Caramembuat lemper isi ayam: Buat isian ayam dengan merebus ayam, terlebih dahulu lalu suwir-suwir jika sudah matang Setelah itu, haluskan bawang merah, bawang putih, dan kemiri, sisihkan. Tumis bumbu yang sudah dihaluskan dengan menambahkan daun salam dan batang sereh. Tumis dengan sedikit minyak sampai matang.

- Menurut salah satu staf pengajar di Fakultas Biotechnology, Indonesia International Institute for Life Science i3L, Ihsan Tria Pramanda, salah satu kunci penemuan vaksin adalah kemampuan penerapan ilmu bioteknologi. Bioteknologi sendiri merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari teknologi pemanfaatan makhluk hidup dalam skala besar untuk menghasilkan produk yang berguna bagi manusia. Kata Ihsan, vaksin merupakan sediaan biologis yang diberikan kepada individu sehat untuk menyiapkan sistem kekebalan tubuh terhadap serangan infeksi bakteri atau virus patogen penyebab penyakit. Vaksin dapat berisi patogen yang sudah dilemahkan atau komponen antigen dikenali oleh sistem imun dari patogen tersebut, biasanya berupa protein di permukaan sel atau partikel virus yang dapat dikenali oleh antibodi pada sistem imun. Baca Juga Hargai Jasa Tenaga Kesehatan, Begini Cara Anies Baswedan Kenang Perjuangan Melawan Covid-19 Pada akhirnya, teknik-teknik bioteknologi modern seperti rekayasa genetika dan kultur sel memungkinkan pengembangan vaksin dilakukan dengan efektif, cepat, dan ekonomis. Teknologi DNA rekombinan juga memungkinkan antigen dari suatu patogen untuk diproduksi pada sel inang yang relatif tidak patogenik misalnya bakteri E. coli atau ragi sehingga tidak perlu dipanen langsung dari patogen aslinya. "Selain itu, saat ini juga sedang dikembangkan vaksin berbahan dasar materi genetik DNA atau RNA dari patogen termasuk untuk Covid-19 sehingga produksi antigen dapat langsung terjadi pada tubuh individu penerima vaksin," Kata Ihsan dalam keterangan resmi yang diterima Senin 24/8/2020. Produksi vaksin secara komersil juga menerapkan disiplin bioteknologi yang disebut bioproses. Produksi tersebut mencakup proses hulu seperti penyiapan media tumbuh, sel produksi, dan optimasi kondisi produksi hingga proses hilir pemanenan produk, pemurnian produk, serta penanganan limbah produksi. Ihsan menjelaskan bahwa metode baku dalam pembuatan vaksin bergantung pada tipe vaksin yang ingin diproduksi. Beberapa vaksin menggunakan sel atau partikel patogen secara langsung. Untuk tipe ini, patogen ditumbuhkan langsung pada medium pertumbuhan spesifik atau pada kultur sel hidup untuk patogen virus dan kemudian dipanen setelah mencapai jumlah tertentu. Sel atau partikel patogen kemudian dilemahkan atenuasi atau “dimatikan” inaktivasi. Baca Juga Bebas Masker dan Vaksin, Ini Syarat Terbaru Naik Pesawat 12 Juni 2023 Misalnya dengan panas atau zat kimia tertentu, sebelum diformulasikan sebagai sediaan vaksin proses produksi vaksin tipe ini relatif sederhana dan fasilitas untuk produksi skala besar sudah banyak tersedia. "Namun masih ada risiko patogen kembali aktif serta titer jumlah antigen yang dihasilkan relatif terbatas," ungkapnya.
CaraTernak Ayam Kampung dengan Benar. 1. Persiapan dan penutup lokasi. Lokasi persiapan atau persiapan untuk peternakan ayam adalah faktor utama yang perlu dipertimbangkan, lokasi tersebut setidaknya 10 meter dari tempat tinggal. Kandang harus selalu kering, tidak boleh lembab, lokasi dipagari sehingga ayam tidak bisa keluar.
Sepertinya Anda menggunakan alat otomatisasi untuk menelusuri situs web kami. Mohon verifikasi bahwa Anda bukan robot Referensi ID ba16a0fa-0a38-11ee-b524-425249764479 Ini mungkin terjadi karena hal berikut Javascript dinonaktifkan atau diblokir oleh ekstensi misalnya pemblokir iklan Browser Anda tidak mendukung cookie Pastikan Javascript dan cookie diaktifkan di browser Anda dan Anda tidak memblokirnya. Tag cara membuat vaksin ayam tradisional. Cara Mengatasi Ayam Sakit. Cara Mengatasi Ayam Sakit - Pada kesempatan ini membahas tentang Cara Mengatasi Ayam Sakit. Yang mana dalam pembahasan [] Cara Mengobati Ayam. By Farming Posted on 4 September 2020.

Vaksinasi New Castle Disease Pada Ayam KUB dan Ayam Sensi oleh drh. Mutya Fahilah/Dokter Hewan BBPP Kupang I NOELBAKI-Sebagai Lembaga yang memiliki tugas pokok dan fungsi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan dibidang peternakan, Balai Besar Pelatihan Peternakan BBPP Kupang memiliki instalasi ternak ayam buras, yang meliputi ayam KUB Kampung Unggulan Balitnak sebagai ayam penghasil telur dan ayam sensi Sentul Terseleksi penghasil daging yang didatangkan dari Balai Penelitian Ternak Kementerian Pertanian. Instalasi ternak ayam buras ini dimanfaatkan sebagai peternakan percontohan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan usaha peternakan ayam. Dalam usaha pemeliharaan ternak ayam, salah satu kegiatan yang sangat penting dilakukan adalah vaksinasi. Vaksinasi merupakan pemberian kekebalan pada ternak ayam, terhadap serangan agen penyakit tertentu. Ada dua tipe vaksin yang biasa digunakan pada program vaksinasi ayam yaitu vaksin live / hidup diberikan melalui tetes mata, tetes hidung dan melalui air minum dan vaksin kill / mati yang diberikan melalui suntik / injeksi. Vaksin yang diberikan pada ternak ayam KUB dan ayam sensi diantaranya adalah vaksin ND. Vaksin ND dilakukan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya serangan penyakit NDpada ternak ayam. Penyakit ND merupakan penyakit yang disebabkan oleh New Castle Disease Virus, bersifat sangat menular dengan tingkat kematian yang tinggi berkisar 50-100%. Di Indonesia penyakit ini biasa dikenal dengan nama Tetelo. Penyakit ini memiliki gejala berupa hidung tersumbat dan mata berarir, mengorok, sayap terkulai, kaki diseret, dan kepalaterpelintir. Ayam umur muda sangat rentan terkena serangan virus ini. Pada ternak ayam KUB dan ayam Sensi, Vaksinasi ND diberikan sebanyak 4 kali. Vaksinasi diberikan pada umur 4 hari, 28 hari, 70 hari, dan 112 hari. Selanjutnya vaksinasi ND diulangi setiap satu bulan sekali. Sistem kekebalan lokal pada ayam dalam bentuk Imunoglobulin A yang diturunkan dariinduk ke anak hanya diturunkan dalam jumlah sedikit saja. Sehingga diperlukan vaksinasi untuk pembentukan sistem kekebalan ini. Vaksinasi pertama sangat disarankan menggunakan vaksin live dengan pemberian melalui tetes mata tetes hidung atau melalui air minum. Vaksinasi dengan menggunakan vaksin live biasanya dapat membentuk kekebalan dengan cepat dan titter sistem kekebalan yang bertahan dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu sangat disarankan untuk memberikan vaksin live pada vaksinasi awal agar system kekebalan dapat segera terbentuk dan dibooster kembali setelah 24 hari kemudian. Ternak ayam KUB dan ayam SENSI di BBPP Kupang diberikan vaksin ND live pada vaksinasi pertama dan vaksinasi kedua. Vaksinasi pertama dilakukan pada hari ke 4 dengan aplikasi vaksin melalui tetes mata dan vaksinasi kedua pada hari ke 7 dengan rute pemberian melalui tetes mata, pada vaksinasi ketiga dan keempat akan diberikan vaksin kill dengan cara suntik. Pelaksanaan vaksinasi dilakukan dengan cara mengumpulkan semua ayam dalam sekat waring yang telah dipasang di dalam kendang, dan vaksinasi dilakukan dari dalam sekat. Ayam yang sudah selesai divaksin kemudian dikeluarkan dari sekat tersebut. Kegiatan vaksinasi harus memperhatikan kondisi ayam. Ayam yang akan divaksin tidak boleh berkumpul disatu titik dalam jumlah yang sangat banyak. • VIDEO - Dipanggil Bareskrim Polri, Rocky Gerung Sebut Panggilan Itu Tidak Logis • Ikut Himbauan Pemerintah Guna Pencegahan Corona, Hari ini Jenazah Gusto Dimakamkan • Taukah Kamu Berapa Biaya Pengobatan Virus Corona di RS Jika Positif? Andrea Dian Ungkap Faktanya Ayam yang berkumpul disudut kendang dalam jumlah yang banyak biasanya akan menyebabkan ayam mengalami heat stress dan menjadi sesak napas dan dapat menyebabkan kematian. Kegiatan vaksinasi yang dilakukan sebisa mungkin tidak menyebabkan stress pada ayam sehingga pembentukan antibody dapat optimal.Laporan Reporter Edi Hayong/ Kupang.

1 Rebus ceker ayam selama 5 menit dengan 2 liter air mendidih dalam panci besar. 2. Tiriskan ceker ayam lalu bilas dengan air dingin, dan tunggu dingin sampai bisa dipegang. Lalu hilangkan kuku ayam dengan pisau tajam di bagian sendi agar mudah dipotong. Jika ada bagian cakar yang kasar, potong hingga bersih. 3.
Sepertinya Anda menggunakan alat otomatisasi untuk menelusuri situs web kami. Mohon verifikasi bahwa Anda bukan robot Referensi ID ba16f7b9-0a38-11ee-8502-57487363674a Ini mungkin terjadi karena hal berikut Javascript dinonaktifkan atau diblokir oleh ekstensi misalnya pemblokir iklan Browser Anda tidak mendukung cookie Pastikan Javascript dan cookie diaktifkan di browser Anda dan Anda tidak memblokirnya. CiriCiri Orang Terkena Jengger Ayam - Sebagai langkah utama, kutil kelamin dapat kita cegah melalui suntikan vaksin. Vaksin yang tersedia Label: Obat Herbal Kutil Kelamin , Obat Hpv , Obat Kutil Apotik , Obat Kutil Di Kemaluan , Obat Kutil Kelamin , Obat Kutil Kelamin Ampuh , Obat Kutil Kelamin Di Apotik - Vaksinasi atau pemberian vaksin adalah salah satu cara untuk merangsang imunitas tubuh dalam memerangi penyakit tertentu. Ada banyak jenis vaksin yang telah dibuat di dunia. Misalnya saja vaksin influenza, polio, hingga yang paling baru adalah juga Uji Coba Kandidat Vaksin HIV Baru Tunjukkan Hasil Awal yang Positif Untuk mengakhiri pandemi Covid-19 yang terjadi sejak akhir tahun 2019, para ilmuwan dan pejabat kesehatan masyarakat mencoba semua jenis solusi untuk memperlambat penyebarannya. Salah satu solusinya adalah dengan melakukan vaksinasi. Di masa lalu, vaksin telah terbukti membantu menghentikan penyebaran penyakit seperti polio, campak hingga batuk parah. Saat ini, beberapa vaksin sudah ditemukan dan didistribusikan ke seluruh pelosok dunia, termasuk Indonesia. Kendati demikian, tahapan pembuatan vaksin cukup panjang dan tidak mudah. Lalu, bagaimana vaksin dibuat? Baca juga Sudah dapat Dosis Penuh Vaksin Covid-19, Bolehkah Lepas Masker? Dilansir Sciencing, Minggu 22/3/2020 dalam cara membuat vaksin ada 4 tahapan. Berikut keempat tahapan membuat vaksin Mengidentifikasi penyakit dan menemukan antigen Pada tahap pertama ini dilakukan di laboratorium tanpa pengujian apa pun pada manusia. Di sini para ilmuwan mencoba mencari cara untuk menyerang virus tersebut. Ini akan terlihat berbeda, tergantung pada virus dan vaksinnya. Dalam beberapa virus seperti cacar air dan campak misalnya, cukup dengan membangun kekebalan yang mencegah virus berkembang biak berulang kali saja. Namun, berbeda dengan kasus penyakit lainnya. Misalnya polio dan rabies, antigen secara efektif membunuh virus. Lalu, ada vaksin untuk penyakit seperti Hepatitis B yang hanya menggunakan sebagian dari virus atau bakteri hingga virus berbahaya tersebut tidak bisa lagi bereplikasi. Maka dari itu, pada tahap ini memerlukan waktu yang cukup lama, karena setiap penyakit berbeda-beda dalam mencari dan menemukan antigen yang tepat hingga efektif untuk digunakan. 2. Uji Coba Tahap I Selanjutnya, vaksin diuji pada orang dewasa yang sehat. Para ilmuwan harus membuat vaksin dalam jumlah yang lebih besar untuk dapat dipastikan kemungkinannya. Baca juga Suntik Vaksin Covid-19, Seperti Ini Cara Kerja Vaksin Dalam Tubuh

Selainvaksin, penyebab lain yang memicu kotoran menjadi encer yaitu konsumsi air berlebihan, suhu, kelembaban, protein ransum, dan lainnya. Cara Menggunakan CERDEX Spray Pada Ayam. CERDEX mampu menghilangkan semua bakteri jahat yang memicu ngorok pada ayam. Walau tinggal disemprot, proses penyemprotan tak bisa asal dilakukan.

Unduh PDF Unduh PDF Jika Anda memiliki ayam—baik ribuan atau hanya tiga ekor—Anda akan perlu memvaksinasi mereka untuk menjaga kesehatannya. Ada banyak cara melakukan vaksinasi, walau beberapa lebih efektif untuk peternakan ayam berskala besar, contohnya metode penyemprotan, sementara beberapa lainnya lebih baik untuk vaksinasi per ekor, seperti metode injeksi SC. Gulir ke bawah ke Langkah 1 untuk mempelajari tentang berbagai metode yang berbeda ini. Jika Anda tidak pernah memvaksinasi ayam sebelumnya, Anda harus berkonsultasi dengan seorang dokter hewan yang bisa mendiskusikan cara terbaik untuk situasi Anda. 1 Berikan vaksin pertama pada saat yang tepat. Berbagai vaksin biasanya perlu diberikan pada beberapa waktu yang berbeda dalam kehidupan seekor ayam. Kebanyakan vaksin diberikan segera setelah ayam-ayam menetas. Anda harus selalu berbicara kepada dokter hewan sebelum melakukan vaksinasi jika Anda tidak pernah memvaksinasi ayam sebelumnya.[1] Berikut beberapa panduan umum tentang vaksinasi yang paling sering diberikan dan kapan semua cara ini harus dilakukan Diberikan saat ayam berumur satu hari. Penyakit Marek Diberikan saat ayam berumur satu hari hingga 3 minggu. Penyakit Infectious Bursal Bursal Menular/Gumboro Diberikan saat ayam berumur antara 10 hingga 28 hari. Penyakit Infectious Bronchitis Bronkitis Menular Diberikan saat ayam berumur antara 16 hingga 20 minggu. Penyakit Newcastle Diberikan saat ayam berumur antara 16 hingga 20 minggu. Adenovirus Diberikan saat ayam berumur antara 16 hingga 20 minggu. Salmonellosis Diberikan saat ayam berusia satu hari hingga 16 minggu. Coccidiosis Diberikan saat ayam berusia 1 hingga 9 hari. Penyakit Infectious Laryngotracheitis Peradangan Laring/Trakea Menular Diberikan sejak ayam berumur 4 minggu. 2 Jangan berikan vaksin ke ayam yang bertelur. Risiko virus yang ditularkan melalui oviduk ayam ke telurnya, lalu dibawa ke tempat lain sehingga bisa menularkan risiko ke keluarga burung lainnya, terlalu tinggi saat Anda memvaksinasi ayam ketika mereka sedang dalam masa bertelur. Beberapa produsen vaksin menyarankan vaksinasi terhadap burung dewasa setidaknya 4 minggu sebelum ia mulai bertelur. Hal ini memastikan bahwa penerima vaksinasi tidak lagi menularkan virus, sehingga ia tidak menciptakan risiko penularan tidak langsung melalui telur terhadap burung-burung lain di lokasi yang berbeda. 3 Pahami jenis-jenis vaksin yang harus diberikan rutin setiap tahun. Beberapa vaksin memerlukan dosis penguat tahunan untuk memastikan bahwa vaksin-vaksin ini masih efektif dalam berperang melawan virus yang awalnya menjadi basis rancangan. Beberapa vaksin lainnya hanya perlu diberikan satu kali dan akan melindungi ayam seumur hidupnya.[2] Vaksin-vaksin yang memerlukan dosis tahunan Infectious Bronchitis, Newcastle Disease, Adenovirus Egg Drop Syndrome, Salmonella. Vaksin-vaksin yang tidak memerlukan dosis tambahan Marek’s Disease, Infectious Bursal Disease, Coccidiosis, Infectious Laryngotracheitis. 4 Periksa kesehatan ayam pada umumnya sebelum Anda memvaksinasi. Jangan sampai Anda memvaksinasi burung-burung yang sakit, karena virusnya mungkin terlalu kuat dan bisa membunuh mereka. Cara terbaik untuk mengetahui jika Anda harus memvaksinasi atau tidak adalah dengan meminta seorang dokter hewan memeriksa kesehatan ayam-ayam saat yang bersamaan, dokter hewan bisa memberitahu cara terbaik untuk melakukan vaksinasi terhadap ayam-ayam Anda secara spesifik. 5 Periksa dan catat informasi vaksinasinya. Sangatlah penting bahwa Anda melakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa Anda mendapatkan vaksin yang benar, dosis yang benar, dan memahami cara terbaik untuk memvaksinasi ayam dengan vaksin tersebut. Periksa ulang bahwa Anda memiliki semua informasi yang benar dan telah menuliskan semuanya, termasuk Nama vaksin Nomor vaksin Nama produsen Tanggal produksi Tanggal kedaluwarsa Ayam mana yang akan divaksin 6 Periksa ulang untuk mengetahui apakah vaksin telah disimpan dengan benar. Jika vaksin seharusnya disimpan pada suhu atau lokasi spesifik, penting bagi Anda untuk mencari tahu bahwa kondisi penyimpanan ini tidak dikompromikan dalam cara apa pun. Jika Anda memperhatikan adanya retakan, atau suhu yang tidak sesuai, Anda harus membatalkan vaksinasi dan memesan vaksin baru melalui dokter hewan Anda. 7 Kumpulkan semua material Anda. Seksi-seksi selanjutnya dalam artikel ini membicarakan berbagai cara untuk melakukan vaksinasi pada ayam. Setiap metode hanya bisa digunakan untuk sebagian jenis vaksinasi tertentu, jadi selalu pastikan Anda melakukannya dengan benar sesuai prosedur. Setelah Anda memeriksa ulang dan tahu apa yang Anda lakukan, kumpulkan semua material Anda agar Anda bisa segera mengambilnya saat akan memvaksinasi ayam. Beberapa metode vaksinasi mengharuskan adanya satu atau dua orang lain untuk membantu Anda, jadi bentuklah sebuah tim jika ini yang Anda perlukan untuk metode vaksinasi Anda. 8Bersihkan titik tempat Anda berencana melakukan injeksi untuk vaksinasi. Jika Anda berencana menggunakan suntikan dan jarumnya untuk melakukan vaksinasi, bersihkan titik tempat Anda akan menyuntik. Untuk membuat kulit ayam menjadi steril, rendam bola kapas dalam cairan bedah seperti alkohol oles, pisahkan bulu-bulu pada titik injeksi, dan olesi kulitnya dengan kapas yang sudah direndam alkohol tersebut. Iklan 1 Persiapkan vaksinasi SC subkutan. Biarkan vaksin memanas ke suhu ruangan dalam waktu 12 jam sebelum proses vaksinasi. Sebelum Anda mempersiapkan campurannya, periksa kembali dan pastikan bahwa vaksin Anda memang harus disuntikkan secara subkutan. Subkutan berarti jarum Anda hanya perlu masuk ke lapisan kulit ayam dan tidak boleh masuk terlalu dalam hingga ke otot ayam di balik kulitnya. Untuk mempersiapkan vaksin, ikuti instruksi-instruksi pada kemasan vaksin. 2Pilih titik suntik Anda. Injeksi SC bisa diberikan pada dua titik—bagian dorsal atau bagian teratas leher ayam, atau di lipatan inguinalnya. Lipatan inguinal ini merupakan kantung yang tercipta di antara perut dan paha ayam. 3 Minta seorang asisten memegangi ayam untuk Anda. Lebih mudah untuk memberikan suntikan jika Anda menyiagakan kedua tangan Anda. Cara memegang ayam akan bergantung pada lokasi penyuntikan vaksin. Leher Minta si asisten memegang ayam agar kepala ayam menghadap ke arah Anda. Sang asisten harus memegang sayap-sayap ayam dan kakinya untuk memastikan ayam tidak bergerak. Lipatan inguinal Minta si asisten memegang ayam dalam cara yang membuat ayam terbalik, dengan bagian dadanya menghadap ke arah Anda. Ayam harus terlihat seperti sedang berbaring telentang dalam tangan asisten Anda. 4 Buat bentuk tenda dengan kulit ayam. Walau kedengarannya aneh, melakukan ini akan membantu Anda untuk memasukkan jarumnya. Pegang kulit ayam pada titik injeksi dan angkatlah dengan jari-jari serta jempol tangan Anda yang tidak dominan.[3] Leher Angkat kulit di tengah-tengah bagian teratas leher dengan jari tengah, jari telunjuk, dan jempol Anda. Hal ini akan menciptakan sebuah kantung di antara otot-otot leher dan kulit. Lipatan inguinal Sekali lagi, lipatan inguinal ini dibuat di antara perut dan paha ayam. Angkat lipatan inguinal menggunakan jari-jari Anda, dan rasakan kantung atau ruang yang tercipta. 5 Masukkan jarum ke dalam kulit ayam. Injeksikan jarum ke kantung yang tercipta. Pada awalnya akan ada penolakan, tetapi setelah jarum menembus kulit dan masuk ke area subkutan, jarum akan melaluinya dengan mulus. Anda akan merasakan penolakan awal ini, yang lalu diikuti oleh gerakan mulus.[4] Jika Anda masih merasakan penolakan seperti ada sesuatu yang menghalangi jarumnya, ini berarti Anda mungkin telah terlalu dalam dan memasukkan jarum ke otot. Jika ini yang terjadi, keluarkan jarum dan ubah sudut jarum Anda agar masuk lebih dangkal ke dalam kulit ayam. 6Suntikkan vaksinnya. Setelah Anda memasukkan jarum dengan benar, tekan penyuntik dan lakukan injeksi vaksin bagi ayam. Pastikan bahwa semua vaksin disuntikkan dan jarumnya tidak keluar lagi pada sisi lain lipatan kulit yang sedang Anda pegang. Iklan 1Persiapkan vaksinasi IM intramuscular. Vaksinasi ini berarti jarum yang akan Anda gunakan harus disuntikkan ke otot ayam. Otot dada merupakan titik terbaik untuk melakukan injeksi bagi vaksin jenis ini. Ikuti instruksi-instruksi pada kemasan vaksin untuk memastikan Anda mempersiapkannya dengan benar. 2Minta seorang asisten memegang ayam di atas meja. Injeksi ini akan paling mudah dilakukan saat ayam diletakkan di atas meja. Minta sang asisten memegang sendi-sendi dan kaki-kaki ayam dengan satu tangan, sementara tangan satunya memegang kedua sayap pada bagian dasarnya, sembari membiarkan ayam berbaring pada sisi tubuhnya. 3Temukan lokasi tulang lunas. Tulang lunas adalah tulang yang membagi dada ayam. Suntikkan vaksin dalam sebuah titik berjarak 1 hingga 1,5 inci 2,5-3,7 cm pada sisi tulang lunas ini. Titik ini merupakan bagian yang meliputi otot dada terbesar, sehingga mudah untuk melakukan injeksi vaksin.[5] 4 Masukkan jarumnya dengan sudut 45 derajat. Mempertahankan jarum pada sudut 45 derajat dan memasukkannya ke ayam akan memastikan jarum mencapai otot di bawah kulit. Pastikan tidak ada pendarahan.[6] Jika Anda menyadari bahwa titik tersebut berdarah, itu berarti Anda telah mengenai pembuluh vena atau arteri. Keluarkan jarum dan cobalah titik yang berbeda. 5Tekan suntikan dan lakukan injeksi vaksin. Pastikan tidak ada vaksin yang tumpah saat Anda melakukan injeksi. Setelah semua vaksin disuntikkan, keluarkan jarum dari ayam. Iklan 1Gunakan penetes mata untuk vaksin-vaksin pernapasan. Cara ini agak lambat tetapi merupakan cara paling efektif dan pasti untuk memberikan vaksin pernapasan. Rute ini lebih sering digunakan pada tempat breeder tempat ayam dikembangbiakkan untuk memproduksi anak-anak ayam, atau peternakan layer tempat ayam digunakan untuk memproduksi telur, dan ketika Anda hanya memiliki sedikit jumlah ayam untuk divaksinasi. 2 Persiapkan vaksin dengan mengencerkannya. Buka vial atau botol vaksin dan encerkan menggunakan suntikan dengan 3 ml larutan pengencer suntikan dan larutan pengencer ini biasanya dikemas bersama dengan vaksin. Pastikan suhu larutan pengencer berada pada kisaran 2 hingga 8 derajat C.[7] Untuk memastikan larutan pengencer selalu dingin, persiapkan selalu kotak es yang mengandung es, dan letakkan tempat vaksin serta larutan pengencer di dalamnya. Jika Anda akan memvaksinasi banyak burung, Anda bisa memisahkan cairan vaksin yang sudah diencerkan ke dalam dua atau tiga botol kering dan memasukkan semuanya ke dalam kotak es. Dengan cara ini, vaksin akan tetap berada pada suhu yang tepat. 3 Pasang penetes mata ke vial atau botol vaksin. Kocok tempat vaksin ini dengan perlahan selama beberapa kali sebelum Anda memasangkan penetes matanya. Setelah dikocok, pasangkan penetes mata penetes mata ini biasanya disediakan bersama dengan vial atau botol vaksin. Tampilan penetes mata akan berbeda-beda, tergantung pada apakah Anda menggunakan vial atau botol. Akan tetapi, Anda seharusnya bisa memasangkannya dengan menarik melalui bibir atau kontainernya, atau dengan memelintirkannya. 4Minta seorang asisten untuk memegang ayam dan gunakan vaksinnya. Pegang kepala ayam dan pelintir dengan perlahan agar matanya menghadap ke arah Anda. Teteskan 0,03 ml vaksin ke mata ayam dan tunggu selama beberapa detik. Waktu beberapa detik ini akan memastikan vaksin diserap mata dan mengalir melalui nostril ayam.[8] Iklan 1Gunakan metode ini jika Anda punya sistem pengairan pada rumah ayam Anda. Metode vaksin ini hanya bisa digunakan jika Anda memiliki peternakan ayam komersial, karena memvaksinasi hanya sebagian kecil ayam akan menghabiskan banyak vaksin. 2Pastikan sistem pengairan Anda bersih. Sistem pengairan yang bersih memang sangat penting, tetapi pastikan sistem ini juga bebas klorin. Berhentilah mengalirkan klorin dan pengobatan-pengobatan lainnya setidaknya selama 48 jam sebelum merencanakan untuk memvaksinasi ayam-ayam Anda.[9] 3 Berhentilah mengalirkan air sebelum memvaksinasi ayam-ayam Anda. Untuk memastikan bahwa ayam-ayam Anda akan meminum air yang mengandung vaksin, Anda harus berhenti mengalirkan air kepada ayam-ayam ini selama beberapa waktu tertentu sebelum proses vaksinasi. Ambil air dengan jarak waktu 30 hingga 60 menit sebelum vaksinasi pada iklim yang panas, dan 60 hingga 90 menit untuk iklim yang dingin. 4 Kalkulasikan jumlah air yang akan digunakan oleh burung-burung Anda ini selama periode dua jam. Sebagai panduan kasar, konsumsi air dalam satuan liter selama 2 jam bisa dihitung dengan mengalikan jumlah ayam dengan umurnya, lalu mengalikan hasilnya dengan dua. Contoh 40,000 burung berusia 14 hari berarti liter air selama 2 jam. Jika Anda memiliki sistem penyeimbang pada sistem pengairan Anda, tambahkan langkah ekstra pada perhitungan ini. Untuk rumah-rumah dengan sistem penyeimbang yang memiliki tingkat injeksi 2%, persiapkan cairan vaksin dalam ember berkapasitas 50 liter. Untuk melakukan ini, kalikan 2% dengan perkiraan hasil konsumsi air selama 2 jam, dan masukkan jumlah ini ke dalam ember, untuk contoh di atas 0,02 x liter = 22,4 liter. Campurkan vaksin di dalam ember ini dan tempatkan selang penghisap sistem penyeimbang di dalam ember ini. 5 Stabilkan air jika Anda menggunakan sistem minum manual. Stabilkan air dengan menggunakan 500 gram susu skim untuk setiap 200 liter air, atau dengan menggunakan penetral klorin seperti CevamuneÂ, dengan dosis 1 tablet untuk setiap 100 liter air. Untuk rumah-rumah dengan sistem minum bel, campurkan vaksin pada tangki minuman.[10] Untuk sistem minum otomatis dengan penyeimbang, gunakan Cevamune untuk menstabilkan airnya. Contohnya, pada langkah sebelum ini, Anda akan memerlukan sekitar 11 tablet. Hal ini didasarkan pada penghitungan liter yang dibagi dengan 100 liter = 11,2 1 tablet untuk setiap 100 liter. Campurkan tablet-tablet ini di dalam ember dengan air sebesar 22,4 liter dari contoh di atas. 6 Biarkan air mulai mengalir kembali agar ayam-ayam bisa divaksinasi. Saat airnya kembali menyala, ayam akan mulai minum. Dengan cara ini, mereka akan mendapatkan vaksinasi. Cobalah memastikan agar ayam meminum seluruh air vaksin dalam satu hingga dua jam. Jangan gunakan klorin atau pengobatan lainnya kembali ke dalam air selama setidaknya 24 jam. Untuk rumah-rumah dengan sistem minum manual atau basin, bagikan campuran vaksin secara merata pada setiap basin atau tempat minum ayam. Untuk rumah-rumah dengan sistem minum bel, Anda tinggal membuka tangki air agar para ayam bisa minum. Untuk rumah-rumah dengan sistem minum puting otomatis, buka katupnya. Iklan 1Gunakan penyemprot punggung untuk vaksinasi berskala besar. Jika ada banyak ayam yang harus Anda vaksinasi, penyemprot punggung merupakan salah satu tercepat untuk menyelesaikan pekerjaan ini. Alat ini dikenakan seperti ransel pada punggung Anda dan bisa memvaksinasi banyak ayam secara bersamaan. 2 Lakukan uji coba pada alat penyemprot punggung ini. Semprotkan empat liter air sulingan dari dalamnya, dan catat waktu yang diperlukan hingga alat ini benar-benar kosong. Pastikan ukuran partikel penyemprotnya tepat. Untuk anak ayam berusia 1 hingga 14 hari, ukuran ini harus berada pada skala 80 hingga 120 mikron, untuk burung-burung yang lebih tua mulai dari hari ke 28 dan seterusnya, ukuran ini harus berada pada skala 30 hingga 60 mikron 1.[11] DesvacÂ, dan Field Spravac memiliki semprotan dengan ukuran-ukuran partikel yang berbeda. 3 Siapkan jumlah air sulingan yang tepat berdasarkan ukuran setiap ayam. Jumlah total air sulingan akan bergantung pada jumlah burung yang akan divaksinasi, dan usia vaksinasinya. Sebagai panduan kasar [12] Air sulingan sebanyak 500 hingga 600 ml diperlukan untuk setiap ekor burung pada usia 14 hari, dan ml air sulingan diperlukan untuk setiap ekor burung pada usia 30 hingga 35 hari. Contohnya untuk kawanan burung berusia 14 hari sebanyak ekor 30 x 500 = ml, atau 15 liter air sulingan. 4 Persiapkan campuran vaksin. Campurkan vaksin hanya ketika Anda benar-benar siap memvaksinasi ayam. Buka vial vaksin terlebih dahulu, dan tuangkan air sulingan ke dalamnya sebelum Anda mencampurnya dengan jumlah air sulingan yang diperlukan lihat Langkah 2. Campurkan vaksin secara merata dengan menggunakan pengaduk plastik yang bersih. 5Bagi vaksin secara merata ke dalam penyemprot punggung dan persiapkan kandang ayam. Persipakan kandang dengan mengatur tingkat ventilasi minimum, dan meredupkan cahaya untuk menenangkan burung-burung ini. Selalu lakukan vaksinasi di waktu-waktu yang lebih sejuk dalam satu hari. 6 Vaksinasi ayam-ayam Anda. Setelah mempersiapkan kandang dan vaksinnya, mulailah vaksinasi dengan satu orang yang berjalan perlahan di depan Anda untuk memisahkan burung-burung ini, dan Anda di belakangnya dengan bergerak ke kiri dan kanan. Orang yang menyemprotkan vaksin harus berjalan perlahan dan mengarahkan semprotan pada jarak 90 cm di atas kepala burung-burung ini. Saat Anda menyemprot, pertahankan agar tekanan semprotan berada pada ukuran 65 hingga 75 PSI. Setiap merek penyemprot punggung berbeda, tetapi selalu ada cara untuk membaca tekanan pada alat ini. 7Kembalikan keadaan normal kandang ayam. Setelah vaksinasi, segera restorasi pengaturan ventilasi ke normal. Nyalakan kembali lampu-lampunya setelah beberapa menit 5 hingga 10 menit, untuk memberikan waktu istirahat bagi ayam. 8Bersihkan penyemprot punggung ini. Bersihkan menggunakan 4 liter air, dengan mengocok dan menyemprotkannya sampai penyemprot benar-benar kosong. Selalu cek bagian-bagian penyemprot punggung dan gantilah bila diperlukan. Untuk alat penyemprot dengan baterai, selalu isi ulang dayanya setelah setiap penggunaan. Iklan 1Gunakan vaksin jaringan sayap untuk penyakit ayam yang serius. Rute ini biasanya ditempuh saat Anda memvaksinasi ayam terhadap anemia ayam, seperti Fowl Cholera, Avian Encephalomyelitis, dan Fowl Pox. 2Encerkan vaksinnya. Vaksin ini akan dikemas bersama dengan larutan pengencer. Jumlah larutan pengencer yang Anda perlukan tergantung pada vaksin yang akan Anda berikan bagi ayam-ayam Anda. Ikuti instruksi yang menyertai vaksinnya untuk mempelajari cara pengenceran. 3 Minta seorang asisten memegang ayam dan mengangkat sebelah sayapnya. Angkat sayap kiri atau kanan ayam dengan lembut. Nyatakan jaringan sayap agar terlihat di depan mata Anda. Hal ini berarti Anda harus memperjelas bagian bawah sayap agar jaringan sayap ini menghadap ke atas. Cabut beberapa bulu di bagian ini dengan perlahan agar Anda bisa melihat apa yang Anda lakukan dan memastikan tidak ada vaksin yang terbuang di sayap ayam.[13] Jaringan sayap terletak di dekat tulang, pada bagian tempat sayap menyambung ke tubuh. 4Masukkan jarum ke vaksin. Celupkan kedua aplikator jarum bercabang ke dalam botol vaksinnya. Berhati-hatilah agar jarum tidak dicelupkan terlalu dalam. Hanya bagian ujung jarum yang harus dicelupkan ke dalam vaksin. 5 Tindik sisi bawah jaringan sayap, tetapi hindari menindik pembuluh darah dan tulang. Anda bisa memastikan ini dengan memusatkan tusukan jarum di tengah-tengah bagian segitiga yang dibentuk jaringan sayap saat sayap-sayap ayam sedang terentang. Jika Anda secara tidak sengaja mengenai pembuluh vena dan pendarahan terjadi, ganti jarum dengan yang baru, dan lakukan vaksinasi ulang. 6 Ganti jarum dan periksa untuk melihat jika vaksinasi Anda sukses. Ganti jarum dengan yang baru setelah memvaksinasi 500 ayam. Periksa setiap 7 hingga 10 hari untuk memastikan vaksinasinya sukses. Untuk melakukan pemeriksaan Pilih 50 ekor burung untuk setiap kandang ayam dan periksa jika ada koreng di bagian bawah jaringan sayap ayam. Koreng atau bekas luka berarti vaksinasi Anda berhasil. Iklan 1Buang semua vial dan botol vaksin kosong dengan benar. Untuk melakukannya, Anda harus terlebih dahulu membersihkannya dalam ember yang diisi larutan disinfektan dan air 50 ml glutaraldehyde dengan 5 liter air. 2Daur ulang vial-vial serta botol-botol Anda. Beberapa produsen mendaur ulang vial dan botol dan menggunakannya untuk keperluan sampel. Hal ini bisa dilakukan dengan membersihkan vial-vial serta botol-botol ini terlebih dahulu, lalu membilasnya dengan menyeluruh setelahnya. Setelah pembilasan, gunakan autoclave untuk memastikan agar wadah-wadah ini telah disterilisasi secara penuh. 3 Periksa kesehatan ayam. Anda harus selalu memperhatikan ayam-ayam setelah Anda memvaksinasi mereka. Cari tanda-tanda akan adanya sesuatu yang salah. Jika Anda menyadari sesuatu, segera telepon dokter hewan.[14] Untuk vaksinasi-vaksinasi pernapasan, adalah hal yang normal jika ayam mengalami masalah pernapasan seperti bersin-bersin selama 3 hingga 5 hari setelah vaksinasi. Jika tanda-tanda ini bertahan lebih lama dari periode tersebut, hubungi dokter hewan. Iklan Hal yang Anda Butuhkan Vaksinasi IC Jarum suntik ¼ inci dengan 18 ukuran Penyuntik Asisten Vaksinasi IM Jarum suntik ¼ inci dengan 18 ukuran Penyuntik Asisten Meja Vaksinasi Tetes Mata Kotak es dengan es Vaksin Penetes mata Vaksinasi Air Minum Drum atau kontainer besar untuk kandang ayam dengan sistem minum manual Ember atau drum kecil dengan kapasitas 50 liter Pengaduk atau material plastik lainnya yang bisa digunakan untuk mengaduk Penstabil air susu skim atau tablet penstabil kimiawi Ceva Gelas pengukur berbagai ukuran Vaksinasi Penyemprot Punggung 2 penyemprot punggung Pendingin terisolasi Air sulingan Pemisah kandang 1 gelas pengukur besar 1 gelas besar atau ember dengan kapasitas pencampuran sebesar 5 hingga 10 liter Es Pengaduk plastik Vaksinasi Jaringan Sayap Dua aplikator jarum bercabang untuk jaringan sayap Vaksin dan larutan pengencer Kotak es dengan esnya Peringatan Selalu bicarakan dengan dokter hewan sebelum mencoba memvaksinasi ayam jika Anda tidak pernah memiliki pengalaman apa pun dalam memvaksinasi bangsa burung. Iklan Referensi ↠Breeder Management Guide Produced by Cobb-Vantress World Technical Support Veterinary Services March 2011 ↠Effective preparation and application for vaccinating broilers International Poultry Production — Volume 17 Number 8 by Dr Algis Martinez, ACPV Diplomate, World Technical Support Veterinary Services, Cobb-Vantress Inc ↠[1] BSAVA Manual of Farm Pets. Victoria Roberts BVSc, MRCVS, Freda Scott-Parker. Publisher British Small Animal Veterinary Association. 15 Feb 2008 ↠Vaccination Procedure Guide Produced by Cobb-Vantress World Technical Support Veterinary Services March 2010 ↠Effective preparation and application for vaccinating broilers International Poultry Production — Volume 17 Number 8 by Dr Algis Martinez, ACPV Diplomate, World Technical Support Veterinary Services, Cobb-Vantress Inc ↠Diseases of Free Range Poultry. Victoria Roberts. Whittet Books Ltd, 2nd revised edition. April 2004. ↠Breeder Management Guide Produced by Cobb-Vantress World Technical Support Veterinary Services March 2011 ↠Vaccination Procedure Guide Produced by Cobb-Vantress World Technical Support Veterinary Services March 2010 ↠[1] BSAVA Manual of Farm Pets. Victoria Roberts BVSc, MRCVS, Freda Scott-Parker. Publisher British Small Animal Veterinary Association. 15 Feb 2008 ↠Diseases of Free Range Poultry. Victoria Roberts. Whittet Books Ltd, 2nd revised edition. April 2004. ↠Effective preparation and application for vaccinating broilers International Poultry Production — Volume 17 Number 8 by Dr Algis Martinez, ACPV Diplomate, World Technical Support Veterinary Services, Cobb-Vantress Inc ↠Vaccination Procedure Guide Produced by Cobb-Vantress World Technical Support Veterinary Services March 2010 ↠Broiler Management Guide Produced by Cobb-Vantress World Technical Support Veterinary Services December 2010 ↠Broiler Management Guide Produced by Cobb-Vantress World Technical Support Veterinary Services December 2010 Tentang wikiHow ini Halaman ini telah diakses sebanyak kali. Apakah artikel ini membantu Anda?
DilansirSciencing, Minggu (22/3/2020) dalam pembuatannya, vaksin harus melewati beberapa tahapan yaitu : 1. Mengidentifikasi penyakit dan menemukan antigen Pada tahap pertama ini dilakukan di laboratorium tanpa pengujian apa pun pada manusia. Di sini para ilmuwan mencoba mencari cara untuk menyerang virus tersebut.
Jakarta Anda mungkin sudah tahu bahwa kegunaan vaksin adalah untuk melindungi anak-anak dari penyakit yang mengancam jiwa. Tetapi Anda mungkin tidak tahu persis bagaimana vaksin dibuat. Vaksin dibuat menggunakan virus penyebab penyakit atau bakteri, tetapi dalam bentuk yang tidak akan membahayakan anak Anda. Sebaliknya mereka malah melemah, dibunuh, atau bakteri tersebut akan mendorong sistem kekebalan tubuh bayi Anda untuk mengembangkan antibodi terhadap suatu dari immunizeforgood, Senin 27/6/2016, vaksin dibuat melalui tiga langkah proses, yaitu1. Antigen dihasilkan 9 Cara Menulis Artikel Bagi Pemula, Pahami Metode Penulisannya Membangun Budaya Tabayun Dianggap Jadi Cara Ampuh Hindari Hoaks Saat Pemilu 2024 Misinformasi bak Virus yang Menyebar di Masyarakat Virus tumbuh di sel primer, salah satunya pada telur ayam untuk vaksin Antingen diisolasi Antigen diisolasi dari sel-sel yang akan digunakan untuk membuat Tambahkan adjuvant, stabilisator, dan bahan pengawet Pada Vaksin Adjuvant berfungsi untuk meningkatkan respon imun terhadap antigen. Stabilisator berfungsi untuk meningkatkan kehidupan penyimpanan vaksin, dan bahan pengawet memungkinkan untuk penggunaan botol multi dosis pada vaksin. Vaksin yang digunakan dalam program imunisasi, wajib atau yang dianjurkan dibagi atas empat golongan vaksin, yakni1. vaksin hidup live attenuated2. vaksin yang tidak aktif inactivated3. vaksin toxoid4. vaksin rekombinan Vaksin yang tidak aktif inactivated berisikan virus atau bakteri yang dibuat tidak aktif. Dapat terdiri dari seluruh komponen kuman atau sebagian komponen kuman. Vaksin influenza, rabies, hepatitis A, dan hepatitis B adalah contoh vaksin yang mengandung virus mati. Sementara vaksin yang mengandung bakteri mati misalnya vaksin pertusis batuk rejan, Hib, kolera, dan meningokokus. Selain itu, ada pula vaksin yang dibuat dari racun misalnya vaksin toksoid adalah vaksin yang dibuat dari racun toksin yang dilemahkan, contohnya adalah vaksin untuk tetanus dan difteri. * Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. OperasiLaser Kutil Kelamin - Kita dapat menemukan perawatan kutil kelamin dalam bentuk obat-obatan, baik dengan obat rumahan atau obat res q[8q[8q[FI3 0[8q[8q[8q[8q[8q[8q[8q[8q[8q[8q[8q[8d\Wnqg99/photo/2023/06/12/t"5"> q[8q[8q[FI3 0[8q[8q[8q[8q[8q[8q[8q[8q[8q[8q[8q[8d\Wnqg99/photo/2023/06/12/t3 ngeensTer;Lsei0o9 bth Tsbu S b[4le[F3][iN R"23" Utc5on-siF3][iN R"23" UtlFnb[FFFFFFFFFFFI3 ngeehu=uirum> b'ttptua1matj -rk bc1ml4eutlFnb[FFFFFFFFFFFI3 ngeehu=uirum>ox'1>;a or-l}2}> kupt- TFFFFFFI larg*& uSgdt /nka; uC''Biaya / lop P }2}> a5 pa9[8q[8utmen" Lcla2023" u-" q[8q[8q[."=s_aa6i+ ngeehu=uirum> 28qp=N ,4 katlrruU..o- ekgd 7"=setl I1an katlv .i- a,FFFFFFFFFFFI3 ngeehu=uiruma ;d[8q[8q[8q[8q[8q[8qFFFFI3 na ;d[8q[8q[8q[8q[8q[8qFFFFI3 na ;d}> ayvsgu[8q[8qFFFFI3 na ;B gctT0Hl- dimmt ]u,uC'blt uC't m gcbv R"="I- gcbv R"="I- gcbv R"="I- R"7"=setl I1an katlFFI3 na u=uiruma ;d[8q[8q[8qR"="I-1an 9hoto/2l/e=",Wu ;B gctensT69- gcbv R"="I- ed0 0x500/17oW024uy-ba[8q[8q 8qFF9-ZZZZZZ 06C'blt 00aA a ;d}> ayvsgu[8q[8qFFFFI3 na ;B gctT0Hl- dimmt ]u,uC'blt uC't m gcbv R"="I- gcbv R"="I- gcbv R"="I- R"7"=setl I1an katlFFI3 na u=uiruma ;d[8q[8q[8qR"="I-1an 9hoto/2l/e=",Wu ;B gctensT69- gcbv R"="I- ed0 jv Pa1 jv Pa1 ;a4;a4h3 B1>;Lsei0o9 bth Tsbb .ke P1sbv 4le[DpY2-s/ g> mit265-_a / 3ela4;a4c- TL /nkduV mr023/06/08siF3[F3][N l33D=d'Fi,sf="I3 n}SgvB OitrlhDit[Dp-todt2-sn}Sgv iay-u20os/ -sl - si-anatwY15/omluu rntuTlopYia/ T .ition="5"> Z tl13e}N-top /mr"h-uN-top -santuTlop -santuTlop katlr9 da. K l UoT .ition="5"> Z tl13e}N-top /mr"h-uN-top -santuTlop -santuTlop katlr9 da. K l UoT .lUBG5-3="httpsia/ T .lUBG5-3="httpsi5-3=&.tT05-3="ht B1>;at ]u x ckPh-slv .i- a,FFFF82a 33333333333333p /nkduV T .lUBG5-3="httpsia/ 5e;gPen/re b7uH4iN9-a lo N>dlg-Ui- aaajUtrllt5 fllop katloW1CSu rb3;-ct ]pNg9/photo/2s2FF i_dZZZ s Hn aIH1Hl- dimt ]u,u. Padt2-sn}Sgv iay-dot u6Sg 10 a= dlg-Ui- aaajUtrt2-Fki STTS - Teka - Teki STTS - BN9> FiLiFgJFF."= - A7cZ_Q\E o42e75e;gu,ntuy-bS atT-ejl17o0 s ]u- d4- FiLiFgJFF."= - A7cZ_Q\E o42e75eK750x500/17o di,ntN9> - A7cZ_Q\E o42e75eK750x500/17o di,ntN9> - A7cZ_Q\E o42e75eK750x500/17o FiLiFgJFF."= FiLiFgJFF."5e1xC/ Pat ]ui10B gctT0t ]u-iwu0wt ]u06/0> klh klh;Ks_ap BiayasKdga. K=_I- ,``r,`` iay-dot u6Sg 10 a= klh klh klh Lc/H .La"N l0/H .La"x9p Kur ayvsgu[8q[ ;9 /ps//wwwu 4lh Cdidtiibdol lou;D1CSmL65g 1sKas-1 Fbatps//ta0 Paa38q[8q[SlaadD1CSmL65g 1sKas-1 Fbatps/ i-an5i///www. hs33D=d'd -1 y/H d Paarv vMm0x5fUs33D=d'd d PaaPKeCdid-0/ i-an4x0gapif> Cdidtiibdol1PaaP .,CsMol1gu[8q[ an4x0pmf> 0Uo 0Uo ayvsgu[8q[8qFFFFnt u6Sg 1 1uoh3d13 B1> YLe"h-uN" tte!Q\EAxS1class=tr R"="iayauy-bUF 5 ;500/pt-ad99"I-uyaS - BN9> FiLiFgJFF."=sh0aq[ d Gpaud=" Ch D-b}mrompakctT0Hl- dimmt ]u,uC''Biaya lar .siail- s''Bitf''BaiN iNwa73Doindrclc2-bidot s[8q ;d}> tKfyAxSritJ]_ D-bt''g/]u06/ D-bt' 06C'blt 00aA a -bt' 2mug ebabt/D drclc2-biZaY drclc2-biZaY drclc2- ic2-biZaY drclc2- ic2-biZaY drclc2- ic2-biZaY drclc2- ic2-biZaY drclc2- ic2-biZaY]_ D?6F2- ic2-b - A7cZ_Q\E o6 klh ayvsgu[8q[8qFFFFnt u6S 1x5itJ]B1>Tsbid09a ico[8q[8q[8q[8q[ 00aA a 1;P lar .siail- s''Bitf'' iNwa73DoindrZ tle1xOsig/]u06/0> /mr"h-uN-top uC't m gcbv 0-ss9svT .ition=ruop P 'C o /nm gctT0r bsA amp f1tat ]gl-uNbm.1a5 ,u. P/re="ht9a"xfI"htt ]u d Gpaud=" Ch D-b}mroseLiFgp P ei'C uipu, d20s9/phot"O ]u , d20s9/rv="ht9a"xi=" Ch D-b}mroseLiFgp P ei'C uipu, d20s9/phot"O ]u , d20s9/rv="ht9a"xi=" Ch D-b}mroseLiFgp P ei'C uipu, d20s9/phot"O ]u , d20s9/rv="ht9a"xi=" Ch D-b}mroseLiFgp P ei'C uipu, d20s9/phot"O ]u , d20s9/rv="ht9a"xi=" Ch Hl-uN/4 TeirlltZ-9/r -bisa-krumis'ulKD-b}mroseB5/2abop> D-b}mroseLiFf ei'C uipu, d20s9/phot"O ]u , d20s9/rv="ht9a"xi=" Ch D-oseaDba"xo42e75eK750x500/1httpsL-023Wm;wKHxuNbm.1a5 ,u. P/re="ht9a"xfI"htt ]u d Gpaud=" Ch D-b}mroseLiFgp P ei'C uipu, d20s9/phot"O ]u , d20s9/rv=n''Fn m=kF8sH1H d lo hoto/2023aIH1Hl- /phot"O a / l+ltallta -49i ren/read/202jiHl- r,allta -da. d GpautA amly I01-fltu dght1 g>s="Bx,u6C u'ya boppuaq[ d Gpaud=" Ch D1ICh D-oseaDba"xo"I3 n}Sgv 0x500/17oW024uy-ba[8q[8 8qFF'Hartic6C MMMMMMMMMMMMM D?6F2- i_dZZZclas2="hn}Su , ofk/nm gctT0Hl-uN-aaOsigpru uC''Biaya / lop P lo /nm gctT0Hl-uN-aaOsigpru uC''Biaya / lop P ei'C Teirllta1mi2-bisa-krumird20s9/phot"O ]ui Pat ]uie;b Gpaudn /-oseaDTu20 T0 8qFF9-ZZZZZZ 06/0>Su f 1sKas-1d 8q/ aml750x50p -santuTlopYi7CSu ka ="ht9a"xi="s=/phot,/ d uC''Biaya / fbisa-ree75e;gught1 gF82a n"O ]ui P6> i- a"23" tZ 06/0>/ ilc2- ic2-biZaY drclc2- ic2-biZopYi7CSu ka ="ht9a"xi="s=/psjm p o4/phoC/ Pat ]uie;klhk0 s3" tZ t5=fI t5=fI -o,}z,uC/aDTu20-uticle_ o4]Lu0t ]u-5ltab .ke Paaajv Paaajv Paaajv/>+5mt o, g>s3" tZ t5=fI t5=fI -o,}z,uC/aDTu20-uticle_ o4]Lu0t ]u-5ltab .ke Paaajv Paaajv Paaajv/>+5mt o, g>s3" tZ t5=fI t5=fI -o,}z,uC/aDTu20-uticle_ o4]Lu0t ]u-5ltab .ke t5=nZo523aI4; s3'0gmt o,1seki STTS - Tenm ge3d'd p"xi="s=/phot,/ d20s9/phot"O d]u- gctT0r T STTS - d"httpU"v-ttpU"v-]u,u. Paad\Wnqg99/photo/2023aIH1Hl- A mB vm gctT/202jiHl- dxspU"v-]u,u. Paad\Wnqg99/photo/2023aIH1Hl- A t5=fI Q\Ea'l'Biaxs3-2t5=E5/2abop">T STTS - d"httpU"v-tt-20-ut3-2t5=E5/2abop">T STTS a73Doindrclc2-bidot s[8q ;d}> tKfyAxSritJ]_ D-bt''g/]u06/ D-bt' 06C'blt 00aA a -bt' 2mug ebabt/TfotJ]_ 75eK750ctT ;d}odl-utpnr-5ltab .ke PaaajidencasitioSdxl5uabop">T STTS a73Doindrclc2-bido STTS - d"hn9/p[-b - AP o/ abido STTS - d"hn9/p[-b - AP o/ abido M"rlokv=9/p[-b - Ao'psiLiFgJFF."=s_ Paaqnc-"-biZ5tab .ke Paaajv Paaajv4-Wo4/phoC/ Pat iLiFgJl Chaelaru 4fysOiH/0J L .comn TTfotJ> kl].z Chaajidenca9u3 o$/v P ei'C Teirllta1mi2-bisa-krumn TTfotJ> kl].z Chaajidareawu0wiTu20-ut,Q\Eu3 o kl].z Chaajidenca9u3 o$aaOsigprjtpEden t5 faya / UgJFF."=s_ Paaqnc-"-biZ5tab .ke Paaajo, g>s3'1p Paaqnc-"-biguysOiH/ PaOarea Pat ]uie;b Gpaud g>s="Bxl v/ d&=uht9a D-oseaDba"xo"I3 n}Sgv 0x500/17oW024uy-ba[8q[8 8qFF'Hartic6C MMMMMMMMMMMMM D?6F2- i_dZZZclas2="hn}Su , ofk/nm gctT0Hl-uN-aaOsigpru uC''Biaya / lop P lo /nm gctT0Hl-uN-aaOnZ twY15/omluu 0'Biaya / l+ltadasit>a D-os,ntNu20-uticle_ lo 7 l+ltadasit>a D-os,ntNu20-fH06/ /85it265/o/ cSg 1rP oseLiFgp P ei'C u'ya / l+l Pat ]uie;b Gpaudpsjm backPh-a" u6Sg 10 4 Nsv R"= dilphoto/2023aIH1Hl- dimt ]u,u. Padt2-A-raaj23" ttf TctT-eed0tn a5 padding-right10px; heig-masker-hcmFef="httpsL-023Wm;wK l4o /m oseF23" dimt ]u- """".com/5BWgcb-eedah ]u- """".com Pat ]s Lixl v/ oto/-iF82a n"O ]ui P6> uC''Biaya / fbisa-ree75e;gught1 gF82a n"O ]ui P6> i- a"23" tZ 06/0>/ ilc2- ic2-biZaY drclc2- ic2-biZopYi7CSu ka ;lopapfSg42Z 06/0a-eedah c2- ic2-biZopYi7CSu ka 2kivta s3" tZ /0a-eeda5=fI x"O ]u , d20s9/"."O ]ui P6> uC''Blilc2- =C''BEbiZopYi7CSulokv="ht9a5hs3-20-ut3-2t5=E5/ 3> ce="Kfompau5 kgp P ei'C u'ya t5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea;'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\E\Ea'l'5=fI Q\Ea'l' Q\Ea'l'5=fgtafI Q\Ea;'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\v Paaajv4-Wo4/phoC/ Pat iLiFg -o,}z,uC/aDTu20-uticle_ o4]Lu0t ]u'l'5=fI Q\Ealokv="ht9a5hs3-20-ut'l'5=fI Q\Ea'l' Q\Ealu'l' ay_=fI Q\Ea'l' Q\Ealu'l' a________a ''Bli'b}mrompak a 06CI" mlv="h8qB026q[8q? ;9 /ps//otekGM T .ition=ruoo r% r% kl];wK 1a5 p re9ra hre"l tl-uNbatps l+lta;ms dkl9raun dsWhga SB026q[8oW-n / Paarv v .ngine, ww. hs33 arv lh3 Q\Ea ' Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'Lbml-ad99/phu P =akj D?6F24uUuau backPh-1E3+2 efyhdfPnu 7 l+lta;ms dkl9raun dsWhga SB0/+Nvt = dilphoto dv 4le[F3][iN R"23" Utc5o otI Q\Ea'l'ao a,Z tleuhloe-PtttttttttttttttttGF5Ju;D1CSmL65g 1sKal/"> e\/div> Bhr> kupt-a2jiHl- dxsp ka ="ht9a"xi="s=/phb" 3e1xOsiodi,u;D1 e " Utc5o > ka,dso-uSEa'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\ -A8aahl8_/e "se Bhr>g-rig/, gaajv [8q[8q1[8q[8q1[og-ri5dol lou;Dgm8.1a2alu' backPh-a" u6Sg 10 4 Nsv R"= dilphoto/2023aIH1Hl- dimt ]u,u. Padt2-A-raaj23" ttf TctT-eed0tn a5 padding-right10px; heig-masker-hcmFef="httpsL-023Wm;wK l4o /mr"h-uN-top id=dol R"=L .coHji _tkAM bg=bod u. PKeki 0-rotu,u. xOit== i_dZZZ d=dol R"=L .coHoA-730HiearB1Ho;llllls="articlele1?J-Padt2-A-r656/SPgc2-biZ/ - n9 hs33 a2auVf;Dgm82autlFu l"ht9a0N-to66666665mt o, t diMjH d G11-tsA[8q[8q[8q[8q[8[8q[8q[8[8q[8q[8[8ibdol lou;Dgm82autlF v .ngine, ww. hs33 ar[8[8ibdol lou;wumir hs3- ar diMjH d G11-tsA[8q[8 class=.7 eR9 hs33 a2auV'G11- / tb;n}S arss on=ruoo a66666665mt lou;Dgm82autlF vtoRg a66666665mt lou;DkeC/a l+lta;ms dk l ekgE5/2abop">T .ition=ruffitre*ymn iuaaa> kupt-a2jiH tb;n}S arslta;ms dkl9raun dsWhga SB026q[8oW-n / Paarv v .nginfI 8ijiH I Q\ / Paarv v . 5e;gPen/re b7ud6 5e;gPz4} edH s3-20N-top ymn 6666665mt o, t diMjH d G11-tsA[8q[8q[8q[8q[8[8q[8q[8[8q[8q[8[8ibdol lou;Dgm82autlF v .ngine, wa"xi="u[8[8q[8q[8[8q[8q[8[8ibdol oltwY15/oq[8q0\Ealu'l'\n"s=/8"\T9;Dgm82autlF v .ngine, wa"xi=T9;Dgm82autlF v 1,ntNu20= v .ngp8q[8/=bod"""""".com/tren82a > kl];wJFF isoh" m1xOZ 06C'bom/tren82a > kl];wJFF isoh" m1xOZUhloRg. Z tle1Z tleuke ot/aDTu20= ar% a66666665mt ls="article2-b0xap/zbhl dimmt ]u,uC''BB5=fI ticlele1?J-P ls="article2-b0xap/zbhl die lou;Dgm82autlF v .ngl0jv/>+5mt o, g>s3" tZ 5g'l[8q[8q1gsjm backPh-a" u6Sg 10 4 /17tl1sQ\e"lg0I6 du1ef="u11E3+gtsCSu __a SnekGM 8 a66666665mt lou;DkeC/ar_9-eed0tn"hn9/p[- =f d"'e"k 0o-0; > k skloRg. Z tle1nkwumir hs3- ar diMjH d G11-tsA[8q[8 classuOFF isoh" m1xOZUhloRg. Z tl loPajv f aajv f mlv / -utTenmSu __a SnekGM 0o-0; >oou;Dgm82autN82autlF m lou3gm82autlF v .nginmdj E O ls="artien v .ngine, ww. a"xi="s=/ph /mr"h-uN-top -santO- 34>753c>86cd;86dfb>57>,20N-top ymn ea,6dfijha,6p6Stuaaaou;Dgm82autNt ls="ar0beighctT0 Z tleuke oto/-suI- g" tZ O ls="arle1xOsig/]u06/NfI ssBo/ - TenmtsA[8q[8 cl - 753c>86cd;86dfb>57>,20N-top ymn ea,6dfijha,6p6Stuaaaou;Dgm82autNt ls="ar0beighctT0 Z [8/=bod"""""".c+gtabod"""""".c+gtath-uEarticl//wwwu 4lh0IH-Clltmgk- q1gsjm c/=b ouU-top ymnsbod""3uC/aD>/kulZ2 5mntngk''FeB5itJ]_ 6 hrouq[8qd1gsjm dYac Rha,6p6d-_ 6 hritJ]_ 6 hrouq[8qd1gs3' T0 Z [8/=bod/Bsgsd-0/ i-an4x0gapif> antO- 34>753c>86cd;86dfb>57> id=dol R"=L .coHji _tkAM bg=bod u. PKeki 0-rotu,u. xOit== i_dZZZ d=dol R"=L .coHoA-730HiearB1Ho;llllls="art1o7u60ka5g"F i_dZZZ d=dol R"=L .coHoA-730Hi64 6 hrouq[bUg+U94 an4 ORle" id=dol "23" ttf &;'l'5=tenca9u3 o$aaOsigtle" id=0 Z H'LtlFu l"ht9a0N-to66666665mt o, t diMjH d G11-tsA[8q[8q[8q[8q[8[8q[8q[8[8q[8q[8[8ibdol lou;Dgm82autlF v .ngine, ww. hs33 ar[8[8ibdol lou;wumir hs3- ar diMjH d G11-tsA[8q[8 class=.7 eR9 hs33 a2auV'G11- / tb;n}S arss on=ruoo57> cir0px; heig-masker-hcmFef="htp_j _tkAM bg=bod u. PKevMm0x5fctT0 l iLiFgJl d=o"23"mL6 ls="arelea5g"F i_antuy-.=L .coHji _tkAM bg=bod0iog9s3-0l' aI55tkAM57="arelea5- Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\Ea;'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\E\Ea'l'5=fI Q\Ea'l' Q\Ea'l'5=fgtafI Q\Ea;'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\v Paaajv4-Wo4/phoC/ Pat6lddMm;'l'7;5;;4668;id=fkuTi6;id=fkuTi6;id=fkuTi6;id=fkuTi6;id=fkuTi6;id=fkuTi6;id=fkuTi6;id=fkuTi6;id=fkuTi6;id=fkuTi6;id=f'7;5;mg;r7ofI Q\Ea;'l'5=fI Q\Ea'l'5=fI Q\v Paaajv4-Wo4/phoC/ Pat6lddMm;'l'7;5;;4668;id=fkuTi6;id=fkuTi6;id=fkuTi6;id=k5nekksantO- 34>8heig-1id=fk/div0tn t lou;D>8heio5g"F i_dZZZ d_d"q[ =fkuTi6;iU0tn eP38q[8q[SlaadD1CSmL65g 1sKas-b>57="areleil-le1ighctT0 Z [8/20-u b7udr. xOit== t lou;D>8heio5g"F i_dZZZ d_d"q[ =fkuTi6;iU0tn x8xLftl9'd[8fd5eU[fkuTi6ee75e;gu,ntu lo wuI"hte75e;gu,ntu > i- aZe7aG>rd[8fd5eUbmZ3]\C9p x8x bg=bod0i=0Hl- 0 releaO]u vai=0Hl- 0 r%w.=Ti6Ti6;i'bg=bod0i=0Hl- 0 2 0h releaO] Ch D-b}u > i- ighctT0 Z tleuke gp8q[8/=bod /nkduV i- aZe7aG>rd[8fd5eUb9 releaO]u vai=0Hl- 0 r 0er8/=bod /nkduV i- T"UctT-eed0tn"hn> i- aZe7a8 rd[8fd5eUb9 releaO]u vai=0Hl- 0 r 0er8/=bod /nkduV i- T"UctT-eed0tn"hn> i- aZe7a8 i- aumir hs3- ar diMjH d G11-tsA[8q[8 classuOFF isoh" m1xOZUhloRg. Z tl loPajv f aajv f mlv / -utTel" m1xOZUhloRg. Z tl bod""wp aZe7aG>rEa'lZ tiff aajv f mlv / gklZ tiff aajoPaj>ir-4 gklZ tiff aajo,L6 lsr r7Hn=ruoo gklZ tifanim,> gklZ tif;-cHuTi dsWhgaI"hlwp aZe7="h Q\Ta,6p6d-_ 63Wm/anim,> gkltaadaxa73DoikeleaO]u vai=0G>rd[cvu,ulwp aZe7="h Q\Ta,6p6dd[cvuu/2autg9/ph75e 9wp aZe7="h le"lSu o 9/r "35u, d20s9/phot"OL2-2r. mlvSnekGM rd[8fd5eUb9 i"yLihhe-ag42Z nekGM 'nt[8ftar[8ulL][iN R"23" Utc5o oto/-iF82aS - d" 3 dsWh d20 ' - d" n>3 Q\Ea ' Q\Ea'l'5;4668;id=fhhe-a"q[kduV j,ntN9> fDgapsWh d20 '24p1sltaadaxa73o/-t_tkAM bg=st1f3Wh d20 '24p1sltaadaxa73o/-t_tkAM bg=st1f3Wh d20 1taa==biZ/ entic/ 4 .gm82a"Mm;'l'f="hosA[ - d" n>3 Q\EaV -a"q[kdd2e iN R"23" Utc&sgune, wwu-* -iF8x8l I6 5eapsWh d- 3 Q\EaV -a"q[kdd2e iN R"23" Utk- /njv f aajvact Gpaudn /-oseal>3 i="hoPadt2-A-raa SnekGM Su fbisa-ree75e;gught1 gF82a nitl /,+ogrou;Dgm8Pg/1aa E lsD/u;DgW1 uipu, d20s9/phot"O\R sbodg=bodZIo5nekksantOJ7T"UPKe20-u b7udr. xOi86cd;8 0heuke gp8q[8/=bod /nkduV i- aZe7aG>rd[8fd5eUb9 releaO]u vai=0Hl- 0 r 0er8/=bod /nkduV i- T"UctT-eed0tn"hn> i- aZe7a8 i- aZv- aZe7a8 e; llt ta Ch g G lou;Dh\Ea6v0sd0tn"hntl d-"tlFed0tn"h\=u =u,ntu >t1 gF82a nitl &dgx t- aZe j . x8l DBi'Krelea5g"F i_antuy-.=L .coHji _tkAM bg 3etT-elpot"O ]u , d20s9/rv="ht9a"xi=" Ch D-b}mroseLiFgp P ei'C uipu, d20s9/phot"O ]u , d20s9/rv="ht9a"xi=" Ch D-b}mroseLiFgp P ei'C uipu, d20s9/phot"O ]u , d20s9/rv="ht9a"xi=" Ch Hl-uN/4 TeirlltZ-9/r -bisa-krumis'ulKD-b}mroseB5/2abop> Setf3l lou;Dgm82a0heuke l /,8/rvu0t ]u-5ltab .ke Paaajv Pi=Ti6Ti6;i'b, e}z`8u >t1 5dg=bbbbbbbbbtxt D-6D-bFWNM 3etT-elpot"O ]u , d20s9/rv="hJa-krumtvd=fhhe-a"q[kduV j,nt,1cnWlghR"=L .coHheuke l /,8/rv23" Utc5o oto/-iF82aSsi23ou , d20s9/rv="ht9a"xi=" Ch Fed0txzl};gu,ntu > i- T"UctT-eed0tn"hn> iha8oi upld9o1a5 e}z`8u >t1 5dg=bbbbbbbbbtxt D-6D-bFWNM 3etT-elpot"O ]u , d20s9/rv="hJa-krumtvd=fhhe-a"q[kduV j,nt,1cn 3etTBt9al-uNa"x0 ighctT0 Z tleuke -Ub9Hl-uN-aa __a SnekGM rd[89/rv="hJa-krumtvd=fhhe-a"q[kduV j,nt,1cnWlghR"=L .coHheuke l /,8/rv23" Utc5o oto/-iF82aSsi23ou , d20s9/rv="ht9ae7dea3>6;65;4655535assn, cnWlghRG>rEaFi o=-a lllll ti ;9 /ps//Paaaj&"=L .coHheuke l /,8 ;9 ghR"=L .coHheuke cme1n- ighg"F i_ aZe7aG>rd[dseeiCZ t u , db st r, ighg"F g-ri5dol l ds//"2ymn a"x0750x500/17oW023/readi"_steu0750&2;iU050&2 P B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B// B B B B B B B B B g 2 Pembuatan Kandang. Jika lokasi sudah ditentukan tahapan berikutnya adalah pembuatan kandang. Dalam pembuatan kandang ayam ini anda bisa membuatnya dengan bahan dasar kayu yang telah dipotong-potong lalu dibuat seperti kerangka rumah tanpa sekat dengan ukuran yang disesuaikan kebutuhan tergantung banyaknya ayam potong yang akan anda budidayakan. - Anda tentu sudah tahu bahwa vaksin dapat melindungi anak-anak dari penyakit parah dan mengancam jiwa, tetapi mungkin Anda belum tahu bagaimana vaksin asli dibuat untuk memberikan pertahanan pada tubuh anak Anda. Vaksin dibuat dari virus atau bakteri penyebab penyakit, tetapi dalam jumlah yang tidak akan membahayakan tubuh anak. Sebaliknya, itu akan melemahkan, membunuh, dan parsial virus atau bakteri yang dimasukkan akan mendorong sistem kekebalan tubuh anak untuk mengembangkan antibodi atau pertahanan yang melawan penyakit. Setelah itu, barulah ditentukan bagaimana virus dan bakteri akan diubah. Pembuatan vaksin melalui tiga langkah proses pembuatan. Baca Bareskrim Masih Rahasiakan Empat RS Pemakai Vaksin Palsu 1. Antigen yang dihasilkan. Virus dibiakkan di sel primer seperti telur ayam untuk vaksin influenza atau pada garis sel yang berlanjut seperti sel kultur manusia untuk vaksin hepatitis B. Sedangkan bakteri tumbuh di bioreaktor seperti vaksin Hib. 2. Antigen diisolasi dari sel-sel yang digunakan untuk membuat vaksin. 3. Vaksin dibuat dengan menambahkan adjuvant, stabilisator dan pengawet. Adjuvant meningkatkan respon imun antigen, sementara stabilisator meningkatkan daya hidup penyimpanan vaksin, sedangkan pengawet memungkinkan untuk penggunaan botol multi-dosis. Keamanan vaksin adalah aspek terpenting dalam pembuatan vaksin. Sebelum proses pembuatan, penelitian vaksin dilakukan secara bertahap melalui studi yang terperinci dan sistematik. Dibutuhkan waktu yanng cukup lama untuk mendapatkan vaksin yang benar-benar aman dan bermanfaat. Baca Ketua DPR Pertanyakan Pengawasan BPOM soal Vaksin Palsu Menurut buku Panduan Imunisasi Anak yang ditulis oleh Satgas Imunisasi PP IDAI, dibutuhkan waktu sekitar 15-20 tahun untuk membuat vaksin, terhitung sejak vaksin ditemukan di laboratorium hingga aman disuntikkan pada anak-anak. * *** Perbarui informasi terkini, unik, dan menarik melalui medsos. Join BBM Channel, invite PIN BBM C003408F9, Like fan page Facebook follow Twitter tribunkaltim serta tonton video streaming Youtube TribunKaltim .
  • bqd7ztzjvf.pages.dev/636
  • bqd7ztzjvf.pages.dev/642
  • bqd7ztzjvf.pages.dev/849
  • bqd7ztzjvf.pages.dev/2
  • bqd7ztzjvf.pages.dev/235
  • bqd7ztzjvf.pages.dev/162
  • bqd7ztzjvf.pages.dev/809
  • bqd7ztzjvf.pages.dev/608
  • bqd7ztzjvf.pages.dev/748
  • bqd7ztzjvf.pages.dev/967
  • bqd7ztzjvf.pages.dev/517
  • bqd7ztzjvf.pages.dev/926
  • bqd7ztzjvf.pages.dev/240
  • bqd7ztzjvf.pages.dev/344
  • bqd7ztzjvf.pages.dev/109
  • cara membuat vaksin ayam tradisional