komplek yang disebut dengan keuntungan situasi situational favorability. Beberapa penelitian mengidentifikasi tipe-tipe kepemimpinan yang berbeda dimana pemimpin mengadopsi gaya kepemimpinan untuk mengatur organisasi. Terdapat beberapa gaya kepemimpinan yang ada di literature yakni 1 Laissez Faire, kepemimpinan ini membebaskan keptusan diberikan kepada 11 anggota atau individu, kepemimpinan ini sering memberikan informasi dan materi hanya jika diminta 2 Otoriter, pemimpin menentukan kebijakan dan mendikte teknik dan aktivitas pekerjaan dari anggota 3 Demokratis, pemimpin mengajukan beberapa saran, alternatif dan mendorong kelompok untuk menentukan kebijakannya sendiri Golberg dan Larson 2006; Beebe dan Masterson 2015. Beberapa peneliti menambahkan gaya kepemimpinan yaitu 1 Transformasional 2 transaksional 3 charisma 4 servant Yukl 2013; Gilbert 2013; Nursair et al. 2012; Zahari dan Shurbagi 2012. Berdasarkan beberapa literatur dapat disintesakan bahwa kepemimpinan merupakan proses yang mempengaruhi, memotivasi, menjaga dan mendorong adanya perubahan perilaku atau arahan dari seseorang kepada anggota kelompoknya dengan gaya dan fungsi yang dibutuhkan dan berlaku pada keadaan tersebut. Kepemimpinan Transformasional Beberapa tahun terakhir, konsep gaya kepemimpinan tranksaksional dan transformasional menjadi terkenal dalam manajemen umum. Kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan yang berdaasarkan hubungan pertukaran antara pemimpin dan anggota kelompok dimana hubungannya dinilai dari tujuan dan performa kelompok Hasan dan Silong 2008; Chao dan Tian 2011; Iscan et Yukl 2013 juga mendefinisikan kepemimpinan transaksional adalah “Transactional leadership may involve values, but they are values relevant to the exchange process, such as honesty, fairness, responsibility, and reciprocit.” Kepemimpinan Transformasional lebih alami dan pemimpin mendorong dan memotivasi anggota lebih dari sekedar pertukaran dan imbalan, transformasional secara formal lebih kuat dibanding transaksional Hasan dan Silong 2008; Iscan 2014; Chao dan Tian 2011. Maka dari itu, kepemimpinan menurut Bligh et Bullough dande Luque 2013 fenomena komplek dan yang dikonstruksi secara sosial melibatkan bukan hanya pemimpin tetapi juga anggota dan konteks dimana pemimpin dan anggota berinteraksi. Kepemimpinan transformasional menunjukkan hubungan yang kuat terhadap kepercayaan pengikut dan mensugesti pengikut untuk memiliki kemampuan bertanggungjawab dalam kelompok Groves dan LaRocca 2011. Kepemimpinan transformasional membuat para anggota merasa percaya, kagum, setia dan hormat terhadap pemimpin, dan mereka termotivasi untuk melakukan lebih dari yang kelompok harapkan diawal. Pemimpin dengan gaya kepemimpinan transformasional memotivasi anggota dengan 1 membuat mereka lebih sadar akan pentingnya hasil tugas; 2 mendorong mereka untuk mendahulukan kepentingan organisasi atau kelompok; 3 mengaktifkan kebutuhan tertinggi mereka. Secara kontras, kepemimpinan transaksional mengikutsertakan proses pertukaran yang hasilnya sesuai dengan permintaan pemimpin tetapi tidak membuat antusias dan komintmen pada tugas tersebut Yukl 2013. Kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap kinerja organisasi karena pemimpin lebih memberikan perhatian, dorongan motivasi dan mampu memahami keinginan karyawannya Tampubolon 2007. Kepemimpinan transformasional adalah membawa keadaan menuju kinerja tinggi pada organisasi yang menghadapi tuntutan pembaruan dan perubahan 12 Belem et al. 2014. Kepemimpinan transformasional memprediksi tingkat yang lebih tinggi dari kinerja pekerjaan antara pengikut Bass dan Riggio 2006; Judge dan Piccolo 2004. Menurut Beebe dan Masterson 2015 terdapat empat karakteristik kepemimpinan transformasional yaitu 1 idealized leadership, 2 inspirational motivation, 3 intellectual stimulation, and 4 individual consideration. Idealized leadership seeks to create within followers an inspiring vision of how things can be. Inspirational motivation is the communicative ability of the leader to stir followers to action. Intellectual stimulation is the leader’s ability to engage followers in challenging the status quo and assumptions about processes. Individual consideration is the leader’s ability to be supportive and to nurture each individual’s positive attributes, qualities, and strengths in support of the greater good. Sejak pemimpin Perempuan memiliki pengalaman dalam memimpin orang lain, secara alami mereka mulai nyaman dan percaya diri di posisi saat ini. Mereka juga sangat berkualifikasi dan memiliki pengetahuan untuk menjadi pemimpin Hasan danSilong 2008. Kepemimpinan Perempuan lebih menunjukkan sikap sosial atau pemeliharaan kelompok Halim danRazak 2013; Perilleux dan Szafarz 2015. Kebanyakan gaya kepemimpinan Perempuan menggunakan transformasional Porterfield dan Kleiner 2005; Chao dan Tian 2011. Eagly dan Carli 2003 menyimpulkan pada penelitiannya bahwa Transformational leadership may be especially advantageous for women because it encompasses some behaviors that are consistent with the female gender’s role demand for supportive, considerate behaviors. Definisi diatas menjelaskan bahwa kepemimpinan transformasional lebih menguntungkan bagi Perempuan setelah mempertimbangkan pada inkonsistensi antara permintaan dari peran kepemimpinan dan peran perempuan, kepemimpinan transformasional dapat membuat Perempuan menjadi pemimpin yang unggul. Maka dari itu, Eagly dan Carli 2003 juga menyimpulkan bahwa pemimpin Perempuan yang unggul biasanya bekerja keras dan mencari gaya kepemimpinan yang tidak menimbulkan perlawanan kepada ototritasnya dengan menantang norma bahwa Perempuan dapat menjadi egaliter dan mendukung sesama. Kepemimpian perempuan di masyarakat lebih condong pada paradigma yang kedua yakni kepemimpinan transformasional Khankhoje 2004. Dengan menggunakan paradigma trasformasional, menurut Khankhoje 2004, kepemimpinan perempuan tampil dengan inspirasi, stimulasi intelektual, pendekatan individu dan kharisma kepada para anggotanya. Kharisma yang dimiliki oleh pemimpin peremp
Manusiaadalah makhluk sosial yang menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri dan menjadi pemimpin bagi orang lain. Menjadi pemimpin berarti menjadi seseorang yang memiliki tanggung jawab lebih dalam hidup. 7 Karakter Utama Pemimpin Ideal adalah deskripsi yang menjelaskan tentang point-point yang harus dimiliki seorang pemimpin.
BAGAIMANA PROSES PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA ? Salah satu kegiatan pemerintahan dalam rangka peran serta dalam pembangunan salah satunya tugas RT Bagi kita warga masyarakat tentunya hidup dalam lingkungan Rukun Tetangga RT selain dalam keluarga kita sendiri. Hal ini wajib bagi kita penduduk di Indonesia untuk paham akan keberadaan Rukun Tetangga tersebut. Karena apapun kita tidak bisa hidup sendiri, pasti membutuhkan bantuan orang lain. Utamanya tetangga yang paling dekat dengan kita. Pengertian Rukun Tetangga RT Apa sih yang sebenarnya di maksud dengan Rukun Tetangga itu ? Disini kami berikan informasi yang bermanfaat untuk anda. Agar anda lebih paham dalam hidup bermasyarakat. Langsung saja, Rukun Tetangga atau yang sering disingkat dengan RT merupakan sebuah lembaga kemasyarakatan. Lembaga Kemasyarakatan tersebut dibentuk oleh warga setempat. Tujuannya adalah untuk memelihara dan melestarikan nilai - nilai kehidupan yang berdasarkan kegotong - royongan dan kekeluargaan. Selain itu, dibentuknya RT juga untuk membantu meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan di Kelurahan. Serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan. Proses Pembentukan Rukun Tetangga Proses pembentukan Rukun Tetangga RT secara administratif ditetapkan oleh Lurah atas usul masyarakat. Dalam setiap RT paling sedikit terdiri dari 25 dua puluh lima kepala keluarga. Namun pengecualian dengan memperhatikan kondisi geografis dan/atau lingkungan, pembentukan RT dapat dibentuk kurang dari 25 kepala keluarga. Pembentukan Rukun Tetangga tersebut dapat berupa pembentukan RT baru atau pemekaran dari 1 satu RT menjadi 2 dua RT atau lebih. Apabila dalam satu RT tidak memenuhi syarat paling sedikit 25 kepala keluarga bisa dilakukan penghapusan/penggabungan RT. Hal ini tidak termasuk dalam pengecualian kondisi geografis dan/atau lingkungan. Kemudian apabila anda tinggal di lingkungan perumahan bagaimana ? Untuk warga yang tinggal di lingkungan atau komplek perumahan atau yang sejenis dapat dibentuk RT tersendiri atau digabungkan dengan RT yang berdekatan. Untuk jumlah keluarga sebagai syarat di bentuknya RT dapat disesuaikan dengan kebutuhan warga setempat. Bagaimana Struktur Pengurus Rukun Tetangga Bagaimana menentukan pengurus Rukun Tetangga ? Ada struktur dalam kepengurusan Rukun Tetangga, pengurus Rukun Tetangga terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Bidang - bidang sesuai dengan kebutuhan. Kemudian mereka mempunyai masa bhakti menjadi pengurus RT adalah selama 3 tiga tahun. Masa bhakti ini terhitung sejak pengangkatannya dan kemudian dapat di pilih kembali untuk periode selanjutnya atau berikutnya. Menjadi pengurus RT tidak diperkenankan mempunyai jabatan lain dalam lembaga kemasyarakatan lainnya. Mereka tidak boleh merangkap jabatan dan juga bukan merupakan anggota salah satu partai politik yang ada saat ini. Hal ini dikarenakan agar terhaga netralitas dalam kepengurusan RT selain itu agar tidak menimbulkan permasalahan dikemudian hari terkait dengan perpolitikan khususnya netralitas. Hak Dan Kewajiban Anggota Rukun Tetangga Bagi anda anggota RT mempunyai hak dan kewajiban. Setiap manusia mempunyai hak dan kewajiban, tidak terlepas juga sebagai anggota Rukun Tetangga. Hak anggota Rukun Tetangga sebagai berikut Memperoleh pelayanan administrasi dari RT setempat Mengajukan ususl dan pendapat dalam musyawarah RT Memilih penngurus RT yang diwakili oleh setiap kepala keluarga Jika kepala keluarga berhalangan, dapat mewakilkan pada anggota keluarga yang telah memenuhi syarat dengan bukti kartu keluarga Dipilih sebagai pengurus Ikut dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh RT Kemudian, selain mempunyai hak maka ada kewajiban bagi anggota Rukun Tetangga. Kewajiban anggota Rukun Tetangga antara lain adalah sebagai berikut Melaksanakan keputusan musyawarah RT dan RW Menunjang terselenggaranya tugas dan kewajiban RT dan RW Ikut berperan aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh RT dan RW Demikian sedikit ulasan tentang Rukun Tetangga, semoga ada manfaatnya. Referensi bagi yang membutuhkan agar pengetahuan kita semakin bertambah. Jaga persatuan dan kesatuan kita bersama khususnya dilingkungan RT setempat. Informasikan jika ada hal yang mencurigakan kepada pihak berwenang, sebab saat ini banyak teroris yang perlu di waspadai. Wasalam. Referensi Permendagri Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan
. bqd7ztzjvf.pages.dev/308bqd7ztzjvf.pages.dev/892bqd7ztzjvf.pages.dev/49bqd7ztzjvf.pages.dev/33bqd7ztzjvf.pages.dev/482bqd7ztzjvf.pages.dev/695bqd7ztzjvf.pages.dev/940bqd7ztzjvf.pages.dev/244bqd7ztzjvf.pages.dev/741bqd7ztzjvf.pages.dev/283bqd7ztzjvf.pages.dev/320bqd7ztzjvf.pages.dev/912bqd7ztzjvf.pages.dev/553bqd7ztzjvf.pages.dev/566bqd7ztzjvf.pages.dev/114
cara pemimpin di lingkungan rt gimana